82
5.3 Kriteria Perancangan Fisik ditinjau berdasarkan Luasan dalam Mendukung Kinerja Aspek Fungsional
Penjabaran aktivitas diatas menghasilkan perlunya penyediaan ruang yang efektif dan efisien dalam mengoptimalkan kinerja banguanan. Pengotimalan ini dilakukan
dalam upaya menanggapi kinerja bangunan yang berubah akibat perkembangan kegiatan. Perkembangan kegiatan dengan hadirnya retail tambahan membutuhkan
penataan besaran pada ruang yang terbatas bagi pelaksanaan aktivitas. Pelaksanaan aktivitas retail tambahan yang menggunakan area tepi bangunan yang diperuntukan
bagi area duduk pengunjung justru menurunkan daya tarik sudut pandang yang luas dan pengudaraan terbuka. Kondisi retail tambahan ternyata membentuk sebaris
dinding pembatas yang menutup pandangan dan pengudaraan. Namun kondisi retail yang hanya berupa lemari pajang yang lebih terbuka ternyata lebih informatif
dibandingkan dengan retail yang menempati losd awal. Berdasarkan pada sistem pelaksanaan retail maka luasan retail sebaiknya tidak
harus sesuai kondisi awal ±8 m2 ukuran 2.7x3 namun diubah menjadi lebih kecil sesuai dengan luasan retail yang bertambah ± 4m2. Retail pedagang juga tidak perlu
disekat dengan dinding masif tetapi menggunakan sistem area terbuka. Hal yang perlu menjadi batasan adalah besaran lemarirak pajang agar memberi efek selaras
dan rapi namun tetap informatif melalui penataan furniture. Konsep penataan ruang dengan sistem terbuka tanpa sekat dengan besaran yang lebih minim ini menjadikan
pelaksanaan aktivitas retail lebih optimal dalam kinerja aspek fungsional Gambar 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Sekat Pembatas Pandang
Gambar 5.3 Konsep
Kelompok Area 13 unit retail
Rak Perlengkapan
±1.50
±3.00
Gambar 5.3 Konsep Penataan dan Besaran Retail dalam Mengoptimalkan Kinerja
Kelompok Area 6 unit retail
Besaran retail yang lebih kecil dengan pencapaian bagi tiap unit
informatif dengan posisi yang merata serta personalisasi semi privat
Rak pajang makanan
Zona retail berada pada
area tertentu
83
alam Mengoptimalkan Kinerja
Besaran retail yang lebih kecil dengan encapaian bagi tiap unit yang mudah dan
informatif dengan posisi yang merata serta
Area Bar minuman yang dikelola
pengelola.
Zona retail berada pada
area tertentu
Universitas Sumatera Utara
84
Penyediaan retail yang diletakkan dengan sistem pengelompokan ini diharapakan mampu mengembalikan kinerja area ruang duduk pengunjung yang menjadi salah
satu daya tarik utama dari bangunan Amaliun Food Court. Hal ini disebabkan karena tidak terhalanginya lagi area duduk dengan deretan retail pedagang tambahan. Tidak
terhalangnya area duduk pengunjung ini menjadikan sistem pandang yang luas serta sistem pengudaraan alami menjadi daya tarik dengan suasana lokal yang menjadi ciri
unik dari bangunan. Keberadaan fisik bangunan dengan penyediaan ruang yang terencana diharapakan mampu mengakomodasi aktivitas yang merupakan fungsi
dasar dari banguan Jhon Lang dan Walter Moleski dalam buku Functional Revisited sehingga kinerja aspek fungsional bangunan Amaliun Food Court yang akan
dikunjung pengguna menjadi optimal.
5.4 Aksesibilitas