87 Selama periode 2007-2008, nilai koefisien LQ1, artinya kontribusi sektor
perdagangan, hotel dan restoran dalam perekonomian Kota Tangerang Selatan lebih besar dari pada kontribusi sektor tersebut dalam
perekonomian Provinsi Banten. Hal ini dikarenakan bermunculnya pusat- pusat perbelanjaan baru pada tahun 2007 sampai 2008 masih marak di
wilayah Kota Tangerang Selatan.
6. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih
Selama periode 2007-2008, nilai koefisien LQ1 artinya kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih dalam perekonomian Kota Tangerang Selatan
lebih besar dari pada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Banten. Hal ini dikarenakan adanya dipengaruhi oleh sektor-
sektor lainnya yang mengguanakan sektor listrik, gas dan air bersih sebagai inputnya, diantaranya sektor industri yang pengolahannya sangat
tergantung pada listrik sebagai sumber utama energi penggerak mesin- mesin produksinya.
5.3.3 Pertumbuhan Dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan Kota Tangerang Selatan dengan Analisis
Shift Share SS
Untuk melihat profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kota Tangerang Selatan dilakukan melalui bantuan 4 kuadran yang terdapat pada garis
bilangan tipologi klassen. Tipologi klassen merupakan alat analisis yang dapat
88 digunakan untuk mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha atau komoditi prioritas
atau unggulan suatu daerah. Tipologi klassen dapat digunakan melalui dua pendekatan yang pertama adalah pendekatan sektoral, dimana merupakan
perpaduan antara alat analisis LQ dengan Rasio pertumbuhan. Tipologi klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan
karakteristik yang berbeda sebagai berikut: 1. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat kuadran I
Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju pertumbuhan proposionalnya yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan daerah yang
lebih luas dan nilai LQ 1. Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang dominan karena memiliki kinerja laju pertumbuhan
ekonomi dan pangsa yang lebih besar dari pada daerah yang lebih luas. 2. Sektor maju tapi tertekan kuadran II
Sektor yang berada pada kuadran II memiliki pertumbuhan PDRB yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang lebih luas,
tetapi memliki nilai LQ1. Sektor dalam kategori ini dapat juga dikatakan sebagai sektor yang telah jenuh.
3. Sektor potensial atau masih dapat berkembang kuadran III Kuadran III merupakan kuadran untuk sektor yang memiliki nilai
pertumbuhan PDRB yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah
89 yang tinggi tingkatnya, nilai LQ nya 1. Sektor dalam kuadran III dapat
diartikan sebagai sektor yang sedang booming 4. Sektor relatif tertinggal kuadran IV
Kuadran IV merupakan sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang lebih
luas dan sekaligus memiliki nilai LQ 1 Menggunakan tipologi klassen melalui pendekatan sektoral dapat
digunakan untuk mengkalsifikasikan sektor-sektor mana yang menjadi unggulan didaerah atau potensi untuk dikembangkan sehingga menjadi unggulan sektor
didaerah tersebut. Pengklasifikasian nilai-nilai yang terdapat pada 4 kuadran tersebut diperoleh dari nilai persentase Pertumbuhan Proposional PP dan nilai
Presentase Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Persentase PP dan PPW inilah yang nantinya akan menunjukkan pada kuadran mana masing-masing sektor
tersebut berada. Tabel 13. Nilai persentase PP dan PPW di Kota Tangerang Selatan
Lapangan Usaha PP
PPW
Pertanian -2
-3 Pertambangan dan Penggalian
9 -14
Industri Pengolahan -3
-2 Listrik, Gas dan air Bersih
2 -2
Banggunan 1
-4 Perdagangan, Hotel dan Restoran
5 4
Pengangkutan dan Komunikasi 2
-2 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
11 -5
Jasa-Jasa 7
-6
90 Pada periode 2007- 2008, sektor –sektor perekonomian di Kota Tangerang
Selatan tersebar dalam 3 kuadran, yaitu kuadran I, II dan Kuadran III. Sektor – sektor yang terdapat dalam kuadran I memiliki nilai komponen pertumbuhan
proposional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW yang positif.
Profil Pertumbuhan Sektor –Sektor Perekonomian Kota Tangerang Selatan Periode 2007 -2008
∆ Pertanian ■Pertambangan
☼Industri Pengolahan
10
♦Listrik,Gas, Air
8
♠Bangunan
6 ♣
♣ Perdagangan
4
○ Pengangkutan
2
►Keuangan,Persewaan
-10 -8 -6 -4 -2 2 4 6 8 10
12
◊ Jasa-Jasa
∆
-
2 ♦○
☼
-
4 ♠
- 6 ◊
►
- 8 - 10
■
91
Gambar 4. Profil Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang Selatan Tahun
Hal ini dapat diartikan bahwa sektor yang berada di kuadran I tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan mempunyai daya saing wilayah yang
lebih baik untuk sektor yang sama dibanding wilayah lain yang terdapat di Propinsi Banten yang berarti sektor pada kuadran I adalah sektor yang maju dan
tumbuh dengan pesat. Sektor unggulan yang termasuk dalam kuadran I adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Sektor kuadran II memiliki nilai komponen pertumbuhan proposional PP positif dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW yang negatif. Sektor
non unggulan yang masuk ke kuadran II yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor unggulan kuadran II yaitu sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Yang berarti sektor pada
kuadran II adalah sektor maju tapi tertekan dalam kategori ini juga dapat dikatakan sebagai sektor yang telah jenuh.
Sektor – sektor yang terdapat dalam kuadran III memiliki nilai komponen pertumbuhan proposional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilyah PPW
yang negatif. Sektor yang termasuk dalam kuadran III adalah beberapa sektor non unggulan, yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Kuadran III
menggambarkan bahwa kedua sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang lambat bahkan berkurang PP0 dan tidak memiliki daya saing wilayah yang
92 baik untuk sektor yang sama di banding wilayah lain yang terdapat di Propinsi
Banten. Berdasarkan analisis shift share, dapat diketahui bahwa sektor unggulan
yang mempunyai pertumbuhan yang cepat dan daya saing tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor listrik, gas dan air, sektor
bangunan, sektor pengangkutan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa memiliki pertumbuhan yang cepat tetapi tiadk
memiliki daya saing yang cukup baik. Sedangkan sektor non unggulan sektor pertambangan dan penggalian yang mempunyai pertumbuhan yang cepat dan
daya saing yang tidak cukup baik. Melainkan dengan sektor non unggulan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan pertumbuhan dan daya saing yang
kurang baik.
5.2.4 Potensi dan Prospek Pertanian Kota Tangerang Selatan