Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Uji Normalitas Data 1. Uji Normalitas Sebelum Transformasi

41 http:www.sahamok.comemitensaham-stock-split- reversestock-split-stock-reverse-2013 . Diakses pada 22 Agustus 2014 periode 2013 dan Februari 2014 dan 20 November 2014 periode Agustus 2014

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik. Data penelitian merupakan kombinasi one- shot atau cross sectional data dan time series data. Cross sectional data dimaksudkan bahwa data diambil dengan melibatkan satu kali pengumpulan yaitu menggunakan periode tahunan. Time series data adalah data yang dikoleksi berdasarkan urutan waktu. Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio menurut Sekaran 2009 adalah skala yang memiliki permulaan nol absolute, dan karena itu menunjukkan tidak hanya besaran, tetapi juga proporsi perbedaan. Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data berupa dokumentasi laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin. Data diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui website www.idx.co.id . 42

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diambil dengan metode dokumentasi dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011:2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1. Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat, variabel konsekuen, atau variabel output. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2011:2. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang ditentukan peneliti adalah harga saham Y. Harga saham merupakan harga dari bentuk penyertaan terhadap kepemilikan suatu perusahaan. Harga saham diukur dengan skala rasio dari nilai closing price yang terdapat dalam laporan keuangan. Rumus untuk menghitung perubahan harga saham menurut skala rasio dinyatakan sebagai berikut: 43 Rata-rata harga saham tahunan = ∑ Harga Saham Bulanan 12

3.5.2. Variabel Independen

Variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas atau variabel prediktor. Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen variabel bebas Sugiyono, 2011. Peneliti menetapkan variabel dependen terdiri dari Stock Split X1, Current Ratio X2, Return On Asset X3, Net Profit Margin X4, dan Earning Per Share X5. a. Stock Split Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1n atau n1 dari harga sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. b. Current Ratio Current Ratio atau Rasio Lancar diukur dengan skala rasio menggunakan formula: CR = Current Assets x 100 Current Liabilities Data berupa current assets dan current liabilities perusahaan dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan. 44 c. Return On Asset Return On Asset ROA diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total asetnya.. ROA dapat dihitung dengan menggunakan formula: Return on Assets = Net Income x 100 Common Equity Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan menghasilkan laba. d. Net Profit Margin Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Net Profit Margin dihitung dengan rumus: Net Profit Margin = Net Income x 100 Operating Income e. Earning Per Share Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar Earning per Share dihitung dengan rumus: Earning per Share = Net Income Weighted Avarage Common Shares Outstanding 45 Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Harga Saham Y Nilai saham suatu perusahaan Closing Price atau harga penutupan selama 1 periode Rata-rata harga saham tahunan= ∑Harga Saham Bulanan 12 Rasio Stock Split X1 Pemecahan saham suatu perusahaan Pemecahan selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1n atau n1 dari harga sebelumnya Rasio Current Ratio X2 Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek Current Assets × 100 Current Liabilities Rasio Return On Asset X3 Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total asset perusahaan Net Income x 100 Common Equity Rasio Net Profit Margin X4 Perbandingan laba kotor perusahaan dalam setiap penjualan Net Income x 100 Operating Income Rasio Earning Per Share X5 Perbandingan distribusi laba bersih kepada pemegang saham dalam bentuk dividen Net Income Weighted Avarage Common Shares Outstanding Rasio 46

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows.

