37
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian berdasarkan pada metode yang dilakukan secara sengaja purposive methode. Adapun daerah penelitian yang dipilih yaitu
Di Kabupaten Jember, tepatnya di Koperasi Mahesa yang bergerak di bidang peternakan sapi perah. Adapun anggota dari peternak yang tergabung dalam
koperasi ini tersebar di berbagai daerah di Kota Jember. Beberapa daerah itu di antaranya yaitu Kecamatan Tempurejo, Ambulu dan Sukorambi. Dasar pemilihan
Koperasi Mahesa sebagai tempat penelitian adalah dikarenakan koperasi tersebut baru saja merintis usahanya, yaitu baru saja memasuki tahun kedua. Jadi perlu
diteliti bagaimana kelayakan usahanya dan strategi untuk mengembangkan koperasi Mahesa agar dapat bersaing dengan koperasi sapi perah lainnya.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dan analitis. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab – sebab dari suatu
gejala tertentu. Metode ini digunakan untuk menjelaskan keadaan lapang, yaitu di Koperasi Mahesa beserta daerah peternakannya Nazir,2003. Sedangkan metode
analitis bertujuan untuk melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan forecast Umar, 2004. Metode ini digunakan untuk
menganalisa kelayakan usaha peternakan sapi perah pada Koperasi Mahesa beserta strategi pengembangannya.
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling atau sampling jenuh. Sampling dikatakan jenuh
tuntas bila seluruh populasi dijadikan sampel Nasution, 2004.
Berikut ini adalah tabel jumlah populasi peternak yang tergabung dalam Koperasi Mahesa :
Tabel 3.1 Data Populasi Peternak Sapi Perah Koperasi Mahesa No.
Kecamatan Jumlah
Perusahaan Peternakan Peternakan Rakyat
1. Ambulu
2 8
2. Sukorambi
1 7
3. Tempurejo
2
Total 3
17
Total Sampling
20
Sumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2012
Berdasarkan tabel 3.1, dapat diketahui bahwa jumlah populasi peternak sapi perah di ketiga kecamatan tersebut adalah 10 orang di Kecamatan Ambulu, 8
orang di Kecamatan Sukorambi, dan 2 orang di Kecamatan Tempurejo. Jadi, total peternak sapi perah di 3 kecamatan yang tergabung dalam Koperasi Mahesa
adalah 20 orang, dimana peternakannya terbagi menjadi 2, yaitu 3 perusahaan peternakan peternakan besar dan 17 peternakan rakyat peternakan kecil.
Karena total populasi peternaknya tergolong sedikit kurang dari 100 sampel, jadi keseluruhan populasi peternak yang tergabung dalam Koperasi Mahesa akan
dijadikan sampel penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data