8
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : Untuk mengetahui apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit
margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Peneliti, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh
stock split dan financial ratio terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
2. Investor, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk kegiatan
pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal.
9
3. Akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi value added untuk perkembangan ilmu akuntansi dan memperluas wawasan
tentang investasi.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pasar Modal
Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah suatu pasar yang mempunyai kegiatan
melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang melibatkan perusahaan publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek. Di Indonesia,
pasar modal diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam di bawah Kementerian Keuangan dan dikelola oleh pihak swasta dan pemerintah.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001 peran dan manfaat pasar modal antara lain:
1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui
pembelian efek-efek
yang baru
ditawarkan ataupun
yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat
memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui pasar modal tersebut.
2. Pasar modal sebagai alternatif investasi. Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan
keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu. 3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat
dan berprospek baik. Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang
tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan. Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong
perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional,
11
efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi “good corporate governance” serta keuntungan yang lebih
baik bagi para investor. 5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehinggaakan mendorong perekonomian
nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak
bagi pemerintah.
Menurut Handono 2011, pengertian pasar modal dalam arti luas: 1.
Pasar modal adalah pasar modal merupakan keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan
semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek.
2. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-
lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun termasuk saham,
obligasi, hipotek, tabungan, serta deposito berjangka.
Tujuan utama dari pasar modal adalah untuk menjembatanialiran dana dari pihak yang memiliki dana investor dengan pihak perusahaan yang
memerlukan dana untuk memperlebar usaha ataupun untuk memperbaiki struktur modal usaha. Untuk masalah di Indonesia, cakupan tujuan dan misi
yang diemban oleh pasar modal Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang menjalankan perekonomian berasaskan
kekeluargaan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin
dicapai pasar modal Indonesia, yaitu: 1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam
pemilikan saham-saham perusahaan.
12
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham. 3. Menggairahkan
masyarakat dalam
mengerahkan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. Pasar modal memang merupakan produk dari sistem perekonomian
kapitalis, sedangkan tujuan didirikannya pasar modal di Indonesia sudah disipi muatan idealisme. Pasar modal di Indonesia diharapkan mampu menjadi wadah
sumber dana dari masyarakat investor bagi perusahaan, sehingga nantinya kredit sektor perbankan dapat dialihkan untuk pembiayaan industri kecil dan
menengah. Perusahaan yang menjual saham dalam melakukan penawaran bisa
melalui primary issue. Untuk melakukan primary issue perusahaan memerlukan bantuan investment banker underwriter, yang membantu proses penjualan
saham baru. Prosesnya adalah saham dibeli oleh underwriter sebagai penjamin, kemudian bersama issuer melakukan initial public offering IPO yaitu menjual
saham pertama kali kepada investor publik di primary market. Jika investor memperdagangkan sahamnya, mereka bisa menjualnya di secondary market
bursa efek. Di secondary market, investor publik dapat melakukan jual beli saham melalui broker. Perusahaan dapat melakukan secondary offering dan
dilaksanakan dalam secondary market Harto, 2007.
2.1.2. Effecient Market Hypothesis
Pasar modal di Indonesia yang berkembang dengan pesat mendapat tanggapan positif dari para investor dan perusahaan yang membutuhkan dana
dari pasar modal. Dalam efficient market hypothesis EMH Bodie, Kane dan Marcus: 2005 dikatakan bahwa harga saham atau sekuritas yang terdaftar di
pasar seharusnya sudah mencerminkan segala informasi yang tersedia atau relevan dengan segera. Jadi semakin cepat terjadi reaksi atas suatu informasi
13
maka akan semakin mnenunjukkan bahwa pasar tersebut semakin efisien. Informasi yang relevan bisa berupa good news ataupun bad news. Good news
berarti pasar dalam keadaan efisien dan realized return lebih tinggi dari expected return sedangkan bad news berarti muncul keragu-raguan akan
prospek perusahaan ke depan. Secara teorikal pasar modal yang efisien dibedakan kedalam tiga kategori
sebagai berikut: 1. Hipotesis Pasar Modal Bentuk Lemah The Weak Form Efficient
Market yaitu suatu pasar dimana harga merefleksikan semua informasi harga historis. Harga saham sekarang dipengaruhi oleh
harga saham masa lalu, lebih lanjut informasi masa lalu dihubungkan dengan harga saham untuk membantu menentukan
harga saham sekarang. 2. Hipotesis Pasar Modal Setengah Kuat Semi-strong Form Efficient
Market Hypothesis yaitu harga saham pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan sampai ke
masyarakat keuangan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan yang dmaksudkan
untuk menjelaskan dan menggambarkan kebenaran nilai dari suatu institusi.
