Gangguan psikomotor Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa 1.

6 Afek yang kaku rigid, suatu keadaan dimana rasa hati tetap dipertahankan, walau terdapat rangsangan yang biasanya menyebabkan reaksi emosional yang berlebihan. 7 Emosi labil adalah suatu gejala dimana terdapat ketidak stabilan yang berlebihan dan bermacam emosional, cepat berubah dari emosi satu pada emosi yang lain. 8 Cemas dan depresi merupakan gejala yang terlihat dari ekspresi muka atau tingkah laku. 9 Ambivalensi adalah emosi dan afek yang berlawana yang timbul bersama-sama pada seseorang, suatu objek atau keadaan, benci tapi rindu. 10 Apatis, kurang atau tidak ada sama sekali reaksi emosional dalam keadaan- keadaan yang seharusnya menimbulkan emosi. 11 Emosi yang tumpul dan datar, penguragan atau tidak ada sama sekali tanda-tanda ekspresi afektif.

15. Gangguan psikomotor

Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, sehingga merupakan afek bersama yang menegenai badan dan jiwa. Juga meliputi kondisi, perilaku motorik dari suatu perilaku Yosep, 2009. Bentuk-bentuk gangguan psikomotor 1 Aktivitas yang meningkat. 2 Hiperaktivitas, hiperkinesia, aktivitas dan pergerakan yang berlebihan dengan intensititas respon yang meningkat. 3 Hipertonisitas, peningkatan gangguan otot tubuh 4 Gaduh gelisah katatonik, aktivitas motorik yang tampak tidak bertujuan, berkali-kali dan seakan-akan tak dipengaruhi oleh rangssangan dari luar. 5 Aktivitas yang menurun a Hipoaktivitas, hipokinesia, aktivitas dan pergerkan berkurang dengan intensitas respon yang menurun. b Kelambanan motoris, aktivitas berkurang menyeluruh, misal pada orang suprakatatonik. c Atonisitas, keadaan tonus dan kontraksi otot yang abnormal dapat menyeluruh atau sebagian saja. d Paralisa, kehilangan fungsi otot baik secara keseluruhan atau sebagian saja. 6 Aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai. a Ataksia, tidak terdapat koordinasi pada gerakan tungkai atau dalam sikap berdiri. b Apraksia, tidak sanggup memanipulasi benda dengan cara yang terarah. c Atetosi, gerakan terus memerus, difus, seperti tungkai dan dirasakanya nyeri. d Gerakan khoreiform, gerakan tidak teratur secara terus menerus yang tidak dikuasai oleh kemauan. e Spasme, kontraksi otot-otot sebagian atau seluruh yang tidak dikuasai oleh kemauan. f Tremor, kontraksi serat-serat otot yang ringan dan ritmis, yang tidak dikuasai, dapat lambat atau cepat, kasar atau halus teratur atau tidak teratur. g Konvulsi, kejang terus-menerus pada daerah tubuh yang luas dan biasanya dengan kehilangan kesadaran. h Aktivitas yang berulang-ulang. i Katalepsi, mampertahankan secara kaku posisi badan tertentu. j Fleksibilitas serea, salah satu bentuk katalepsi, yang mana posisi badan yang dibuat orang lain dipertahankan terus. k Stereotipi, gerakan salah satu badn beruang-ulang dan tidak bertujuan. l Manerisma, gerakan stereotipi dan teaterikal, berbentuk rituil dan selalu diulang-ulang. m Otomatisme perintah dia menurut sebuah perintah secara otomatis tanpa disadari. n Otomatisme, berbuat sesuatu secara otomatis sebagi ekspresi simbolik aktivitas tak sadar. o Ehopraksia, langsung meniru gerakan orang lain padasaat dia melihat. p Ekholalia, langsung mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain. q Negativisme; suatu pertahanan psikologik yang diperhatikan dengan melawan atau menentang terhadap apa yang disuruh. Ada 2 macam, yaitu; aktif, melaksanakan sebaliknya dari apa yang diperintahkan; pasif tidak melaksanakan apa yang diperintahkan, contoh; mutisme r Aversi, suatu reaksi yang agresif dan tegas yang diperlihatkan dengan melawan, mendengki, membenci, nonkooperatif, menolak, dan kadang-kadang menunjukan reaksi stupor.

D. Kriteria Sehat Jiwa

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Hutang Piutang dan Aplikasinya pada Masyarakat Kampung Gunung RT.006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

0 5 93

Hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh kota Tangerang

1 6 1

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 19

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG.

0 0 11

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64