Penutup kesimpulan Praktek itsbat pernikahan sirri (Analisis putusan hakim peradilan Agama Jakarta Selatan nomor 10/pdt.P/2007/PA.JS dengan nomor 040/Pdt.P/2008/PAJS)

Perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang ditetapkan syara’ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan menghalalkan bersenagsenangnya perempuan dengan laki-laki. 15 Para ulama fiqih mendefinisikan perkawinan dalam konteks hubungan biologis. Untuk lebih jelasnya beberapa definisi akan diuraikan di bawah ini misalnya Wahbah al-Zuhaily mengatakan bahwa pernikahan adalah akad yang membolehkan terjadinya al-istimta’ persetubuhan dengan seorang wanita tesebut bukan wanita yang diharamkan baik dengan sebab keturunan, ataupun sepersusuan. Sama halnya menurut Hanafiah bahwa nikah adalah akad yang memberi faedah untuk melakukan mut’ah secara sengaja artinya kehalalan seorang laki-laki untuk beristimta’ dengan seorang wanita selama tidak ada faktor yang menghalangi sahnya pernikahan tersebut secara syar’i. Begitupula menurut Hanabilah bahwa nikah adalah akad yang menggunakan lafaz inkah yang bermakna tajwiz dengan maksud mengambil manfaat untuk bersenang-senang. Dalam kitab Kifayatul Akhyar imam Taqiyuddin mendefinisikan nikah dengan seperti aqad yang mahsur yang terdiri dari rukun dan syarat dan yang dimaksud dengan aqad adalah al-wath’. 15 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat,Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 7-8. 18 Dari definisi yang di atas, jelas para ulama fiqih mengartikan dari kata nikah dengan makna hubungan biologis atau dengan kata lain nikah diartikan dengan makna persetubuhan. 16 Didalam fiqih klasik dijelaskan bahwa segolongan fuqaha, yakni jumhur, berpendapat bahwa nikah itu sunah hukumnya. Golongan zhahiri berpendapat bahwa nikah itu wajib. Sedangkan ulama Maliki mutaakhirin berpendapat bahwa nikah itu wajib untuk sebagian orang, sunah untuk sebagian lainnya, dan mubah untuk segolongan yang lain lagi. Silang pendapat ini disebabkan, apakah bentuk kalimat perintah dalam ayat dan hadits berikut ini harus diartikan wajib, sunah ataukah mubah? Ayat tersebut adalah: ﺎ اْﻮ ﻜْﺎ ا ْ ﻜ بﺎﻃ رو و ْ ءﺎ Artinya : “….maka kawinlah wanita-wanita yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat.” Qs. an-Nisa : 3 Dan hadis tersebut adalah : ﺄْا ﻜ ﺮ ﺎﻜ ْ ﺈ اْﻮ آ ﺎ . ﺋﺎ ا ﺮﺧأ ﺎ او 16 Amiur Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004, h. 38-40. 19