3. Hipotesis Pasar Modal Bentuk Kuat The Strong Form Efficient Market Hypothesis yaitu konsep pasar efisien bentuk kuat
14
mengandung arti bahwa semua informasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan non-public atau private information.
Dalam pasar modal, surat-surat berharga yang diperjualbelikan disebut sekuritas. Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Efek adalah
surat berharga berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak, investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.
2.1.3. Saham
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa
dividen, capital gain dan manfaat non finansial seperti hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Abdullah 2010 mendefinisikan saham
sebagai surat berharga yang dapat dibeli atau dijual serta dapat dijadikan tanda penyertaan modal dan bukti kepemlikan oleh perorangan atau lembaga atas
perusahaan penjual saham tersebut dalam bentuk selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah perusahaan penerbit kertas tersebut.
Saham dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. Sulistiyastuti 2002 dalam Handono
2011 mengemukakan bahwa saham biasa common stock atau sering disebut
15
saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Kepemilikan saham
mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan karena saham adalah sekuritas yang bersifat ekuitas. Berbeda dengan obligasi, saham tidak memiliki
jangka waktu jatuh tempo perpetual dan tidak memberikan pendapatan tetap. Sulistyastuti 2002 dalam Handono 2011 menambahkan bahwa nilai
suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna berbeda. Pertama, suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar
saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham tetapi hanya digunakan untuk menentukan
besarnya modal disetor penuh dalam neraca. Nilai modal disetor penuh adalah nilai nominal saham dikalikan jumlah saham yang dikeluarkan perusahaan.
Nilai nominal suatu saham juga disebut stated value, face value, par value.
Kedua, nilai buku perlembar saham book value per share yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku perlembar saham book value
per share menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya Sulistyastuti, 2002
Konsep nilai ketiga adalah nilai pasar. Nilai pasar market value adalah nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di
bursa saham. Harga pasar inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan IHSG. Fluktuasi harga saham di bursa yang menentukan resiko
sistematis suatu saham Sulistyastuti, 2002. Pada konsep nilai terakhir yaitu nilai fundamental, konsep mengenai nilai
fundamental inilah yang paling penting. Tujuan penghitungan nilai fundamental suatu saham lebih sering disebut sebagai nilai intrinsik saham adalah
16
menentukan nilai wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya Sulistyastuti, 2002
Harga saham menurut Jogiyanto 1998 adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar
dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berangkutan di pasar modal. Harga saham tercipta akibat demand and supply yang terjadi di
bursa Jika bursa efek tutup, maka closing price harga penutup akan menjadi harga pasar suatu saham. Harga saham dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga
yaitu : a. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tertera pada sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten.
b. Harga Perdana Harga yang dicatat saat Initial Public Offering dan terbentuk dari
kesepakatan emiten dan penjamin emisi. c. Harga Pasar
Harga jual dari investor satu dan investor lain. Transaksi ini tidak lagi melibatkan penjamin emisi emiten. Harga ini disebut sebagai harga di pasar
sekunder dan harga inilah yang benar –benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap
17
hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. Pratama : 2014
2.1.4. Teori Random Walk
Model random walk mengemukakan persoalan harga-harga saham yang lalu dapat membantu dalam meramalkan harga-harga saham atau tingkat
keuntungan waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama yaitu perubahan harga adalah bebas antara satu jangka waktu dengan
jangka waktu yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa distribusi probabiliti tertentu. Pada model ini asumsi pergerakan harga adalah random.
Oleh karena itu walaupun para investor memperoleh informasi dari dalam, investor masih tidak dapat meramal pergerakan harga saham yang akan datang
dengan tepat. Hal ini karena segala informasi akan terkandung dalam harga saham itu sebagaimana diketahui umum.
2.1.5. Teori Elliot Wave
The Elliot Wave merupakan penelitian tentang perilaku trend yang mengikuti pola-pola tertentu. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan harga
di bursa saham mempunyai suatu struktur tertentu. Elliot, berpendapat bahwa pasar bergerak sesuai siklus yang berulang-ulang. Siklus ini dapat terjadi karena
efek psikologis dan emosi para investor yang dipengaruhi olrh informasi dan berita ekonomi di sekitarnya.
