58
BAB IV KONSEP ASPEK FUNGSIONAL
BANGUNAN AMALIUN FOOD COURT
4.1 Strategi Pemecahan Aspek Fungsional
Peningkatan intensitas penggunaan fisik bangunan Amaliun Food Court dalam upaya mengakomodasi perkembangan aktivitas aspek fungsional merupakan garis
besar dari permasalahan yang dibahas pada penelitian. Peningkatan intensitas ditinjau dalam koridor kinerja yang memiliki standarisasi kelayakan optimum disain
perancangan. Standar kelayakan kinerja dievaluasi melalui penjabaran efisensi dan efektivitas penggunaan fisik bangunan Amaliun Food Court dalam mengakomodasi
kegiatan akibat perkembangan yang terjadi. Peninjauan kinerja dilakukan dengan metode matriks agar dapat menganalisa
strategi Gambar 4.1 melalui studi dilakukan oleh peneliti terhadap disain aspek fungsional perancangan fisik bangunan Amaliun Food Court yang dimatrikskan
hubungannya terhadap penggunaan disain Tabel 4.1 dilapangan akibat perkembangan aktivitas. Melalui metode penelitian ini pembahasan kinerja aspek
fungsionalkegunaan dijabarkan melalui pelaksanaan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan standard besaran. Hal ini dilakukan agar kelayakan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
59
bangunan pada aspek fungsional tetap dapat dipertanggungjawabkan dalam evaluasi kinerja yang dilakukan.
Evaluasi kinerja yang dilakukan dengan menganalisa hubungan masalah dalam pengakomodasian aktivitas berdasarkan numerical weighting yang diawali oleh
peneliti. Hasil analisa ini kemudian di hubungkan melalui matriks dengan hasil survey penguna yang sudahakan dinumerical weightingkan. Hasil dari matriks ini
akan diperoleh strategi pemecahan yang tepat dalam evaluasi kinerja dan yang paling
sesuai dalam perkembangan aktivitas yang akan diakomodasi oleh bangunan.
Gambar 4.1 Matriks Analisa Strategi
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.1 Pengamatan Pengguna untuk Matriks analisa strategi
Daftar Pertanyaan Quisioner Evaluasi Kinerja dan Hasilnya
Aspek Fungsionalisme Bangunan Amaliun Food Court Berdasarkan Matriks
No. Hasil analisa hubungan
dari masalah aspek fungsional
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Posisi-personalisasi
Pedagang makanan yang berada pada bagian dalam bangunan lebih
baik menggunakan rak pajang seperti pedagang di tepi luar
16 14
2. Posisi-kapasitas
Pedagang makanan di dalam dapat memuat barang dan orang lebih
baik daripada pedagang di tepi luar 20
10 3.
Posisi-Sirkulasi Pedagang yang berada diluar lebih
mudah untuk dikonfirmasi daripada pedgang di dalam karena
jaraknya lebih dekat ke area duduk.
7 23
4.. Personalisasi-Kapsitas
Pedagang di tepi luar yang lebih terbuka dengan muatan yang lebih
sedikit kurang menarik daripada yang didalam.
9 21
5 Personalisasi-Sirkulasi
Pedagang makanan yang berada diluar yang jalur lintasnya terbuka
kurang baik daripada pedagang yang di dalam.
13 17
6 Kapasitas-Sirkulasi
Makin banyak pedagang maka jalur lintas pedagang menyediakan
makanan dan membersihkan peralatan makin besar.
22 8
7. Kapasitas -Pencapaian
Makin besar jumlah pedagang makin besar pintu atau area masuk
sehingga pembatas sebaiknya tidak terlalu penuh dan massif
fungsional misalnya sebagai rak pajanglaci.
21 9
8. Kapasitas-Besaran
Disain yang dapat memuat volume tertentu dan tidak memerlukan
ruangan besar lebih baik daripada menggunakan area yang luas untuk
volume yang sama. 23
7
9 Pencapaian-Besaran
Area masuk untuk memuat barang pedagang harus jelas agar jalur
lintasnya tidak mengganggu pengunjung
26 4
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.1Lanjutan
Hasil dari matriks analisa strategi yang dilakukan terhadap peningkatan intensitas penggunaan fisik bangunan Amaliun Food Court dalam upaya mengakomodasi
perkembangan aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Pencapaian berdasarkan persepsi pengguna memiliki hubungan terhadap
posisiletak dan personalisasi 26 poin = 14+12 retail. Pencapaian retail sendiri berdasarkan hasil quesioner adalah sebaiknya cukup leluasa agar
nyaman bagi pergerakan manusia Gambar 4.2 dan barangmakananlogistik posisiletak serta dapat dilihat dari segala titik oleh pengunjung dimana
pencapaian servis personalisasinya privat harus dipertimbangkan
No. Hasil analisa hubungan
dari masalah aspek fungsional
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
10 Posisi-Besaran
Pedagang makanan yang berada diluar sebaiknya memiliki luasan
yang lebih besar daripada kondisi saat ini.
