menjadi salah satu ancaman dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. Sebaiknya peternak mengetahui gejala penyakit yang sering dialami oleh
ternaknya. Jadi ketika sapi mulai menunjukkan gejala sakit, peternak bisa segera mengatasi penyakit yang dialami oleh ternaknya tanpa harus menghubungi dokter
atau mantri hewan.
6. Kenaikan Harga Pakan Ternak yang Dapat Meningkatkan Pengeluaran
Peternak T5 Pada usaha peternakan sapi perah, pakan ternak merupakan salah satu
biaya produksi yang dikeluarkan paling besar, karena peternak setiap hari harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli pakan. Sedangkan harga pakan
setiap tahunnya meningkat. Jadi apabila harga pakan semakin tinggi, maka biaya yang dikeluarkan oleh peternak akan semakin banyak. Kenaikan harga pakan yang
tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar, dalam hal ini berkaitan langsung dengan besarnya biaya produksi. Dengan naiknya biaya produksi maka
pendapatan yang diterima secara langsung juga akan berkurang.
5.4.3 Aspek Sumber Daya Manusia SDM
1. Terdapat Dokter Mantri Hewan yang Siap Menangani Inseminasi Buatan
S2 Koperasi Mahesa memiliki salah satu pengurus koperasi yang berprofesi
sebagai dokter hewan. Dokter hewan tersebut bertugas untuk menangani sapi yang akan diinseminasi. Dokter hewan ini siap melayani ternak yang berada di 3
kecamatan tersebut. Selain dokter hewan yang menjadi pengurus koperasi tersebut, ada beberapa peternakan yang menggunakan jasa mantri hewan yang
bekerja di balai desa dan bertugas menangani hewan ternak di sekitar desa. Jadi apabila dokter hewan yang sudah disiapkan oleh koperasi dirasa terlalu jauh jika
harus mengunjungi peternakan yang ternaknya akan diinseminasi, sedangkan ternak harus segera ditangani, maka peternak segera menghubungi mantri hewan
terdekat. Jadi adanya dokter atau mantri hewan ini menjadi salah satu faktor yang menguatkan keberlangsungan usaha peternakan sapi perah yang tergabung dalam
koperasi Mahesa.
2. Motivasi Peternak Tinggi S4
Motivasi dan semangat yang tinggi dari peternak menjadi salah satu faktor yang membuat usaha peternakan menjadi sukses dan berkembang dengan baik.
Peternak melakukan pembudidayaan sapi perah dengan baik dan sungguh- sungguh. Hal yang membuat peternak termotivasi tentunya adalah pendapatan
tetap yang mereka dapatkan dengan nominal yang tinggi. Adanya motivasi itulah yang menjadi penguat dari usaha peternakan sapi perah yang tergabung dalam
Koperasi Mahesa.
3. Tidak Ada Penyuluh yang Dapat Membantu dalam Pemeliharaan Ternak
W3 Tidak adanya petugas lapang atau penyuluh melemahkan usaha peternakan
sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa. Peternak sapi perah disana sebagian besar baru menjalankan usaha ternak sapi perahnya. Jadi para peternak
masih minim sekali pengetahuan tentang pemeliharaan ternak sapi perah. Karena itulah butuh adanya penyuluh yang dapat membimbing peternak dalam kegiatan
budidaya.
