Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Yani , A. dan Purwanto, B.P 2006 dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respon Fisiologis Sapi Peranakan Friesian Holstein FH dan Modifikasi Lingkungan untuk Meningkatkan Produktivitasnya”. Penelitian tersebut menungkapkan bahwa penampilan produksi ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor keturunan genetik, pakan, pengelolaan, perkandangan, pemberantasan dan pencegahan penyakit serta faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang cukup dominan dalam mempengaruhi produktivitas ternak adalah iklim terutama iklim mikro yaitu suhu, kelembaban udara, radiasi dan kecepatan angin. Sapi perah FH sebagai sapi yang berasal dari iklim sedang memerlukan suhu yang optimum untuk mencapai produksi maksimalnya.Jika sapi FH tersebut dipelihara di daerah tropis seperti Darmaga Bogor, maka diperlukan modifikasi lingkungan mikro yang baik untuk dapat mereduksi cekaman panas agar produktivitasnya tetap tinggi. Modifikasi lingkungan mikro dapat dilakukan dengan pemberian naungan dalam bentuk atap kandang dengan ketinggian yang tepat, pemberian shelter di sekitar bangunan ternak, pemberian air minum dingin, pemberian kecepatan angin dengan pemasangan kipas, pengabutan melalui sprinkler di dalam kandang, pemberian isulator di bagian atap kandang. Modifikasi lingkungan mikro di atas memerlukan biaya yang tidak murah sehingga memerlukan alternatif modifikasi lingkungan dengan cara penggunaan bahan kandang atap,dinding, tiang dan teknologi yang lebih murah. Pratiwi 2014 telah melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial dan Strategi Pengembangan Usaha Susu Sapi Perah pada Koperasi Peternak Galur Murni Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usaha susu sapi perah pada koperasi peternak Galur Murni di Kecamatan Sumberbaru menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis kriteria investasinya adalah : NPV Rp 8.786.989.669,31; Net BC 10,40 ; Gross BC 3,18 ; IRR 79,88 ; PR 5,85; PP 8 bulan 20 hari. Penelitian lain terkait analisis kelayakan finansial usaha ternak sapi perah juga dilakukan oleh Kartika 2007 dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Sapi Perah di Perusahaan Susu Kaliwates”. Dalam penelitian yang dilakukannya tersebut, dapat diketahui bahwa usaha ternak sapi perah di Perusahaan Susu Kaliwates selama 1 tahun mulai Juli – Desember 2006 sampai dengan Januari – Juni 2007 adalah menguntungkan. Hal ini terbukti dengan nilai NPV, Net BC, Gross BC, dan IRR yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Adapun nilai-nilai kelayakan usaha secara finansial tersebut berturut turut adalah sebagai beikut : NPV mencapai Rp 108.219.153,51; Net BC 1,23; Gross BC 1,04; dan IRR 23,45. Modal investasi yang ditanamkan dalam Perusahaan Susu Kaliwates adalah sebesar Rp 450.888.000, namun Perusahaan Susu Kaliwates ini akan dapat mengembalikan modal tersebut dalam jangka waktu 5 tahun, 6 bulan lebih 9 hari. Dalam hal sensitivitas, perusahaan ini tidak peka terhadap perubahan kenaikan harga pakan ternak sebesar 20, karena hasil analisisnya dengan tingkat suku bunga sebesar 13, usaha ternak sapi perah Perusahaan Susu Kaliwates Jember masih layak untuk dilanjutkan. Hal ini dapat terjadi karena usaha tersebut masih bisa memberikan manfaat benefit yang lebih besar daripada biaya cost yang dikeluarkan. Pada analisis sensitivitas, Dewi 2010 telah mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Ternak Kambing Perah di Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peternakan kambing perah tidak sensitif terhadap penurunan produksi susu kambing sebesar 74,29, karena hasil analisisnya adalah meskipun terjadi penurunan jumlah produksi susu kambing sebesar 74,29, pengembangan usaha tetap layak dilaksanakan dengan nilai NPV sebesar Rp 473.455.544,00, IRR sebesar 14 persen, Net BC sebesar 1,25 persen, dan payback period selama empat tahun, lima bulan, dan 16 hari. Hasil penelitian terkait strategi pengembangan usaha sapi perah telah dilakukan oleh Kasim et al 2011 dalam jurnal yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang ”. Dalam penelitian tersebut, dapat diketahui beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terjadi pada peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang. Faktor kekuatan yang terdapat pada peternakan tersebut antara lain : ketersediaan pakan dan air yang mencukupi, motivasi peternak, sarana dan prasarana yang mendukung. Pada faktor kelemahan, terdiri dari :sumber daya manusia SDM masih rendah pengetahuan peternak tentang teknologi yang masih kurang, daya awet susu rendah, kurangnya petugas lapang penyuluh. Sedangkan dari faktor eskternal, terdapat beberapa peluang dan ancaman yang terdapat di peternakan sapi perah Kabupaten Enrekang. Pada faktor peluang, diantaranya adalah : permintaan hasil olahan susu dangke yang cukup tinggi, bantuan dari pemerintah, anak jantan dan sapi afkir untuk substitusi sapi potong. Pada faktor ancaman, terdiri dari : penyakit ternak, impor produk susu, cuaca tidak menentu. Pada penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang terletak pada white area. Pengembangan usaha sapi perah tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Fokus strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented. Strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan populasi sapi perah, pemberdayaan kredit usaha dan optimalisasi lahan. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Klasifikasi Sapi