15 15
11. Posisi-Pencapaian
Pedagang makanan yang berada diluar lebih mudah dalam
memasukan barang untuk logistik makanan.
27 3
12. Personalisasi-Besaran
Pedagang makanan sebaiknya lebih terbuka agar ruang yang
diperlukan tidak terlalu luas. 15
15 13.
Personalisasi-Pencapaian Pedagang di dalam sulit dilihat
daripada pedagang yang diluar. 18
12 14.
Besaran -Pencapaian Pedagang makanan yang berada
didalam sebaiknay memiliki pintu yang lebih besar.
6 24
15. Besaran- Pencapaian
Pedagang makanan yang berada diluar yang jalur lintasnya terbuka
kurang baik daripada pedagang yang di dalam.
9 21
Universitas Sumatera Utara
62
keberadaannya agar terpisah dari pengunjung namun merata dapat dicapai oleh setiap retail Gambar 4.3.
Gambar 4.2 Pencapaian dengan posisi dan personalisasi
Gambar 4.3 Pencapaian Retail dan Servis
2. Besaran ruang berdasarkan persepsi pengguna berhubungan dengan posisiletak dan personalisasi 25 poin=14+11. Besaran ruang berdasarkan
hasil survey bagi retail sebaiknya efisien dalam memuat aktivitas dan
Pencapaian dengan posisiletak yang lebih jelasdapat diakses
oleh pengguna dengan personalisasi semi publik
Pencapaian retail jelas namun terbatas dalam akses
pengguna dengan personalisasi semi privat
Pertimbangan pencapaian dengan posisiletak yang lebih jelas dan
nyaman bagi pergerakan manusia dengan batas yang tidak masif
Pencapaian sirkulasi servis dengan personalisasi privat
Universitas Sumatera Utara
63
keperluan serta memiliki tampilan yang lebih terbuka Gambar 4.4. Retail yang lebih terbuka dengan besaran yang tidak terlalu luas namun penataan dan
tampilan kurang memadai dengan personalisasi semi publik bukan semi privat terjadi pada kondisi retail tambahan. Personalisasi semi privat bisa dicapai
dengan letak retail yang lebih ke dalam Gambar 4.4 sehingga dengan kondisi lebih terbuka dan letak agak kedalam namun tetap cukup mudah diakses oleh
pengunjung yang berada di area makan.
Gambar 4.4 Besaran Retail dalam Posisi dan Personalisasi 3. Pencapaian berdasarkan persepsi pengguna berhubungan dengan kapasitas dan
sirkulasi 25 poin=13+12. Pencapaian harus dapat memperhitungkan pola
Lebih terbuka dan mudah diakses namun besarannya kurang efisien
karena penataan dan tampilan seadanya serta personalisasinya semi
publik bukan semi privat
Besaran retail ± 8 m2 dimana posisi retail agak ke dalam agar
personalisasi semi privat
Retail tambahan pada tepi bangunan dengan
luasan ±4m2tidak terlalu besar
Universitas Sumatera Utara
64
Pencapaian retail jelas dan dapat dengan mudah untuk
mengakomodasi logistik dan menginformasi makanan serta
dengan jelas dan dapat memuat semua keperluan retail namun tidak
terpisah jalur servisnya.
