32
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Kerangka konseptual penelitian
ini digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
H
1
H
2
H
3
H
4
H
5
H
6
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Stock Split X1
Current Ratio X2
Net Profit Margin X4
Earning Per Share X5
Harga Saham Y
Return on Assets X3
33
Dalam penelitian ini, harga saham menjadi variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen. Alasan peneliti menjadikan harga saham
sebagai dependen adalah tingginya kebutuhan investor terhadap informasi harga saham dalam melakukan investasi.
Pengambilan keputusan investasi kebanyakan berdasarkan pada kondisi harga saham karena nilai perusahaan salah satunya tercermin lewat harga saham.
Proyeksi resiko juga dapat dilihat dari informasi harga saham. Harga saham perusahaan bersifat fluktuatif baik signifikan maupun tidak dan akan menjadi
pertimbangan investor dalam memprediksi keadaan perusahaan di masa depan. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian
ini diuraikan sebagai berikut: a. Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham
Pengaruh pengumuman stock split terhadap harga saham dapat dilihat pada 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman stock split. Pengumuman
stock split secara otomatis akan mengkoreksi harga saham. Stock split menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah yang mendorong investor
berinvestasi. b. Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham
Current ratio menggambarkan seberapa mampu perusahaan menunaikan kewajiban dalam satu tahun mendatang. Current ratio menjadi penentu investasi
yang sangat dipertimbangkan para investor sebelum menanamkan modal. Nilai current ratio yang tinggi akan diinterpretasikan sebagai jaminan keamanan suatu
34
perusahaan terkait pembayaran kewajiban jangka pendeknya. Hal ini secara otomatis akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan.
c. Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham Return on asset adalah rasio antara laba bersih terhadap total asset. Laba
yang dihasil atas penggunaan total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan
laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Namun, perusahaan harus memperhatikan bahwa
nilai ROA harus melebihi rata-rata industri. Nilai ROA yang berada di bawah rata-rata industri mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki basic earning
power yang lemah dan interest cost yang tinggi akibat penggunaan hutang di atas rata-rata sehingga mengecilkan net income. Fatma, 2014 : 114
d. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham. Net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dan
pendapatan operasional dikali 100. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar
net profit margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Efisiensi
akan menunjukkan kinerja perusahaan dan secara otomatis menaikkan nilai perusahaan. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang disenangi investor sehingga
harga saham akan meningkat. e. Pengaruh Dividend Per Share terhadap Harga Saham
35
Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar. Semakin besar EPS yang
ada maka semakin besar pula kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham yang beredar akan disenangi investor sehingga meningkatkan harga saham..
2.4. Hipotesis Penelitian