18
2.1.6. Jenis-Jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luuas di masyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa
common stock. Ditinjau dari segi dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
1. Saham biasa common stock yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal
pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini
paling banyak dikenal di masyarakat. Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten.
2. Saham preferen preffered stock adalah saham yang memberikan prioritas pilihan kepada pemegangnya, seperti berhak didahulukan
dalam hal pembayaran dividen, berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa, mendapat prioritas
pembayaran kembali
permodalan dalam
hal perusahaan
dilikuidasi. Saham jenis ini bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi bisa juga tidak menhasilkan bunga
tetap. 3. Saham istimewa golden share mempunyai hak lebih
dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu
19
terutama dalam proses penunjukan direksi perusahaan. Dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan
nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah.
Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas: 1. Saham atas tunjuk bearer stock adalah saham yang tidak
mempunyai nama pemilik. Saham ini mirip seperti uang, sangat mudah untuk dialihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat
saham itu, maka dia adalah pemiliknya dan bergak untuk ikut hadir dalam rapat umum pemegang saham RUPS.
2. Saham atas nama registered stock adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang
demikian harus melalui prosedur tertentu yaitu melalui pencatatan dokumen peralihan.
2.1.7. Pemecahan Saham Stock Split
Menurut Marwata 2001 dalam Faris 2012, definisi stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang merubah besarnya modal, sedangkan menurut Halim
2005 dalam Faris 2012, pemecahan saham adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai
20
nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional. Tujuan pemecahan saham tersebut adalah untuk menempatkan harga pasar saham
dalam trading range tertentu. Pemecahan saham stock split adalah aksi yang dilakukan perusahaan
untuk merubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahannya split factor. Harga per
lembar saham yang baru setelah dilakukan pemecahan saham adalah sebesar 1n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham merupakan salah satu corporate
action yang dilakukan oleh emiten. Corporate action jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi di pasar
modal sehingga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan investor untuk membeli saham. Secara teoritis, suatu pemecahan saham sebenarnya tidak
bernilai apapun bagi investor. Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain tidak mempunyai nilai ekonomis karena stock split
hanyalah mengubah jumlah saham yang beredar. Terdapat dua jenis stock split:
1. Pemecahan naik split up atau sering disebut stock split yaitu penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2 atau 1:3 Abdul Halim, 2005
2. Pemecahan turun split down atau sering disebut revers stock split yaitu peningkatan nilai nominal perlembar saham dan mengurangi
21
jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1 atau 3:1 Abdul Halim, 2005
Perlakuan akuntansi untuk pemecahan saham, menurut Dyckman, Dukes dan Davis 1994 dalam Lestari 2005, dalam stock split yang murni, tidak ada
ayat jurnal akuntansi yang diperlukan, karena tidak ada perubahan jumlah pada modal saham, tambahan modal disetor, atau laba ditahan. Kenaikan jumlah
saham ditutupi oleh pengurangan nilai pari secara proporsional. Sedangkan yang berubah hanya nilai pari ditetapkan per saham dan saham yang
diterbitkan, beredar, ditarik kembali, atau dipesan. Hasil survey yang dilakukan oleh Dolley 1993 seperti yang dikutip oleh
Lestari 2005 menunjukkan bahwa motif utama perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga
distribusi saham menjadi lebih luas. Sedangkan hasil survey yang dilakukan oleh Baker dan Gallagher 1980 dalam Lestari 2005 mengindikasikan bahwa
perusahaan melakukan stock split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor dan
meningkatkan likuiditas perdagangan. Namun hasil penelitian yang dilakukan Ewijaya dan Indrianto 1999 menyatakan bahwa reaksi pasar positif setelah
pengumuman pemecahan saham bukan karena respon terhadap pemecahan saham itu sendiri, tapi terhadap prospek perusahaan yang disinyalkan oleh
pemecahan saham tersebut. Beberapa teori pendukung stock split:
22
1. Trading Range Theory Teori ini memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan
likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik
diperdagangkan, maka dari itu harga saham ditata kembali menjadi lebih rendah dibanding sebelumnya Ahmad Rifa’i, 2005. Hal ini
diharapkan semakin banyak partisipan pasar yang akan terlibat dalam perdagangan.
