BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini mengurakan mengenai pembahasan yang meliputi interpretasi dan deskripsi hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan
selanjutnya akan dibahas juga implikasi penelitian terhadap keperawatan dan penelitian yang berhubungan dengan persepsi masyarakat
.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
Penelitian ini seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bertujuan untuk Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap individu
yang mengalami gangguan jiwa. selama bulan Agustus 2011 di Kelurahan Poris Plawad dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara
yang dilakukan oleh peneliti kepada 115 responden pada 4 RT. Penelitian disini akan menjelaskan tentang persepsi masyarakat, ekternal perseption
dan self perseption.
B. Distribusi Demografi Responden
1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebagian besar
responden adalah wanita 60 atau 69 responden sedangkan pria hanya 40 atau sekitar 46 responden. Ini dikarnakan dalam pengambilan
semple lebih banyak perempuan.
2. Usia Berdasarkan hasil penelitian bahwa usia yang menjadi responden adalah
dimulai dari usia 16 tahun usia yang terbanyak adalah 32, rata-rata usia responden adalah 29 tahun., dan tertinggi usia responden adalah 50
tahun 3. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan setingkat SMA yaitu sebesar 65 orang atau 56 ,
berikutnya SMP sebanyak 25 orang atau 22. Pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 16 orang atau 13 , dan hanya sebagian kecil
responden yang tidak sekolah sebanyak 1orang atau 0,9.
C.
Distribusi Persepsi Ekaternal perseption dan self perseption
Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh orgnisme atau individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrasi dalam diri individu walgito 2001 dan pesrpespsi adalah daya mengenal barang
kualitas atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah panca indra dapat
merangsang Maramis 2000. Persepsi memberikan makna pada stimuli indrawi sensory stimuli. Menafsirkan makna inderawi melibatkan sensasi,
atensi, ekspektasi, motivasi, memori, dan prasangka sosial Desi- Derato1976 dalam Lutfi 2009.
Hasil penelitian menggambarkan hampir semua reponden berpersepsi baik yaitu 110 responden berpersepsi baik atau 95,7. Dan beberapa berpersepsi
77
sangat baik yaitu 5 responden atau 4,3. Dan tidak ada yang berpersepsi tidak baik apalagi bepersepsi sangat tidak baik. Persepsi disini
mengambarkan Kehidupan individu tidak lepas dari interaksi dengan lingkungan fisik maupun sosial, dalam interaksi ini individu menerima
rangsangan atau stimulus dari luar dirinya, terhadap penderita gangguan jiwa. Dengan persepsi individu menyadari dan dapat mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan, melalui media masa atau sumber-
sumber berita dan persepsi masyarakat terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa Sunaryo, 2002.
Self perseption adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam individu menjadi objek dalam dirinya
sendiri sunaryo, 2002. Dari hasilpenelitian sebagian besar responden memiliki self perseption yang sangat baik sebanyak responden 68 atau 59
dan sebanyak 47 responden atau 41 berpersepsi baik, tidak ada yang berpersepsi tidak baik atau sanagt tidak baik. External perseption, yaitu
persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar individu Dari hasil penelitian mayoritas reponden berpersepsi baik yaitu 110
responden berpersepsi baik atau 95,7. Dan beberapa berpersepsi sangat baik yaitu 5 responden atau 4,3 tidak ada yang berpersepsi tidak baik, dan
bepersepsi sangat tidak baik. kesediaan informasi, ketika seseorang
menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan sebuah persepsi, serta persepsi dapat timbul berdasarkan kebutuhan individu
tersebut sunaryo, 2002.
Hasil persepsi tersebut dipengaruhi oleh masyarakat tersebut atau individu tersebut terhadap interpretasi seseorang tentang apa yang
dilihatnya dipengararuhi oleh karakteristik individual, seperti sikap, motif, kepentingan, minat pengalaman dan harapan Lutfi 2009. Masyarakat
sudah memiliki pemahaman yang baik terhadap penderita gangguan jiwa sehingga mereka tidak lagi menstigma negatif terhadap penderita gangguan
jiwa. Menurut responden pederita gangguan jiwa juga manusia yang berhak mendapat penghidupan yang layak dan mendapat pengobatan dan
penanganan, merekapercaya bahwa penderit gangguan jiwa dapat sembuh karena dari beberapa responden memiliki pengalaman mengenai penderita
gangguan jiwa, yaitu warga sekitar rumahnya, saudara, dan teman mereka ada yang pernah mengalami gangguan jiwa dan sekarang sudah hidup
normal seperti sedia kala. Sebagian besar dari mereka setuju dengan pendapat yang tertera dalam kuesioner bahwa dukungan masyarakat dapat
meningkatkan kesembuhan pada penderita gangguan jiwa, mereka tidak lagi takut terhadap orang gila penderita gangguan jiwa yang ada disekitar
mereka, bahkan mereka beranggapan jika sudah ada yang berperilaku diluar sewajarnya mereka kan segera antisipasi dan membawanya kerumah sakit
sebagai langkah awal penanganan pada penderita gangguan jiwa.
D. Keterbatasan Penelitian