Kriteria Sehat Jiwa TINJAUAN PUSTAKA

q Negativisme; suatu pertahanan psikologik yang diperhatikan dengan melawan atau menentang terhadap apa yang disuruh. Ada 2 macam, yaitu; aktif, melaksanakan sebaliknya dari apa yang diperintahkan; pasif tidak melaksanakan apa yang diperintahkan, contoh; mutisme r Aversi, suatu reaksi yang agresif dan tegas yang diperlihatkan dengan melawan, mendengki, membenci, nonkooperatif, menolak, dan kadang-kadang menunjukan reaksi stupor.

D. Kriteria Sehat Jiwa

Menurut pendapat Oldewelt 1979 kriteria sehat jiwa adalah: 1. Memiliki perasaan yang harmonis dan seimbang 2. Selalu merasa aman dan terjamin pasti, tepat, dan berhati-hati 3. Memiliki kepercayaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. 4. Punya kemampuan untuk memahami dan mengontrol diri sendiri. 5. Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrassi secara utuh 6. Punya relasi sosial yang memuaskan 7. Mempunyai stuktur sistem syaraf yang sehat, dan memiliki daya lentur untuk beradaptasi. 8. Bahagia, bebasmerdeka jiwanya, luhur dan memiliki kesusialaan serta memeluk agama dan mempunyai pedoman 9. Tidak sakit agar dapat produktif Ciri-ciri pribadi sehat berdasarkan aspek penyesuaian dirinya Saanin, 1979 dalam Yosep, 2007. 1 Ditinjau dari aspek sikap terhadap dirinya sendiri. Ciri perilakunya: menunjukan penerimaan diri, memiliki jati diri yang memadai positif, memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan. 2 Ditinjau dari aspek realitas ciri perilakunya memiliki pandangan yang realistik terhadap diri sendiri dan terhadap dunia, orang, mempunyai benda di sekelilingnya. 3 Ditinjau dari aspek integrasi. Ciri perilakunya: berkepribadian utuh, bebas dari konflik- konflik batin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stres. 4 Ditinjau dari aspek kompetensi. Ciri perilakunya: memiliki kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai untuk mengatasi berbagai problem hidup. 5 Di tinjau dari aspek otonomi. Ciri perilakunya: memiliki kemandirian, tanggung jawab, dan penentuan diri yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka pengaruh sosial. 6 Di tinjau dari aspek pertumbuhan aktualisasi diri. Menunjukan kecenderungan ke arah menjadi semakin matang, semakin berkembang kemampuan-kemampuannya dan mencapai pemenuhan diri pribadi. Harus cermat memeriksa kriteria-kriteria tersebut. Dan semua itu adalah pengertian yang relatif. Tidak ada seorang pun yang dapat memenuhi kriteria ini dengan sempurna. Seseorang mungkin kurang dalam satu segi, tetapi masi memiliki kesehatan yang baik, bebrati dia dianggap sebagai rang yang normal. Sebaliknya, kalau seseorang berkurang terlalu banyak karakteristik sifat-sifat atu menunjukan kekeurangan yang asangat dalam satu-dua sifat maka kemungkinan besar dia dia nggap abnormal Saanin 1979 dalam Yosep. E. Istilah Perilaku Abnormal Ada bebebrapa istilah yang sering dipakai secara bergantian sejalan dengan gejala perilaku berkelainan yaitu: perilaku abnormal, perilaku maladaptif, gangguan mental, dan ketidakwarasan. Carson 1980 dalam Suliswati 2000. a. Perilaku abnormal Istilah ini memiliki arti yang bermacam-macam. Kadang- kadang untuk menunjuk aspek batiniah kepribadian, aspek perilaku yang dapat langsung diamati, atau keduanya kadang-kadang yang di maksud hanyalah perilaku spesifik tertentu seperti phobia, atau kategori perilaku yang lebih kompleks seperti skizophreni. Kadang kadang diartikan sebagai problem atau masalah yang bersifat kronik atau berkepanjangan atau hanya berupa simptom- simptom seperti pengaruh obat-obatan tertentu yang bersifat akut atau temporer atau cepat hilang. Secara kasar sama artinya dengan gangguan mental jiwa dan dalam konteks yang lebih luas sama artinya dengan perilaku maladaptif. b. Perilaku maladaptif Istilah ini memiliki arti luas meliputi setip perilaku yang mempunyai dampak merugikan bagi individu dan atau masyarakat. Pemakaiannya tidak hanya mencakup gangguan –gangguan seperti neurosis dan psikosis yang bermacam-macam jenisnya, melainkan juga berbagai bentuk perilaku baik peprorangan maupun kelompok seperti praktik bisnis curang, prasangka ras atau golongan, alienasi atau ketersaingan atau apatisme c. Gangguan mental Istilah ini menunjuk pada semua bentuk perilaku abnormal, mulai dari yang ringan sampai yang melumpuhka. Ada yang kuarang senang dengan istilah ini karena dipandang mengandaikan adanya dualisma antara jiwa dan badan, serta memberikan kesan seolah-olah selalu terjadi gangguan serius terhadap fungsi kehidupan norma. Namun istilah ini diterima secara resmi Yosep, 2007. d. Psiko patologi Istilah ini Berarti ilmu yang secara khusus elakukan kajian tentang perilaku abnormal atau gangguan mental. Namun sering juga dipakai sebagai istilah lin bagi kedua istilah tersebut 1 Penyakit jiwa Dulu istilah ini sering disebut sama dengan penyakit gangguan mental. Kini dipersempit hanya meliputi gangguan-gangguan yang meilbatkan patologi otak atau berupa disoraganisai kepribadian yang parah. Istilah ini memang cocok bila di maksud adalah gangguan-gangguan yang benar melumpuhkan, namun rasanya kurang tepat untuk gangguan yang lebih disebabkan oleh proses belajar yang tidak semestinya. 2 Gangguan perilaku Secara khusus istilah ini menunjukan gangguan–gangguan yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak semestinya, seperti gagal mempelajari jenis-jenis kemampuan yang diperlukan contoh ketidak mampuan mencintai lawan jenis, tidak memiliki konsep diri yang positif dan sebagainya. Atau terlanjur mempelajari bentuk-bentuk perilaku yang maladaptif contohnya: anak yang menjadi remaja yang agresif karena mencontoh perilaku orang tuanya dan tekanan keadaan dalam keluarga yang tidak harmonis. 3 Penyakit mental Dulu istilah ini menunjuk pada gangguan-gangguan yang berkaitan dengan patologi otak. Kini istilah itu sudah jarang dipakai. 4 Ketidakwarasan Ketidakwarasan insanity merupakan istialh hukum yang mengandung arti bahwa individu yang di kenai prediket tidak waras secara mental tidak mampu mempertanggung jawabkan perbuatan-perbuatannya atau tidak mampu melihat konsekuensi – konsekuensi dari tindakan – tindakannya. Akibatnya, jika ia melakukan perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana terhadapnya tidak dapat dikenakan tuntutan hukuman. Jelas, istilah tersebut menunjuk pada gangguan mental yang serius.

F. Peran Perawat Kesehatan Jiwa

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Hutang Piutang dan Aplikasinya pada Masyarakat Kampung Gunung RT.006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

0 5 93

Hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh kota Tangerang

1 6 1

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 19

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG.

0 0 11

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64