Sintesis Konsep Kinerja Aspek Fungsional Kinerja Aspek Fungsional sebagai Dasar Penataan Bangunan Amaliun Food Court

75 Tabel 4.2 Lanjutan Aspek Fungsional Pengakomodasian Aktivitas Penyedaan Ruang Lt. 1 Pengalih fungsian RSG Program Nilai Program Nilai Pencapaian terhadap Kapasitas dan Sirkulasi Pencapaian ke retail lebih jelas baik untuk pengunjung dan servis karena sirkulasi yang terpisah dengan besaran retail yang lebih kecil karena penggunaan area lama yang dioptimalkan dengan membuka dinding pembatas. 2 Pencapaian retail tidak terlalu bermasalah bagi pengelola serta sirkulasi servis tetap terpisah dengan pengunjung, namun retail pada lantai 2 harus lebih informatif lagi informasinya agar pengunjung tertarik. Besaran Retail pada lantai 2 juga sebaiknya tidak seluas retail dibawah sehingga area pengunjung tetap leluasa Gambar 4.8. 2 Posisi terhadap personalisasi Kondisi retail merata posisinya sehingga memiliki personalisasi semi privat. 2 Kondisi letak retail tidak terlalu merata karean ada retail di lantai 2 namun dapat didisain untuk pengunjung dengan yang bertujuan hang out privatkerja. 2 Jumlah 8 7

4.5 Sintesis Konsep Kinerja Aspek Fungsional

Konsep kinerja aspek fungsional bangunan Amaliun Food Court berdasarkan pada penjabaran diatas adalah penataan ruang food court pada lantai satu. Konsep kinerja yang disimpulkan berdasarkan matrik analisa strategi serta evaluasi komparatif berusaha mengakomodasi aktivitas food court melalui penyediaan ruang yang lebih efisien dan efektif terhadap retail pedagang makanan dan sirkulasi pengunjung serta servis agar pelayanan terhadap area duduk pengunjung food court tercapai kenyamanannya Gambar 4.10. Universitas Sumatera Utara 76 ±1.50 ±3.00 Gambar 4.10 Konsep Retail yang Mengoptimalkan Kinerja Losd Awal Menjadi Area Bar Minuman Sirkulasi service Area Bar Area Pengoptimalan bagi 7 retail Area duduk pengunjung yang kembali satu. Besaran retail yang lebih kecil dengan pencapaian bagi tiap unit yang mudah dan informatif dengan posisi yang merata serta personalisasi semi privat Rak pajang makanan Rak Perlengkapan Sekat Pembatas Pandang Universitas Sumatera Utara 77 Konsep pengoptimlan lantai 1 ini memiliki kinerja dalam mengakomodasi aktivitas retail pada food court. Kinerja optimal Gambar 4.10 ini diperoleh dengan efisiensi penggunaan area dengan membuka sekat dan menata retail dengan furniture yang lebih sederhana. Retail dengan furniture yang berfungsi sebagai pembatas menggunakan area yang lebih sedikit efisensi area berkinerja lebih baik dalam menampilkan yang informasi dagangan dan menghasilkan pencapaian oleh pengunjung yang lebih mudah efektivitas retail. Konsep ini juga memposisikan letak retail dengan jangkauan yang hamper merata terhadap pandanganview pengunjung. Kondisi retail yang beradalam upaya mencapai personalisasi semi privat. Universitas Sumatera Utara 78 BAB V RUMUSAN KRTERIA PERANCANGAN ASPEK FUNGSIONAL BANGUNAN AMALIUN FOOD COURT