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum Sugiyono, 2011. Gambaran data ditunjukkan dengan nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, kurtosis hingga skewness kecondongan distribusi dan disajikan dalam tabel-tabel tertentu.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi dengan tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antarvariabel bebas. Terdapat 4 47 empat pengujian terkait uji asumsi klasih yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui keberadaan variabel pengganggu atau residual di dalam model regresi. Jika data normal, maka staistik yang dipergunakan adalah statistik parametrik. Jika sebaliknya, maka statistic non parametriklah yang digunakan atau peneliti dapat melakukan treatment agar data normal. Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolgomorov Smirnov untuk menemukan distribusi residual. Jika sig atau p-value 0,05 maka data berdistribusi normal Ghozali, 2005 b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel dependen antara yang satu dengan yang lainnya. Erlina, 2007. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinearitas di dalamnya. Pengujian ini menggunakan nilai VIF Variance Inflation Factors sebagai acuan adanya multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka telah terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Di samping itu, sebuah model regresi dikatakan mengandung multikolinearitas apabila korelasi antara variabel independennya lebih besar dari 0,9. c. Uji Heteroskedastisitas 48 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual dalam model regrei dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan mengandung heteroskedastisitas. Terdapat beberapa cara dalam mengidentifikasi keterjadian heteroskedastisitas. Wulandari 2012 mengungkapkan salah satu cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode chart Diagram Scatterplot yaitu : 1 Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola beraturan gelombang, melebar kemudian menyempit, maka model regresi mengalami heteroskedastisitas. 2 Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar ke atas dan bawah 0 pada sumbu Y, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Menurut Algifari 2000 dalam Wulandari 2012 autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang eenggunakan data time series. Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui keberadaan korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu. Pengujian autokorelasi dapat menggunakan 49 Uji Durbin-Watson Durbin-Watson Test dengan keterangan pada Table

3.4. Tabel 3.4

Tabel Durbin Watson Kondisi Nilai Ada autokorelasi D-W di bawah -2 Tidak ada autokorelasi D-W di antara -2 s.d. +2 Ada Autokorelasi Negatif D-W di atas 2+ 3.6.2. Pengujian Hipotesis Penelitian 3.6.2.1. Pengujian Hipotesis H1 Dalam peneltiian ini, hipotesis H1 diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan : Y = Harga Saham a = Konstanta b1...b5 = Koefisien Regresi X1 = Stock Split X2 = Current Ratio X3 = Return On Asset X4 = Net Profit Margin X5 = Earning per Share 50 e = Error Pengujian hipotesis pertama H1 dalam penelitian ini menggunakan alat statistic Statistical Package For The Social Science SPSS. SPSS adalah salah satu program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistik tertentu Santoso, 2010. Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan Uji Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t. a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Dimisalkan bahwa nilai adjusted R 2 adalah sebesar 0.768, maka variabilitas variabel dependen dapan dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 76.8. Sedangkan sisanya 23.2 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi Ghozali, 2013. b. Uji F Uji Pengaruh Simultan Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : 51 1. Jika F hitung F tabel atau nilai signifikansi α = 5, maka H a yang diajukan diterima 2. Jika F hitung F tabel atau nilai signifikansi α = 5 maka H a tidak dapat diterima. c. Uji t Uji Pengaruh Parsial Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing parsial variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel yang memberikan pengaruh paling dominan di antara variabel independen yang ada. Hipotesis yang diuji adalah: Ha = masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Jika t-hitung t-tabel atau sig 5, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan- perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. 2. Jika t-hitung t-tabel atau sig 5, maka Ha tidak dapat diterima. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Statistik Deskriptif

