19
b. Faktor exsternal: yaitu minat yang terbentuk dari lingkungan sekitar
tempat tinggal individu, faktor lingkungan merupakan pengaruh terbesar dari terbentuknya suatu minat individu ini dikarenakan terlalu
banyak pengaruh yang masuk ke individu ketika ia berada di luar lingkungan internalnya.
Menurut Crow and Crow 1973 berpendapat ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat, yaitu:
1 Dorongan dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan dan
ingin tahu. Dorongan ingin makan akan membuat individu membangkitkan minat untuk mencari pengahasilan dan bekerja, serta
dorongan untuk ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membuat individu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, dan menuntut
ilmu. 2
Motif sosial, dapat menjadi faktor yang mebangkitkan minat untuk melakukan aktifitas tertentu. Mislanya minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbulnya karena ingin mendapatkan penghargaan dari masyarakat, karena biasanya orang yang memiliki
pengetahuan cukup luas orang pandai mendapatkan kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyrakat.
3 Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuskesan pada aktifitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat
minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilakan minat terhadap hal tersebut.
20
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak
berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor
manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.
12
B. Pekerja Sosial
1. Pengertian Pekerja Sosial
Pekerjaan sosial berawal dari perjuangan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan dan masalah-masalah yang diakibatkannya. Oleh
karena itu, pekerjaan sosial berhubungan erat dengan gagasan amal pekerjaan, tetapi harus dipahami dalam pengertian yang lebih luas.
Beberapa definisi pekerjaan sosial di bawah ini diuraikan sebagai bahan pengetahuan bagi penstudi, peminat dan pemerhati kesejahteraan sosial
tentang konsep pekerjaan sosial. Dalam wacana umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan
yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh karena adanya rasa mencintai sesama manusia altruism. Tentunya, bagi
para penstudi kesejahteraan, pemberian pertolongan, istilah awalnya dan berkembang menjadi pemberdayaan manusia akan lebih efektif dan efisien
kalau diperkuat dengan pengetahuan knowledge, keterampilan skill dan nilai value. Konsep-konsep yang mendasari bahwa pekerjaan sosial
12
Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, h 263-265.
21
sebagai profesi yang profesional dan bukan hanya semata-mata amal dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rex A. Skidmore, Milton Thackeray, dan O William Farley, pekerjaan
Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu- individu, baik secara individual maupun kelompok, dimana
kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.
b. Max Siporin, pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode institusi
sosial untuk membantu orang-orang guna mencegah dan menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan
meningkatkan keberfungsian sosialnya. c.
Walter A. Friedlander dan Robert Z. Apte, pekerjaan sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan ilmiah guna membantu individu, kelompok, maupun masyarakat agar tercapainya kepuasan pribadi dan sosial serta
kebebasan. d.
Charles Zastrow, pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan
atau memperbaiki kapasitasnya untuk kembali berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
Dari beberap definisi diatas dapat dikemukakan bahwa : pekerjaan sosial sebagai pekerjaan profesional, syarat profesional pekerjaan sosial
adalah didasari oleh pengetahuan, skill dan value, fokus pekerjaan sosial