Syarat Terjadinya persepsi Proses Terjadinya Persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

b. penciuman, suhu untuk perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya. c. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang dimensi ruang, kita dapat mengatakan atas,bawah,tinggi-rendah,luas- sempit,latar depan-latar belakang, dan lain-lain. d. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepet-lambat,tua-muda. e. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek atau gejala- gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.

2. Syarat Terjadinya persepsi

a. Adanya objek b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus d. Saraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak saraf pusat atau pusat kesadaran. Otak dibawa melalui saraf motorik untuk mengadakan respon

3. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo 2002 persepsi melewati tiga proses yaitu; a. Proses fisik adanya objek menstimulus reseptor atau alat indra b. Proses fisiologis kemudian stimulus tersebut merangsang saraf sensoris di otak c. Proses psikologis proses terjadinya di dalam otak sehingga individu menyadari yang diterima. Gambar 2.1. Skema proses terjadinya pesrsepsi Sunaryo 2002

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Dalam pendekatan konvensional, persepsi masih selalu dikaitkan dengan faktor-faktor syaraf dan faalnya saja. Misalnya: persepsi tentang dalam 3 dimensi di tentukan oleh pandangan dua mata binokuler dimana terdapat perbedaan antara stimuli yang ditangkap oleh retina kanan dan retina kiri. pengaruh kebudayaan termasuk Objek Stimulus Reseptor Saraf sensori Persepsi Saraf motorik Otak kebiasaan hidup, nampak juga dalam berbagai gejala hubungan manusia dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. a. Faktor-Faktor Fungsional Faktor-faktor fungsional ini juga disebut sebagai faktor personal atau perseptor, karena merupakan pengaruh-pengaruh di dalam individu yang mengadakan persepsi seperti kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lainnya. Berarti persepsi bersifat selektif secara fungsional sehingga obyek-obyek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Termasuk dalam faktor fungsional ini adalah pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang sosial budaya. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus tetapi karakteristik orang menentukan respon atau stimulus. b. Faktor-Faktor Struktural Faktor struktural merupakan pengaruh yang berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu Prinsip yang bersifat struktural yaitu apabila kita mempersepsikan sesuatu, maka kita akan mempersepsikan sebagian suatu keseluruhan. Jika kita ingin memahami sutau peristiwa, kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah, tetapi harus mendorongnya dalam hubungan keseluruhan. Sebagai contoh dalam memahami seseorang kita harus melihat masalah-masalah yang dihadapinya, konteksnya maupun lingkungan sosial budayanya. Dalam mengorganisasi sesuatu, kita harus melihatn konteksnya. Walaupun stimulus yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimulus yang kita persepsi. Menurut Shaleh dan Wahab 2004 Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi: a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsangan dari lingkungannya. Meskipun demikian tidak berarti harus menanggapi semua rangsangan yang diterimanya untuk itu, individu memustakan perhatianya pada rangsangan- rangsangan tertentu sajadengan demikian objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagai objek pengamatan. b. Ciri- ciri rangsangan Rangsangan yang bergerak di antara rangsangan yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga ra ngsangan yang paling besar diantara yang keci; yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangannya paling kuat. c. Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman tentu mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya di bandingkan seseorang yang bukan seniman, atau seorang anak dari glongan ekonomi rendah melihat koin lebih lebih besar daripada anak-anak orang kaya. d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagai mana seseorang mempersepsi dunianya. Setelah manusia menginderakan objek dilingkungannya, ia memproses hasil penginderaannya itu dan timbullah makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan yang dinamai persepsi. Persepsi ini selanjutnya menimbulkan reaksi yang sesuai dengan refleks Bell 1989 dalam Shaleh Wahab 2004.

5. Macam-Macam Persepsi.

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Hutang Piutang dan Aplikasinya pada Masyarakat Kampung Gunung RT.006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

0 5 93

Hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh kota Tangerang

1 6 1

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 19

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG.

0 0 11

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64