2. Signaling Theory Menurut Jogiyanto 2003 dalam Nasution 2014, informasi yang
dipublikasikan sebagai pengumuman akan memberikan signal bagi investor
dalam pengambilan
keputusan investasi.
Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan
sinyal yang
positif karena
manajer perusahaan
akan menginformasikan kepada publik tentang prospek masa depan
yang baik dari perusahaan. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split
mempunyai kondisi kinerja yang baik.. Kinerja keuangan yang baik adalah salah satu gambaran yang dapat menunjukkan prospek
yang baik. Menurut Copeland 1979 dalam Lestari 2005,
23
perusahaan yang melakukan pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus
saja yang mampu melakukannya. Dengan begitu, stock split merupakan upaya manajemen perusahaan untuk menarik investor
dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus.
2.1.8. Analisis Laporan Keuangan
Foster 1986 dan Gibson 1992 dalam Harto 2007 mengemukakan bahwa kinerja perusahaan harus diukur untuk melihat apakah kinerja
perusahaan mengalami pertumbuhan atau tidak. Ukuran ini juga diperlukan untuk informasi mengenai kinerja perusahaan, yang dapat digunakan sebagai
dasar mengambil keputusan manajemen di masa yang akan datang. Menurut Subramanyam 2005: 3, analisis laporan keuangan adalah
aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis. Adanya analisis laporan keuangan akan emngurangi ketergantungan terhadap tebakan, firasat dan intuisi dalam
bertindak dan mengambil keputusan. Dalam analisis laporan keuangan, rasio-rasio yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi dan kinerja perusahaan yang tercermin lewat laporan
24
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Dalam Houston 2010: 161 analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok pengguna yaitu:
1. Manajer Manajer menggunakan rasio untuk membantu menganalisis,
mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan. 2. Analis kredit
Dalam hal ini, analis kredit adalah petugas pinjaman bank dan pemeringkat obligasi
3. Analis saham Analis saham adalah orang-orang yang tertarik dengan prospek
efisiensi, risiko dan pertumbuhan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis rasio keuangan berupa
profitabilitas, likuiditas dan rasio laba. Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suattu
periode tertentu Kasmir, 2008: 114. Beberapa ukuran dalam penentuan profitabilitas perusahaan yang diambil oleh peneliti adalah Return on Assets,
Net Profit Margin dan Earnning Per Share. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi tanggung jawab jangka pendek yang
dimiliki oleh perusahaan. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah
permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Mahendra, 2011. Likuiditas yang diambil oleh peneliti diukur dengan rasio Current Ratio.
25
2.1.9. Rasio Keuangan Financial Ratio
2.1.9.1. Current Ratio CR
Current Ratio dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Aset lancar biasanya berupa kas, piutang, inventaris, dan
sekuritas yang bisa dipasarkan marketable securities. Sedangkan kewajiban jangka pendek berupa hutang, surat hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang yang segera jatuh tempo, hutang pajak pendapatan, dan hutang lainnya. Current ratio adalah ukuran solvabilitas jangka pendek yang paling sering
digunakan karena rasio ini menunjukkan suatu indikator seberapa besar hak kreditor jangka pendek bisa dijamin dengan aset-aset yang diharapkan dapat
diuangkan dalam periode jatuh temponya hak-hak bersangkutan. Rumus dalam menghitung current ratio:
Current Ratio = Current Assets x 100 Current Liabilities
Current ratio yang dikatakan baik apabila mampu memiliki rasio perhitungan minimal 1:1. Solvabilitas jangka pendek yang dimiliki oleh
perusahaan semakin baik bila nilai current ratio semakin besar. Dalam perhitungan CR bisa saja lebih didominasi oleh komponen piutang yang tidak
tertagih dan persediaan yang belum terjual yang nilai dari kedua komponen ini lebih tinggi dari pada nilai komponen aset lancar lainnya yang digunakan untuk
membayar utang lancar. Jika hal ini terjadi tentu rasio CR suatu perusahaan
26
akan tinggi dan mengakibatkan seakan-akan perusahaan berada dalam kondisi yang likuid. Malintan : 2011
2.1.9.2. Return On Assets ROA
Sebelum menanamkan modal dalam suatu perusahaan, salah satu pertimbangan investor adalah nilai Return on Asset perusahaan tersebut. Return
On Asset adalah ukuran profitabilitas dan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap. Return on Asset
adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya Ang, 1997. Return on Asset diukur dari laba
bersih setelah pajak terhadap total asetnya. Semakin tinggi ROA maka akan menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan, begitupun
sebaliknya rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan
uang kertas, aset tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain. Malintan : 2011.
