kepentingan anggota masyarakat yang lain Syani, 1995 dalam Badrujaman. Struktu masyarakat berfungsi sebagai pengawas sosial,
yaitu sebagai penekan kemungkinan pelanggaran yang dapat terjadi terhadap norma-norma, nilai-nilai dan peraturan-peraturan yang ada,
sehingga disiplin dalam kelompok dapat dipertahankan. Pengawasan dimaksudka sebagai tujuan untuk kedisiplinan para anggota kelompok
dan menghindarkan atau membatasi adanya penyelewengan dari anggota kelompok.
d. Stigma dan Diskriminasi di Masyarakat
1. Pengertian
Stigma menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ciri negatif yang menempel pada diri seseorang karena pengaruh
lingkungannya Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Diskriminasi adalah perilaku yang dihasilkan oleh steriotip atau
prasangka lalu di tunjukan dalam tindakan yang terbuka atau rencana tertutup untuk menyingkirkan, menjauhi, atau membuka jarak baik bersifat
fisik maupun sosial dengan kelompok tertentu. Diskriminasi didasarkan pada variasi bentuk identitas yang mungkin bersifat institusional melalui
aturan atau organisasi tertentu dan melalui hubungan antar pribadi Liliweri, 1994.
2. Stigma di Masyarakat
Stigma masyarakat tentang pencandu napza, stigma sosialnya adalah sekali pecandu selamanya pecandu.ā€¯sesungguhnya seseorang dapat
berubah jika dibantu, didukung dan didorong untuk berubah, seorang pecandu dapat berubah jika diberi kesempatan dan dukungan untuk
berubah termasuk dukungan lingkungan yang positif. Demikian pula pada penderita gangguan jiwa yang telah dinyatakan sembuh dan dikembalikan
ke keluarganya, sering kambuh lagi karena adanya stigma masyarakat bahwa mereka tidak dapat sembuh. Mereka dikucilkan dari pergaulan di
lingkungannya, tidak diberi peran dan dukungan sosial setra diejek Noorkasani, Heryati, Ismail, 2007.
e. Sehat Jiwa
1. Pengertian
Kesehatan jiwa adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya.
Terdapat beberapa pola yang ada dalam kesehatan jiwa. Yaitu pola simtomatis,pola penyesuaian diri, pola pengembangan potensi, dan pola
agama. Pola simtomatis adalah pola yang berkaitan dengan gejala dan keluhan. Kesehatan mental berarti terhindarnya seseorang dari segala
gejala, keluhan, dan gangguan mental, baik berupa neurosis maupun psikosis. Pola penyesuaian diri adalah pola yang berkaitan dengan
seseorang Bastaman 1995 dalam Stuart, 2007.
Kesehatan jiwa adalah penyesuaian manusia terhadap dunia dan satu sama lain sesuai Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara
holistik, atau dapat dikatakan juga secara somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa, maka ketiga unsur ini harus
diperhatikan. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala- gejala yang patologik dari unsur psike. Hal ini tidak berarti bahwa unsur
yang lain tidak terganggu. Sekali lagi, yang sakit dan menderita ialah manusia seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau
lingkungannya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex, keadaan badaniah, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang
yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar amanusia, dan sebagainya Yosef , 2007.
C. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa 1.
Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannnya seseorang individu menyadari dan memepertahankan hubungan dengan
lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya fungsi mengenal.
Bagian-bagian dari proses kognisi bukan merupakan kekuatan terpisah-pisah, tetapi sebenarnya ia merupakan cara dari
seorang individu untuk berfungsi dalam hubungannnya dengan lingkungannya.