4. SDM Rendah Kurangnya Informasi dan Pengetahuan Tentang Teknologi
dalam Pemeliharaan Ternak W5 Proses pemeliharaan ternak sapi perah yang dilakukan oleh peternak rata-
rata masih menggunakan alat secara manual, misalnya tidak menggunakan alat pemotong rumput yang dapat memudahkan peternak dalam mengumpulkan
rumput untuk pakan ternak. Selain itu peternak tidak menggunakan teknologi pengolahan pakan ternak yang dapat mereka gunakan apabila ketersediaan pakan
mengalami penurunan. Produksi rumput dari kebun rumput bila dipelihara secara optimum pada bulan basah akan menghasilkan hijauan yang maksimum, tetapi hal
ini perlu dilakukan penanganan secara baik dan benar untuk dijadikan cadangan pada musim kemarau, sehingga memenuhi kebutuhan hijauan untuk ternaknya
baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ketika mengalami penurunan kuantitas pakan berupa hijauan, maka sebaiknya dilakukan
teknologi pengolahan pakan. Teknologi pengolahan pakan ini bisa dilakukan
dengan onggok fermentasi MCKPKC yang merupakan campuran antara konsentrat, dedak, dengan suplemen yang dapat menambah bobot sapi dan
meningkatkan produksi susu. Selain itu teknologi pengolahan pakan juga dapat dilakukan dari limbah pertanian. Pengolahan pakan ternak dapat dilakukan dari
limbah pertanian seperti agroindustri pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Selanjutnya limbah tersebut dapat diolah menjadi pakan ternak seperti silase, hay,
complete feed, dan lain sebagainya. Tidak hanya teknologi dalam bidang pengolahan pakan saja, dalam bidang
reproduksi juga dibutuhkan adanya teknologi untuk kegiatan budidaya sapi perah. Sampai saat ini, teknologi dalam bidang reproduksi yang digunakan oleh peternak
adalah Inseminasi Buatan IB, dimana peternak tidak perlu mengawinkan sapi betina dengan sapi jantan, namun cukup dengan menyuntikkan bibit sperma ke
dalam rahim sapi betina. Selain teknologi IB, terdapat beberapa teknologi reproduksi lainnya yang tidak digunakan oleh peternak sapi perah yang tergabung
dalam Koperasi Mahesa, yaitu Multiple Ovulation and Embryo Transfer MOET dan in vitro fertilization IVF. Kedua teknologi tersebut berfungsi untuk
menghasilkan embrio sapi perah dengan kualitas yang baik dalam jumlah banyak. Teknologi lain yang biasa digunakan oleh peternakan sapi perah namun
tidak digunakan oleh peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa adalah teknologi biogas. Beberapa peternak ada yang pernah membuat teknologi
biogas ini, tetapi hanya berlangsung beberapa bulan saja dan tidak dilanjutkan sampai sekarang. Hal ini dikarenakan adanya kerusakan pada alat instalasi biogas
dan dikarenakan kesibukan peternak dengan pekerjaan lainnya, sehingga tidak sempat untuk melanjutkan teknologi tersebut.
Peternakan sapi perah berada di kawasan dataran rendah, baik di Desa Jubung, Sabrang, Andongsari, maupun Wonoasri. Hal itu berarti suhu di daerah
peternakan relatif panas, ditambah lagi sering terjadinya perubahan cuaca secara ekstrim. Walaupun sapi perah sudah terbiasa hidup di daerah dataran tinggi dan
suhu tidak sedingin biasanya, namun diperlukan adanya teknologi untuk memanipulasi suhu. Teknologi ini dapat digunakan dengan menggunakan alat
berupa kipas angin atau blower berukuran besar dan banyak untuk mengantisipasi
perubahan cuaca atau suhu yang ekstrim. Jadi apabila suhu lingkungan dalam keadaan terlalu panas, peternak bisa menggunakan teknologi tersebut. Ketika
terjadi perubahan cuaca, misalnya dari musim penghujan ke musim kemarau, dari suhu dingin ke suhu panas, peternak bisa menggunakan teknologi ini ketika mulai
terjadi tanda-tanda perubahan suhu. Jadi ternak yang selama beberapa bulan hidup dalam suhu tinggi ketika musim penghujan tidak stress apabila suhu berubah
menjadi panas. Teknologi manipulasi suhu ini pernah dilakukan oleh peternakan besar yang berada di Desa Sabrang dan Andongsari. Namun karena terjadi
kerusakan alat, maka teknologi tersebut tidak dilanjutkan kembali. Saat ini yang dilakukan oleh peternak yang berada di peternakan besar di Desa Andongsari
adalah dengan membuka semua jendela dan pintu peternakan apabila suhu dalam kandang dirasa terlalu panas. Selain itu, peternakan besar yang berada di Desa
Andongsari sudah membuat suatu tempat penampungan air di kandang sapinya. Setiap satu sapi disediakan satu tempat penampung air. Tempat penampung air ini
terletak di depan sapinya. Tempat penampung air ini berfungsi sebagai tempat minum sapi sekaligus untuk membantu sapi apabila sapi merasa suhu kandang
terlalu panas. Karena jika suhu terlalu panas, sapi cenderung membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Jadi sapi bisa langsung meminum air yang berada
tepat di depannya kapanpun sapi tersebut butuhkan. Tempat penampung air ini selalu terisi air secara otomatis. Jadi peternak atau pekerja dalam peternakan
tersebut tidak perlu berulang kali mengisi air setiap airnya habis. Sayangnya, tempat penampung air ini hanya dimiliki oleh peternakan besar yang berada di
Desa Andongsari saja. Sedangkan peternakan lainnya belum ada yang berinisiatif menggunakan tempat penampung air itu juga.