ROA dihitung dengan rumus : Return on Assets = Net Income x 100
Common Equity Semakin besar nilai return on total assets, menunjukkan semakin besarnya
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya Roswati, 2007
27
2.1.9.3. Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.
Net Profit Margin dihitung dengan rumus: Net Profit Margin =
Laba Bersih x 100 Pendapatan Operasional
2.1.9.4. Earning Per Share EPS
Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar. Semakin besar EPS yang
ada maka semakin besar pula kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham sehingga dapat
dikatakan bahwa rasio EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Earning per Share dihitung dengan rumus:
Earning per Share = Net Income
Weighted Avarage Common Shares Outstanding
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti merujuk kepada 4 empat penelitian terdahulu dengan fenomena berdasarkan hasil penelitian yang memiliki perbedaan. Penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Faris 2012 dalam Pengaruh Pengumuman Pemecahan
Saham Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham
28
dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2011 menyimpulkan bahwa
pengumuman pemecahan saham stock split memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan volume
perdagangan saham. Hasil penelitian Faris 2012 berbeda dengan Lubis 2010 dalam Pengaruh
Pemecahan Saham Stock Split terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham bid ask spread secara signifikan, dan pemecahan saham
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham Trading Volume Activity.
Hasil penelitian Harto 2007 yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Studi pada Saham-Saham LQ45 di Bursa
Efek Jakarta menyimpulkan bahwa rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, sedangkan rasio keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian Roswati 2007 yang berjudul Relevansi Rasio Keuangan dengan Harga Saham menyimpulkan bahwa: 1 terdapat hubungan yang
signifikan antara rasio-rasio keuangan dengan harga saham; 2 rasio-rasio keuangan yang signifikan mempengaruhi harga saham berbeda untuk masing-
29
masing industri; 3 rasio keuangan masih relevan dengan rata-rata harga saham selama 3 bulan sejak laporan keuangan dipublikasikan.
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
Faris 2012
Pengaruh Pengumuman
Pemecahan Saham Stock Split terhadap
Harga Saham dan Volume Perdagangan
Saham dan Volume Perdagangan Saham
pada Perusahaan Go Public yang
Terdaftar di BEI Tahun 2006-2011
Variabel Independen :
Pemecahan Saham Stock
Split Variabel Dependen :
Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara sebelum pengumuman
pemecahan saham stock split dengan
setelah pengumuman pemecahan saham
stock split terhadap harga saham dan
volume perdagangan saham. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan
bahwa pengumuman pemecahan saham
stock split memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham dan
volume perdagangan
30 saham.
Lubis 2010
Pengaruh Pemecahan Saham Stock Split
terhadap Perubahan Harga Saham dan
Likuiditas Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Independen :
Pemecahan Saham Stock
Split Variabel Dependen :
Harga Saham dan Likuiditas Saham
Pemecahan saham tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan harga saham, pemecahan
saham berpengaruh negatif terhadap
likuiditas saham bid ask spread secara
signifikan, dan pemecahan saham
tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap naik turunnya
likuiditas saham Trading Volume
Activity.
Harto 2007
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Harga Saham Studi pada
Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek
Jakarta
Variabel Independen :
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On
Equity, Price To Book Value, dan Debt to Equity
Ratio
Variabel Dependen :
Harga Saham Rasio keuangan
earning per share, return on equity, dan
price to book value berpengaruh
signifikan terhadap harga saham,
sedangkan rasio
31
keuangan price to earning ratio dan debt
to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Roswati 2007
Relevansi Rasio Keuangan dengan
Harga Saham
Variabel Independen :
Current Ratio, Total Assets Turnover, Total Debt to
Total Equity, Return On Equity, Earning Per Share,
dan PriceBook Ratio
Variabel Dependen : Harga Saham
1 Terdapat hubungan yang
signifikan antara rasio-rasio keuangan
dengan harga saham; 2 rasio-rasio
keuangan yang signifikan
mempengaruhi harga saham berbeda untuk
masing-masing industri; 3 rasio
keuangan masih relevan dengan rata-
rata harga saham selama 3 bulan sejak
laporan keuangan dipublikasikan.
32
2.3. Kerangka Konseptual