Aspek Budidaya Analisis Sensitivitas Peternakan Sapi Perah pada Koperasi Mahesa

seperti susu sapi perah kemasan lainnya, tetapi konsumen mendatangi peternak dengan membawa tempat susu sendiri, baik berupa dirigen yang khusus untuk menampung susu yang dibeli, maupun botol minuman plastik. Sistem penjualannya adalah konsumen mendatangi peternak sebelum menyetorkan susu tersebut ke tempat penampungan susu, baik pada pagi ataupun sore hari. Susu sapi yang masih tersisa itulah yang nantinya disetorkan ke tempat penampungan susu. Biasanya tetangga sekitar yang menjadi konsumen susu tersebut, jadi konsumen mengetahui waktu peternak memerah dan menyetorkan susu ke tempat penampungan susu. Susu yang dibeli konsumen langsung ke peternakan sapi perah tersebut, selain untuk dikonsumsi sendiri, juga dikonsumsi oleh kambing etawa yang diternakkan di dekat peternakan sapi perah, yaitu di Desa Sabrang. 5. Impor Produk Susu yang Mengancam Pembelian Produk Susu Dalam Negeri T4 Ancaman dari susu sapi adalah adanya produk susu dari luar negeri yang masuk ke Indonesia atau produk susu impor. Adanya produk susu impor dapat membuat permintaan susu terhadap produk susu dalam negeri menjadi turun. Jika permintaan produk susu dalam negeri turun, maka permintaan terhadap bahan baku utama yaitu berupa susu sapi akan turun juga. Hal ini lah yang dapat mengancam kelanjutan usaha susu sapi.

