18
terjadi dibandingkan dengan kinerja awal mengalami masalah dalam mengakomodasi kenyamanan pelaksanaan aktivitas retail yang mempengaruhi kondisi kenyamanan
penggunapengunjung. Perubahan kinerja ini dibahas dalam penelitian ini dalam bentuk studi terhadap disain perancangan bangunan yang aspek fungsional berupa
pengakomodasian aktivitas retail.
2.3 Identifikasi Kinerja Aspek Fungsional
2.3.1 Bangunan dalam Arsitektur. Bangunan oleh Vitruvius dimaknai memiliki tiga fungsi utilitas,vermisitas,
venusitas dimana salah satunya adalah utilitasutilityfitnes for purposeketepatan guna yaitutask tugas guna yang harus di penuhi oleh suatu bangunan. Sementara
secara umum dari segi pengertian fungsi dapat dibagi menjadi: 1. Pengertian umumbagi para ahli bahasa Linguist adalah pendekatan pada
studi bahasa yang berkenan dengan fungsi yang ditunjukan oleh bahasa, terutama dalam hal kejadian informasi yang berhubungan, ekspresi
mengindikasi suasana hati, dan pengaruh keahlian.
2.
Pengertian umum bagi para sosiologis Linguistik adalah teori tentang hubungan bagian-bagian dalam masyarakat keseluruhan yang satu dengan
yang lain. Pendekatannya terkemuka dalam pekerjaan sosiolog pada abad sekarang ini khususnya bagi mereka yang melihat masyarakat sebagai
organisme
.
Universitas Sumatera Utara
19
3. Pengertian Arsitekturalnya adalah dimana suatu bentuk bangunan harus diperoleh dari fungsi yang harus dipenuhinya, aspek skematis dan teknis
dari mordernisasi arsitektural rasionalisme, yang pendirian teoritisnya yang lebih luas juga membentuk pertanyaan simbolik,filsafat, politik, sosial
dan ekonomi.
Beberapa tokoh yang berkecimpung dalam bidang arsitektur maupun diluar melontarkan beberapa fungsi yang dapat di jalankan oleh bangunan dalam arsitektur.
Salah satunya menurut Geoffrey Broadhint ada enam fungsi yang dapat di jalankan oleh bangunan dalam arsitektur yaitu:
1. Environmental Filter Modifier of the phsycal climate. Bangunan bisa mengkontrol iklim. Bangunan berfungsi sebagai penyaring terhadap iklim
di luarfilter. Bangunan dapat membuat kita merasa aman dan nyaman untuk melaksanakan aktifitas kita. Kita dapat menentukan ruangan yang
mana yang harus dekat dan mana yang harus dijauhkan. 2. Bangunan sebagai wadah kegiatan Container of activities yang
menempatkannya pada tempat tertentu. 3. Investasi modal Capital invesment yang merubah nilai lahan Changer
of land value dimana bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak dan dapat menjadi sumber investasi.
Universitas Sumatera Utara
20
4. Fungsi simbolis Symbolic function yang mengimplikasi pada budaya implication cultural dimana dalam pengertian ini bangunan dapat
memberikan nilai simbolik, khususnya keagamaan dan budaya. 5. Pembentuk Perilaku Behaviour Modifier dimana bangunan dapat
mengubah kebiasaan dan perilaku sesuai dengan suasana ruang. 6. Fungsi Estetika Aesthetic Function dimana bangunan akan
menyenangkan jika tampak cantik pursuit of delight sesuai dengan modelfashion saat ini fashionable.
Berdasarkan jabaran diatas dimana Geoffrey Broadhint memahami fungsi sebagai sesuatu yang di pancarkan dan diinformasikan melalui panca indra kita.
Jabaran fungsi ini memiliki perbedaan dengan jabaran yang dilakukan oleh Larry R. Ligo.Fungsi menurut Larry R. Ligo adalah sebagai tugas atau pekerjaan ataupun efek-
efek yang dapat ditimbulkan dalam arsitektur. Larry R.Ligo memunculkan lima fungsi yang dapat dijalankan oleh arsitektur untuk menjawab fungsi sebagai konsep.
Kelima fungsi bangunan menurut Larry R. Ligo dari Concepts of Function of The Twentieth Century Architecture adalah:
1. Structural Articulation artikulasi structural menunjuk pada pengupasan dalam design, dari material struktur dan metode sebuah bangunan
misalnya fungsi material dan metode maupun pada artikulasi exterior bangunan dengan variasi kegiatan yang terkandung di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Physical function fungsi fisik. Meliputi control dari lingkungan dan akomodasi bangunan terhadap aspek-aspek fisik dari tujuan yang
diinginkan, aspek-aspek seperti pola jalan dan fleksibilitas dari pengaturan ruang.