Peternakan sapi perah lainnya yang tidak menggunakan teknologi untuk mengatasi sapi stress ketika terjadi perubahan suhu dalam peternakan adalah
dengan menyiram tubuh sapi berulang-ulang ketika sapi merasa badannya terlalu panas sampai sapi merasa tubuhnya kembali normal atau dingin. Sapi yang
merasa suhu dalam kandangnya panas biasanya terdengar suara nafasnya yang berat. Selain itu, cara yang digunakan peternak untuk memanipulasi suhu kandang
adalah dengan meninggikan atap kandang mulai dari 2 sampai dengan 4 meter.
5. Bantuan dari Pemerintah untuk Proses Budidaya O4
Bantuan dari pemerintah menjadi peluang dalam melanjutkan usaha peternakan sapi perah. Bantuan dari pemerintah telah diterima oleh peternak kecil
yang berada di Desa Wonoasri. Bantuan dari pemerintah tersebut berupa instalasi biogas yang sekarang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi, bantuan berupa
chooper atau alat pemecah rumput, dana untuk pembuatan kandang, dan juga bantuan berupa KKPE Kredit Ketahanan Pangan dan Energi. Kredit ini
diberikan oleh pemerintah berupa pinjaman yang sistem pembayarannya dilakukan setiap 6 bulan sekali dalam waktu 3 tahun dengan bunga 0,5.
Walaupun belum semua peternak mendapatkan fasilitas tersebut, namun dengan adanya bantuan tersebut telah menunjukkan bahwa pemerintah telah mendukung
adanya peternakan sapi perah di Kota Jember ini. Pada tahun 2012, pemerintah telah memberikan bantuan berupa 18 ekor
sapi kepada Koperasi Mahesa untuk dibagikan kepada peternak yang tergabung di Koperasi Mahesa. Hal ini sangat menguntungkan peternak, khususnya bagi
peternak kecil yang hanya mempunyai sedikit sapi yang diternakkan. Terlebih lagi, sapi perah yang diberikan oleh pemerintah tersebut beberapa diantaranya
adalah jenis sapi Australian yang diketahui mampu memproduksi susu jauh lebih banyak daripada jenis FH yang diternakkan oleh peternak. Namun sayangnya,
pemberian bantuan dari pemerintah tersebut tidak dibagikan secara merata kepada peternak yang merupakan anggota koperasi. Belakangan ini diketahui pemberian
bantuan dari pemerintah berupa sapi tersebut ternyata hanya diternakkan di salah satu peternakan besar yang tergabung di Koperasi Mahesa.
6. Terdapat pesaing dari koperasi lain yang dapat mengancam penghentian
kerjasama dengan Nestle T1 Sampai saat ini, terdapat 2 koperasi susu sapi yang bekerja sama dengan
Perusahaan Susu Nestle yang berada di Kota Jember, yaitu Koperasi Galur Murni dan Koperasi Mahesa. Koperasi Galur Murni merupakan satu-satunya pesaing
dari Koperasi Mahesa. Apabila jumlah susu yang disetorkan oleh Koperasi Mahesa jauh lebih sedikit dari yang diinginkan oleh Perusahaan Susu Nestle dan
juga lebih sedikit dari jumlah susu yang disetorkan oleh Koperasi Galur Murni,
maka bisa saja Perusahaan Susu Nestle menghentikan kerja sama dengan Koperasi Mahesa. Karena itulah peternak sapi perah yang tergabung dalam
Koperasi Mahesa harus berupaya untuk menghasilkan susu sapi dengan kuantitas tinggi agar dapat tetap bekerja sama dengan Perusahaan Susu Nestle demi
keberlanjutan usaha ternak sapi perah yang dimilikinya. Jadi apabila pesaing dari koperasi lain memiliki jumlah susu yang lebih banyak ketika disetorkan ke
Perusahaan Susu Nestle, maka usaha ternak sapi perah yang tergabung di Koperasi Mahesa akan terancam.
5.4.4 Aspek Geografis