5.4.2 Aspek Budidaya

1. Ketersediaan Pakan dan Air yang Mencukupi S3 Peternak sapi perah di 3 kecamatan yang tergabung dalam koperasi Mahesa tidak pernah mengeluhkan ketersediaan pakan dan air untuk proses pemeliharaan dan budidaya ternaknya. Pakan yang peternak gunakan adalah rumput gajah, konsentrat, dan pohon jagung. Rumput gajah dapat dicari dengan mudah. Di daerah sekitar rumah peternak banyak hantaran sawah, ladang, maupun tanah kosong dan luas seperti padang rumput, dimana banyak terdapat rumpuh liar yang tumbuh dan dapat dimiliki oleh siapa pun yang membutuhkan. Kalaupun di sekitar rumah peternak tidak terdapat lahan rumput gajah, biasanya peternak membeli rumput gajah yang didapatkan dengan mudah. Namun ada juga peternak yang memiliki lahan sendiri yang digunakan khusus untuk memelihara rumput gajah untuk pakan ternaknya. Biasanya lahan yang peternak miliki berada di halaman dekat rumahnya atau kandang ternaknya. Begitu juga dengan konsentrat yang dapat dibeli dengan mudah. Koperasi Mahesa menyediakan konsentrat yang dijual kepada peternak sapi perah yang tergabung di dalamnya. Jadi peternak tidak perlu membeli di toko ataupun membuat konsentrat sendiri. Namun salah satu peternak besar yang berada di Desa Andongsari mempunyai alat pembuat konsentrat sendiri, jadi peternakan tersebut hanya membeli bahan-bahan pembuat konsentrat dan mengolahnya sendiri tanpa harus membeli di Koperasi Mahesa. Pohon jagung adalah salah satu jenis pakan yang diberikan untuk ternak sapi. Pakan ini dapat diperoleh dengan mudah oleh peternak. Biasanya peternak bekerja sama dengan petani jagung untuk membeli pohon jagungnya dengan jumlah yang banyak dan harga yang murah. Jadi ketiga jenis pakan tersebut dapat diperoleh dengan mudah oleh peternak untuk membudidayakan sapi perahnya. Ketersediaan air untuk proses budidaya sapi perah juga tidak mengalami hambatan. Air digunakan selain untuk minuman ternak, juga digunakan untuk memandikan sapi dan membersihkan kandang yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Rata-rata peternak menggunakan air sumur dan sumur bor untuk keperluan minum ternak. Sedangkan air sungai digunakan untuk memandikan ternak. Namun jika tidak ada air sungai, maka air sumur atau air bor itu juga digunakan untuk memandikan ternak dan membersihkan kandang. 2. Memiliki Armada yang Cukup Banyak untuk Proses Pengangkutan Susu ke Tempat Pengumpulan Susu dan ke Koperasi S5 Sarana dan prasarana yang baik dapat menjadi salah satu faktor yang memperkuat usaha peternakan sapi perah ini, baik di Desa Jubung, Sabrang, Andongsari, maupun Tempurejo. Salah satu kekuatan dari peternakan sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa adalah prasarana berupa alat transportasi yang dimiliki oleh para peternak. Alat transportasi tersebut berupa sepeda motor yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengiriman susu ke tempat pengepul susu atau peternakan besar yang juga menjadi anggota Koperasi Mahesa. Sepeda motor tersebut juga dapat digunakan untuk mencari pakan ternak bagi peternak yang tidak mempunyai lahan pakan sendiri. 3. Tidak Ada Persediaan Suplemen atau Vitamin untuk Penambah Nafsu Makan dan Kekebalan Tubuh Sapi W2 Beberapa peternak, khususnya peternak kecil atau peternak rakyat jarang sekali menyiapkan suplemen ataupun vitamin yang dapat dikonsumsi sapi perah untuk menambah nafsu makan dan kekebalan tubuh. Vitamin tersebut dapat membantu agar nafsu makan meningkat, sehingga produksi susu juga semakin bertambah. Selain itu juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar sapi tidak mudah sakit. Terutama ketika terjadi perubahan musim yang dapat mengakibatkan penyakit kembung dan masuk angin sehingga membuat sapi tidak nafsu makan dan produksi susu menjadi turun. Selain vitamin atau suplemen, beberapa peternak juga tidak menyediakan obat-obatan untuk ternak sebagai persediaan jika sewaktu-waktu ternak mengalami sakit. Walaupun ternak jarang mengalami sakit, tapi seharusnya peternak menyiapkan obat-obatan. Jadi jika sewaktu-waktu ternak sakit, peternak tahu tindakan apa yang dilakukan secepatnya atau pertolongan pertama untuk menangani sapi yang sakit tanpa harus memanggil dokter hewan atau mantri hewan terdekat. Namun tampaknya peternak menyepelehkan manfat dari ketersediaan obat-obatan ternaknya. Dari semua peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Mahesa, hanya sekitar 25 yang menyiapkan obat- obatan untuk ternaknya. Ketiga peternakan besar semuanya telah menyiapkan obat-obatan, namun hanya beberapa dari peternak kecil yang mempersiapkan obat-obatan untuk ternaknya. Tetapi ada juga peternak yang membuat semacam jamu atau ramuan dari bahan alami untuk kesehatan ternaknya yang diberikan setiap 6 bulan sekali, yaitu ramuan yang terdiri dari campuran kunyit, temulawak, dan telur. Ramuan ini diberikan untuk menambah daya tahan tubuh dan nafsu makan sapi. Alasan peternak tidak menyediakan obat-obatan dikarenakan adanya mantri atau dokter hewan yang siap menangani ternak yang sakit dengan obat- obatan yang sudah disediakan oleh mantra atau dokter hewan tersebut. Padahal mantri atau dokter hewan tidak selalu bisa menangani ternak yang sakit sewaktu- waktu dan selama 24 jam. 4. Tingginya Permintaan Daging Sapi dari Sapi Potong atas Substitusi Dari Sapi Afkir Dan Sapi Jantan O3 Induk sapi yang melahirkan anak jantan pedhet dapat dijadikan peluang usaha untuk dijual sebagai sapi potong. Begitu juga sapi yang sudah tidak berproduksi lagi atau yang produksinya semakin menurun dan harus di afkir biasanya dijual untuk dijadikan sapi potong. Hasil dari penjualan anak jantan dan sapi afkir ini bisa menjadi peluang usaha untuk menambah pendapatan peternak dan bisa dijadikan modal untuk membeli induk sapi yang baru. Biasanya pedhet diternakkan terlebih dahulu sampai umur 1 atau 2 tahun, setelah itu pedhet di jual ke peternak sapi potong atau ke pasar hewan. Untuk sapi afkir, biasanya dijual pada umur 10 tahun. 5. Penyakit Ternak yang Tidak Dapat Segera Ditangani Langsung oleh Peternak T3 Penyakit yang dialami oleh sapi perah menjadi salah satu faktor yang mengancam dalam kegiatan budidaya. Biasanya sapi mengalami stress apabila terjadi pergantian cuaca yang ekstrim, dari cuaca yang panas menjadi dingin atau sebaliknya. Sapi yang mengalami stress biasanya ditandai dengan perut kembung, seperti gejala masuk angin pada manusia. Selain itu, sapi lebih sering tidur atau bermalas-malasan. Perubahan cuaca yang ekstrim juga dapat membuat sapi mengalami demam dan gangguan pernapasan. Selain itu sapi juga bisa mengalami penyakit lainnya, misalnya penyakit kadas, cacingan, ataupun mengalami luka akibat gesekan ke dinding kandang. Penyakit kadas yang dialami oleh sapi disebabkan oleh gigitan tungau. Penyakit cacingan disebabkan pakan yang kurang bersih. Sedangkan luka yang dialami oleh sapi biasanya disebabkan oleh sapi yang terlau aktif atau banyak gerak sehingga bergesekan dengan dinding kandang dan terjadi lah luka di tubuhnya. Sapi yang mengalami sakit biasanya produksinya mengalami penurunan produksi. Karena itulah penyakit ternak ini menjadi salah satu ancaman dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. Sebaiknya peternak mengetahui gejala penyakit yang sering dialami oleh ternaknya. Jadi ketika sapi mulai menunjukkan gejala sakit, peternak bisa segera mengatasi penyakit yang dialami oleh ternaknya tanpa harus menghubungi dokter atau mantri hewan. 6. Kenaikan Harga Pakan Ternak yang Dapat Meningkatkan Pengeluaran Peternak T5 Pada usaha peternakan sapi perah, pakan ternak merupakan salah satu biaya produksi yang dikeluarkan paling besar, karena peternak setiap hari harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli pakan. Sedangkan harga pakan setiap tahunnya meningkat. Jadi apabila harga pakan semakin tinggi, maka biaya yang dikeluarkan oleh peternak akan semakin banyak. Kenaikan harga pakan yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar, dalam hal ini berkaitan langsung dengan besarnya biaya produksi. Dengan naiknya biaya produksi maka pendapatan yang diterima secara langsung juga akan berkurang.

5.4.3 Aspek Sumber Daya Manusia SDM