3. Phychologycal function fungsi Psikologi. Mengacu kepada feelings perasaan atau rasa dimana bangunan-bangunan itu berbaur dengan
pengamat- pengamatnya, penghunipemakai dan pengkritikannya, termasuk penyakit-penyakit psikologis seperti vertigo, clausphobia, kebingungan
arah direction, kenyamanan fisik atau kurangnya rasa dan emosi yang spesifikkhas.
4. Social function fungsi Sosial. Mengacu kepada kongkritisasi dari institusi social dan karakteristik yang bernilai budaya atau masa tertentu.
5. Culturalexistential function fungsi budayakeberadaan. Mengacu kepada kongritisasi dati nilai-nilai universal atau struktur subconcius dari spatial
dan orientasi psikologi yang berhubungan lebih kepada esensi kemanusiaan dari pada hidup manusia dalam suatu waktu dan tempat tertentu.
Jhon Lang dan Walter Moleski dalam buku Functionalism Revisited membahas bagaimana suatu lingkungan buatan arsitektur dalam satu seting area
disain terencana. Setting yang didisain berupa bangunan menurut Lang dan Moleski dipandang dari sudut pandang perilaku pengguna. Perilaku pengguna umumnya
dipengaruhi oleh psikologi dan budaya, namun kebutuhan dasar alami manusia adalah
Universitas Sumatera Utara
22
bersifat universal sehingga bangunan harus didisain tidak hanya berdasarkan kebutuhan tetapi juga melihat bagaimana perilaku ketika bangunan digunakan dan
akan ditanggapi. Hal ini menjadikan fungsi bangunan yang dipengaruhi oleh perilaku dibagi dan dibahas dalam dua bagian utama yaitu:
1. Fungsi Dasar Basic Functions. Fungsi dasar membahas akomodasi dari aktivitas, tempat tinggal dan
menyehatkan lingkungan;Keamanan fisik dan psikologi dan keamanan; Arsitektur, Keamanan finansial, dan Keuntungan; Identitas dan
Masyarakat; Identitas, Individualisme, dan Keunikannya; Bangunan sebagai tanda dan simbol status.
2. Fungsi Tambahan Advanced Functions. Fungsi
Tambahan membahas
the cognitive
function of
Architecture;Experiental Aesthetics and Intellectual Aesthetics.
2.3.2 BPE Building Performance EvaluationEvaluasi Kinerja Bangunan Sebuah proses desain bangunan yang rasional dengan menggunakan umpan
balik dari evaluasi berkelanjutan dapat disimpulkan sebagai loopGambar 2.6, dimana informasi umpan balik melalui evaluasi yang terus menerus, mengarah
terhadap informasi asumsi desain yang lebih baik, dan pada akhirnya untuk solusi yang lebih baik. Penggunaan proses tersebut oleh pengambil keputusan dapat
membuat keputusan desain yang lebih baik dan lebih menginformasikan orientasi dari
Universitas Sumatera Utara
23
pengguna. Para pengambil keputusan dapat mengakses informasi dari bangunan jenis tertentu yang evaluasi penelitiannya sebaiknya dikumpulkan dan selanjutnya
disimpan dan diperbarui dalam sisem database.
Gambar 2.6 Proses Loop BPE Berada pada lingkungan yang selalu berubah dimana manusia seperti makhluk
hidup lainnya, merupakan organisme dinamis dalam menyesuaikan diri,dimana sifat hubungan interaktif antara orang dan lingkungan adalah wakil dari konsep sistem
yang sangat berguna. Secara khusus, pendekatan sistem penelitian lingkungan mempelajari dampak dari tindakan manusia pada lingkungan fisik, baik yang
dibangunmaupun alami, dan sebaliknya. BPE telah membangun tradisi dimana ini
Universitas Sumatera Utara
24
adalah adalah multi-disiplin dan menghasilkan penelitian sebagian besar terapan yang sampai saat ini tidak memiliki kerangka teori yang koheren.
Sifat sistem umpan balik dasar dibahas oleh von Foerster 1985. Hal ini selanjutnya dibahas dalam konteksindustri bangunan Preiser, 1991, 2001,perencana
strategis,programmer, desainer,atau pemimpin proses lain adalah merupakan efektor atau pengemudi sistem Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Sistem Umpan Balik Dalam konteks BPE, ini bisa menjadi orang yang bertanggung jawab untuk
setiap atau semua fase membangun pengiriman, termasuk evaluator, yang membuat perbandingan antara hasil yang dirasakan atau dialami oleh pengguna, dan tujuan
proyek dinyatakan sebagai kinerja kriteria. Dalam hal desain bangunan, tujuan dan
Universitas Sumatera Utara
25
kriteria kinerja biasanya dokumen dalam program fungsional atau singkat, dan membuat eksplisit melalui kinerja lan mengukur,sebagai lawan spesifikasi untuk
solusi tertentu dan sistem perangkat keras, pemilihan yang merupakan domain dari desainer.
2.4 Identifikasi Evaluasi Kinerja