sensitivitasnya adalah dengan mencari persentase kenaikan harga pakan, yaitu sebesar 20 dan penurunan produksi susu sebesar 74,29. Namun apabila hasil
analisis menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa menunjukkan tidak layak, berarti analisis sensitivitasnya adalah
dengan mencari persentase penurunan harga pakan sampai hasilnya menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa
menunjukkan layak untuk dilanjutkan. Selain itu juga dianalisis dengan mencari persentase kenaikan produksi susu hingga hasil analisisnya menunjukkan bahwa
usaha peternakan sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa layak untuk dilanjutkan.
Kriteria Pengambilan Keputusan: a.
Jika kedua kondisi diatas merubah nilai NPV, Net BC, IRR, Gross BC, PR dan PP tapi masih dalam kriteria layak dalam finansial, maka usaha peternakan
sapi perah dalam Koperasi Mahesa tidak sensitif terhadap kondisi perubahan yang ada.
b. Jika kedua kondisi diatas merubah nilai NPV, Net BC, IRR, Gross BC, PR
dan PP sehingga nilainya dalam kriteria tidak layak dalam finansial, maka usaha peternakan sapi perah dalam Koperasi Mahesa sensitif terhadap kondisi
perubahan yang ada.
3.5.4 Analisis SWOT
Pengujian hipotesis ketiga terkait strategi pengembangan pada peternakan sapi perah dalam Koperasi Mahesa ini digunakan analisis SWOT Strength,
Weakness, Opportunity, Threat. Menurut Rangkuti 2002, dalam melakukan analisis SWOT ini, tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data. Tahap
ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Adapun tahap-tahap menyusun strategi menggunakan analisis SWOT sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor internal Internal Factor Analysis Summary IFAS yang
terdiri dari kekuatan strength dan kelemahan weakness serta analisis faktor eksternal Eksternal Faktor Analysis Summary EFAS yang terdiri dari
peluang Opportunity dan ancaman threat. Adapun cara untuk menganalisis faktor-faktor strategi IFAS adalah sebagai berikut :
Mendaftarkan item-item IFAS. Menunjukkan mana yang merupakan kekuatan S dan kelemahan W
Meninjau bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam tabel IFAS tersebut, dan menyesuaikan jika perlu sehingga jumlah total pada kolom
bobot IFAS mencapai angka 1.00 Memasukkan pada kolom peringkat, peringkat yang diberikan manajemen
perusahaan terhadap setiap faktor dari tabel IFAS. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan jumlah pada skor
berbobot. Memberikan keterangan untuk masing-masing faktor dari tabel IFAS
Hunger et al, 2003 Berikut ini adalah matriks faktor strategis internal IFAS :
Tabel 3.3 Matriks Faktor Strategis Internal IFAS No.
Faktor-faktor Strategi Internal
Bobot Rating Bobot x
Rating Komentar
Kekuatan
1. 2.
N.
Kelemahan
1. 2.
N.
Total
Sumber : Rangkuti 2002 Sedangkan cara untuk
menganalisis faktor-faktor strategi EFAS adalah sebagai berikut :
Mendaftarkan item-item EFAS. Menunjukkan mana yang merupakan peluang O dan ancaman T
Meninjau bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam tabel EFAS tersebut, dan menyesuaikan jika perlu sehingga jumlah total pada kolom
bobot EFAS mencapai angka 1.00 Memasukkan pada kolom peringkat, peringkat yang diberikan manajemen
perusahaan terhadap setiap faktor dari tabel EFAS. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan jumlah pada skor
berbobot. Memberikan keterangan untuk masing-masing faktor dari tabel EFAS
Hunger et al, 2003 Berikut ini adalah matriks faktor strategis internal IFAS :
Tabel 3.4 Matriks Faktor Strategis Eksternal EFAS No.
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating Komentar
Peluang
1. 2.
N.
Ancaman
1. 2.
N.
Total
Sumber : Rangkuti 2002
2. Hasil pada analisis IFAS dan EFAS selanjutnya dikompilasikan ke dalam
matrik posisi kompetitif relatif yang ditunjukkan dalam gambar :
2 4
High
EFAS 2
Low
High IFAS
Low Gambar 3.1 Matrik Posisi Kompetitif Relatif
Sumber : Rangkuti 2002
WHITE AREA GREAY AREA
GREY AREA BLACK AREA
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. White Area Bidang Kuat
– Berpeluang Apabila berada pada posisi ini, maka usaha tersebut memiliki peluang pasar
yang prospektif dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya. b. Grey Area Bidang Lemah-Berpeluang
Apabila berada pada posisi ini, maka usaha tersebut memiliki peluang pasar yang prospektif, namun tidak memiliki kompetensi untuk mengerjakannya.
c. Grey Area Bidang Kuat-Terancam
Apabila berada pada posisi ini, maka usaha tersebut cukup kuat dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya, namun peluang pasar sangat mengancam.
d. Black Area Bidang Lemah-Terancam
Apabila berada pada posisi ini, maka usaha tersebut tidak memiliki peluang pasar dan tidak memiliki kompetensi untuk mengerjakannya Rangkuti,
2002. 3.