5.1 Kinerja Aspek Fungsional sebagai Dasar Penataan Bangunan Amaliun Food Court

Bangunan Amaliun Food Court mengalami perkembangan aktivitas akibat tingginya tingkat kunjungan dan permintaan. Meningkatnya kunjungan dan permintaan ini disebabkan lokasi yang strategis, fungsi kegiatan yang tidak dimiliki lingkungan sekitar, dan suasana terbuka dengan nuansa lokalitas yang kuat. Namun lokasi yang strategis memiliki keterbatasan akan luas lahan yang sulit memungkinkan adanya penambahan luas area bangunan bagi aspek fungsional yang mengakomodasi kegiatan. Keberadaan fisik bangunan yang terbatas menjadi ancaman bagi kualitas pelayanan aspek fungsional dalam mengakomodasi kegiatan retail pedagang makanan. Kenyamanan pengunjung untuk dapat menikmati daya tarik bangunan menjadi hal yang kurang diperhatikan karena kondisi perkembanagan retail yang diletakan kurang terencana. Mewujudkan kenyamanan secara arsitektural menjadi tantangan bagi kinerja aspek fungsional bangunan Amaliun Food Court. Kenyamanan yang menjadi faktor dalam mengukur kinerja aspek fungsional dalam Universitas Sumatera Utara 79 mengakomodasi kegiatan ditinjau berdasarkan pelaksanaan aktivitas posisiletak dan personalisasi, luasan besaran, serta aksesibilitas pencapaian dan sirkulasi darike retail pedagang. Kondisi bangunan Amaliun Food Court berdasarkan identifikasi dan analisa permasalahan serta konsep pemecahan permasalahan harus menyediakan penataan ruang yang memiliki standar kenyamananukuran dan disain yang informatif bagi aktivitas retail. Hal ini adalah dukungan dalam pelaksanaan aktivitas, luasan serta aksesibilitas Gambar 5.1. Melalui penataan ruang yang sesuai penjabaran diatas diharapkan kinerja aspek fungsional bangunan Amaliun food Court menjadi optimal dalam pengakomodasian aktivitas. ±1.50 ±3.00 Gambar 5.1 Konsep Retail yang Mengakomodasi Aktivitas dengan Besaran yang Lebih Kecil dan Menggunakan Furniture yang Didisain Informatif Besaran retail yang lebih kecil dengan pencapaian bagi tiap unit yang mudah dan informatif dengan posisi yang merata serta personalisasi semiprivate Rak pajang makanan Rak Perlengkapan Sekat Pembatas Pandang Universitas Sumatera Utara 80 5.2 Kriteria Perancangan Fisik ditinjau berdasarkan Pelaksanaan Aktivitas dalam mendukung Kinerja Aspek Fungsional Hasil dari konsep pemecahan masalah adalah penyediaan penataan ruang dalam pengakomodasian aktivitas. Penataan ruang bagi aktivitas bangunan Amaliun Food Court diharapakan sesuai dengan program awal yaitu tempat hang outnongkrong yang dilayani dengan sistem retail makanan Food Court. Penyediaan ruang yang tertata dengan tujuan aktivitas hang out memerlukan area pandang yang luas ke sekitar lingkungan. Area pandang dalam pelaksanaan hang out direncanakan sebagai area duduk pengunjung yang memiliki sudut pandang yang luas. Keluasan area pandang berdasarkan site bagi bangunan Amaliun Food Court berada pada sudut hook Jl. Amaliun dan Jl. Nusantara sehingga penempatan area duduk pengunjung sangat tepat sebagai daya tarik bagi pengunjung untuk datang dan menikmati view yang ada Gambar 5.2. Gambar 5.2 Area food court yang Menjadi Optimal Kinerjanya dalam Mengakomodasi Aktivitas Aktivitas duduk pengunjung yang memiliki view luas ke luar dan view retail yang jelas posisinya dan pengudaraan terbuka menjadi optimal. Area retail yang tidak menghalani pandangan namun dapat diakses dengan baik dengan sirkulasi servis yang terpisah dari pengunjung. Tampilan retail lebih terbuka agar interaksi pengunjung terhadap informasi dagangan menjadi optimal Universitas Sumatera Utara 81 Hal lain yang menjadi daya tarik bagi aspek fungsional adalah pelaksanaan aktivitas penjualan makanan yang juga berfungsi sebagai pelayanan bagi area duduk dalam melengkapi fasilitas food court. Pelaksanaan penjualan makanan direncanakan dengan sistem retail dimana fasilitas penyediaan logistik adalah bagian dari pedagang retail sedangkan penyediaan peralatan makan adalah bagian dari fasilitas pengelola bangunan. Kondisi retail sebaiknya berada pada suatu area tertentu agar posisi retail tidak menghalangi pandangan pada area duduk yang berada pada hook Jl. Amaliun dan Jl. Nusantara. Posisi retail agar tidak menghalangi pandangan sebaiknya berada pada sisi barat dan utara sehingga personalisasi dalam pelaksanaan aktivitas retail tetap menjadi semi privat. Posisi retail yang agak kedalam direncanakan agar lebih terbuka sehingga bukan hanya menjadi tempat memajangkan ‘gambar’ makanan namun menampilkan makanannya yang berada pada lemarirak penjualan. Pelaksanaan aktivitas pada area duduk pengunjung yang terbuka secara view dan pengudaraan tanpa dihalangi oleh kehadiran retail merupakan upaya mempertahankan efektivitas daya tarik banguan Amaliun Food Court dalam peningkatan kinerja aspek fungsional bangunan. Upaya meningkatkan kinerja ini juga didukung dengan pelaksanaan aktivitas retail yang memiliki tingkat efisiensi dengan cara lebih terbuka dan informatif. Universitas Sumatera Utara 82

5.3 Kriteria Perancangan Fisik ditinjau berdasarkan Luasan dalam Mendukung Kinerja Aspek Fungsional