Penelitian diawali dengan melakukan analisis statistik deskriptif. Output tampilan statistik deskriptif tercantum pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Stock Split Current Ratio Return on Assets Net Profit Margin Earning Per Share Harga Saham Valid N listwise N Statistic 34 34 34 34 34 34 34 Minimum Statistic ,05 28,14 -10,90 -94,78 -87,82 88,92 Maximum Statistic 100,00 1574,31 25,57 885,52 611,41 47022,50 Mean Statistic 7,4301 257,3285 9,2150 37,4174 132,0818 5642,0332 Std. Deviation Statistic 16,6365 6 315,23548 7,97383 151,48716 163,51351 9587,21339 Variance Statistic 276,775 99373,407 63,582 22948,361 26736,668 9,191E7 Skewness Statistic 5,527 2,937 ,238 5,623 1,506 3,400 Std. Error ,403 ,403 ,403 ,403 ,403 ,403 Kurtosis Statistic 31,561 9,361 ,288 32,441 1,634 12,230 Std. Error ,788 ,788 ,788 ,788 ,788 ,788 Sumber : Lampiran III Statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menampilkan nilai minimum variabel Stock Split adalah milik Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,05 sedangkan nilai 53 maksimum variabel Stock Split dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk yaitu 100,00. Rata- rata Stock Split bernilai 7,4301 dan standar deviasinya adalah 16,63656. Skewness dan kurtosis yang digunakan untuk melihat distribusi normal data masing-masing bernilai 5,527 dan 31,561. Variabel Current Ratio memiliki nilai maksimum 1574,31 yaitu milik Lippo Securities Tbk, nilai minimum 28,14 milik Smartfren Telecom Tbk, standar deviasi sebesar 315,23548, skewness atau kemencengan yang bernilai 2,937 dan kurtosis 9,361. Hasil analisis statistik deskriptif untuk Return On Assets menunjukkan nilai minimum sebesar -10,90 yaitu milik Smartfren Telecom Tbk. Nilai maksimum Return On Assets dimiliki oleh Jasuindo Tiga Perkasa Tbk yaitu 25,57. Standar deviasi, skewness dan kurtosis yang dimiliki variabel ini masing-masing adalah 7,97383, 2,937, dan 0,288. Net Profit Margin dalam penelitian ini memiliki nilai minimum -94,78 yaitu milik Smartfren Telecom Tbk dan nilai maksimum 885,52 milik Lippo Securities Tbk. Standar deviasi variabel Net Profit Margin adalah 151,48716 sedangkan skewness bernilai 5,623 dan kurtosis atau kecondongan bernilai 32,441. Variabel Earning Per Share memiliki nilai minimum -87,82 yaitu dimiliki oleh Smartfren Telecom Tbk dan nilai maksimum 611,41 milik Bank Rakyat 54 Indonesia Persero Tbk. Standart deviasi dari Earning Per Share adalah sebesar 163,51351 sedangkan skewness dan kurtosis bernilai 1,506 dan 1,634. Harga saham sebagai variabel dependen memiliki nilai maksimum 47.022,50 yaitu milik Sepatu Bata Tbk sedangkan nilai minimum yaitu 88,92 dimiliki oleh Smartfren Telecom Tbk. Nilai standar deviasi harga saham adalah 958,21339. Skewness dan kurtosis harga saham bernilai 3,400 dan 12,230 . Berdasarkan nilai skewness dan kurtosis, hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi dengan normal. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, terlebih dahulu data harus diuji dengan Uji Asumsi Klasik untuk melihat distribusi data.

4.1.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

a.1. Uji Normalitas Sebelum Transformasi

Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, maka digunakanlah analisis grafik pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. 55 Gambar 4.1 Normal P-Plot Sebelum Transformasi 56 Gambar 4.2. Grafik Histogram Sebelum Transformasi Berdasarkan kedua gambar di atas, dapat dilihat bahwa data penelitian tidak normal. Hal tersebut tergambar pada Gambar 4.1 dimana titik-titik yang menyebar jauh dari garis diagonal. Gejala ketidaknormalan data juga ditampilkan lewat histogram pada Gambar 4.2. 57 Data yang tidak terdistribusi secara normal juga ditunjukkan oleh hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2. Hasil pengujian memiliki nilai signifikansi 0,003 atau 0,05, sehingga data secara positif dapat dikategorikan tidak normal. Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov Smirnov Test

a.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi Pertama

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 24 112

PENGARUH PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT ) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 20

Dampak Stock Split Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015.

0 5 22

Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014.

0 1 16

Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.

0 1 19

Pengaruh Stock Split dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal - Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 9

Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 12