pergerakan barangmakananlogistik serta interaksi yang cukup intensitasnya agar pengunjung dapat mendapat informasi dagangan yang jelas besaran
serta sirkulasi yang jelas antara servis dan pengunjung Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pencapaian Berdasarkan Kapasitas dan Sirkulasi
Pencapaian retail yang memiliki jalur servis namun kurang informatif dan
akomodatif terhadap sirkulasi pengunjung Sirkulasi
servis yang terencana
Sirkulasi pengunjung
Universitas Sumatera Utara
4. Posisi berdasarkan persepsi pengguna berhubungan dengan personalisasi 24 poin=13+11. Posisiletak retail bagi seluruh pedagang sebaiknya memiliki
personalisasi yang sama sehingga penataan letak bagi retail merupakan satu hal yang penting untuk
Gambar 4.6 Posisi Berdasarkan Personalisasi Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan
direvisi agar kinerjanya baik. Pencapaian bagi retail pada bangunan Amaliun Food Court sebaiknya mencakup sebagai tempat informasi dan mendapatkan makanan bagi
pengunjung interaksi yang erat serta memiliki jalur tempat servisnya yang terpisahtidak terlihat pengunjung agar rapid an bersih. Retail juga memiliki posisi
agak kedalam agar personalisasi semi privat dapat dicapai dengan besaran yang tidak terlalu luas namun dapat mengakomodasi kegiatan retail dengan kapasitas tertentu.
Penjelasan akan masalah dalam mengakomodasi kegiatan retail yang berkembang jumlahnya diatas membutuhkan strategi penyelesaian agar bangunan
Posisi berdasarkan persepsi pengguna berhubungan dengan personalisasi 24 poin=13+11. Posisiletak retail bagi seluruh pedagang sebaiknya memiliki
personalisasi yang sama sehingga penataan letak bagi retail merupakan satu hal yang penting untuk dipertimbangkan Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Posisi Berdasarkan Personalisasi Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian pada
direvisi agar kinerjanya baik. Pencapaian bagi retail pada bangunan Amaliun Food Court sebaiknya mencakup sebagai tempat informasi dan mendapatkan makanan bagi
pengunjung interaksi yang erat serta memiliki jalur tempat servisnya yang htidak terlihat pengunjung agar rapid an bersih. Retail juga memiliki posisi
agak kedalam agar personalisasi semi privat dapat dicapai dengan besaran yang tidak terlalu luas namun dapat mengakomodasi kegiatan retail dengan kapasitas tertentu.
kan masalah dalam mengakomodasi kegiatan retail yang berkembang jumlahnya diatas membutuhkan strategi penyelesaian agar bangunan
Posisi retail d personalisasi semi privat
Posisi retail dengan personalisasi semi
publik
65
Posisi berdasarkan persepsi pengguna berhubungan dengan personalisasi 24 poin=13+11. Posisiletak retail bagi seluruh pedagang sebaiknya memiliki
personalisasi yang sama sehingga penataan letak bagi retail merupakan satu hal
pencapaian pada retail perlu direvisi agar kinerjanya baik. Pencapaian bagi retail pada bangunan Amaliun Food
Court sebaiknya mencakup sebagai tempat informasi dan mendapatkan makanan bagi pengunjung interaksi yang erat serta memiliki jalur tempat servisnya yang
htidak terlihat pengunjung agar rapid an bersih. Retail juga memiliki posisi agak kedalam agar personalisasi semi privat dapat dicapai dengan besaran yang tidak
terlalu luas namun dapat mengakomodasi kegiatan retail dengan kapasitas tertentu. kan masalah dalam mengakomodasi kegiatan retail yang
berkembang jumlahnya diatas membutuhkan strategi penyelesaian agar bangunan
Posisi retail dengan personalisasi semi privat
Posisi retail dengan personalisasi semi
Universitas Sumatera Utara
66
Amaliun Food Court kembali berkinerja baik aspek fungsionalnya. Strategi penyelesaian harus dapat menjawab dengan baik kebutuhan sebagaimana yang telah
disimpulkan yaitu perencanaan pencapaian retail yang posisinya terlihatterakses secara pandangan oleh pengunjung namun dilayani dengan service yang memiliki
jalur yang jelas dan merata. Strategi penyelesaian masalah akomodasi aktivitas ini juga harus mempertimbangkan luasan bangunan serta lahan yang tersedia. Hal ini
menjadikan strategi dalam menyelesaikan masalah tersebut tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penataan aktivitas food court retail hanya di lantai 1 satu. 2. Penataan dan pengalih fungsian sebagian ruang serba guna.
Pemecahan masalah ini diharapkan mampu memenuhi standar kenyamanan agar evaluasi kinerja yang dilakukan pada bangunan bangunan memiliki kualitas
akomodasi aktivitas. Pengakomodasian aktivitas merupakan tugas utamadasar basic function menurut Jhon Lang dan Walter Moleski dari sutu bangunan. Strategi
penyelesaian masalah kinerja akan akan dibahas dan dievalusai pada bagian penelitian berikutnya ini.
4.2 Alternatif Konsep Aspek Fungsional I Penataan aktivitas food courtretail hanya di lantai 1