Menentukan posisi perusahaan yang didasarkan pada analisis total skor faktor iternal dan eksternal menggunakan matriks internal dan eksternal seperti
gambar berikut ini :
TOTAL SKOR IFAS
4.0 Tinggi 3.0 Rata-rata 2.0 Lemah 1.0 Tinggi
3.0
TOTAL SKOR
Sedang
EFAS
2.0 Rendah
1.0 Gambar 3.2 Matrik Internal dan Eksternal Strategi Korporat
Sumber : Rangkuti 2002
Keterangan : Daerah 1
: Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal Daerah 2
: Strategi melalui integrasi horizontal Daerah 3
: Strategi turnaround
1. Growth 2. Growth
3.Retrenchment
4. Stability
5. Growth Stability
6.Retrenchment
7. Growth
8. Growth
9.Retranchment
Daerah 4 : Strategi hati-hati
Daerah 5 : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau tidak
ada perubahan profit strategi Daerah 6
: Strategi divestasi Daerah 7
: Strategi diversifikasi konsentrik Daerah 8
: Strategi diversifikasi konglomerat Daerah 9
: Strategi bangkrut likuidasi Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategis perusahaan ,
tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :
a. Growth strategy merupakan pertumbuhan perusahaanitu sendiri sel 1, 2, dan
5 atau upaya diversifikasi sel 7 dan 8. b.
Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
c. Retrenchment strategy sel 3, 6, dan 9 adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. 4. Penentuan alternatif strategi dengan menggunakan matrik SWOT, yang
tersusun ke dalam 4 strategi utama, yaitu SO, WO, ST, WT seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5 Tabel Matrik SWOT IFAS
EFAS Strenghts S
Weakness W Opportunities O
Strategi SO Strategi WO
Threats T Strategi ST
Strategi WT
Sumber : Rangkuti 2002.
Adapun cara pengisian tabel tersebut yaitu : 1.
Menentukan 5 – 10 faktor – faktor kekuatan S, kelemahan W, peluang O, dan ancaman T.
2. Pada strategi SO, menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
3. Pada strategi WO, menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang 4.
Pada strategi ST, menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
5. Pada strategi WT, menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman Rangkuti, 2002.
Berikut ini adalah isu strategis dalam peternakan sapi perah yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian :
Tabel 3.6 Matriks Isu Strategis IFAS
No. Faktor-faktor Strategi
Internal Bobot
Rating Bobot x
Rating Komentar
Kekuatan
1. Terdapat pembeli tetap
Nestle 2.
Terdapat dokter mantri hewan
yang siap
menangani inseminasi
buatan 3.
Ketersediaan pakan dan air yang mencukupi
4. Motivasi peternak tinggi
5. Memiliki
armada yang
cukup banyak untuk proses pengangkutan
susu ke
tempat pengumpulan susu dan ke Koperasi
Kelemahan :
1. Dekatnya jarak kandang
dengan pemukiman 2.
Tidak ada
persediaan suplemen
atau vitamin
untuk penambah
nafsu makan
dan kekebalan
tubuh sapi 3.
Tidak ada penyuluh yang dapat membantu dalam
pemeliharaan ternak 4.
Daya awet susu rendah sehingga
butuh waktu
yang cepat untuk menjual hasil susu sapinya
5. SDM rendah kurangnya
informasi dan pengetahuan tentang teknologi dalam
pemeliharaan ternak
Total
Sumber : Data primer yang diolah 2014
Tabel 3.7
Matriks Isu Strategis EFAS No.
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating Komentar
Peluang
1.
Permintaan hasil olahan susu cukup tinggi
2.
Masyarakat umum masih berminat mengonsumsi
susu segar
3.
Tingginya permintaan
daging sapi dari sapi
potong atas substitusi dari sapi afkir dan sapi jantan
4.
Bantuan dari pemerintah untuk proses budidaya
Ancaman :
1.
Terdapat pesaing
dari koperasi lain yang dapat
mengancam penghentian
kerjasama dengan Nestle
2.
Cuaca tidak menentu yang dapat
mempengaruhi kondisi fisiologis ternak
3.
Penyakit ternak yang tidak dapat segera ditangani oleh
peternak
4.
Impor produk susu yang mengancam
pembelian produk susu dalam negeri
Total
Sumber : Data primer yang diolah 2014
3.6 Definisi Operasional