mempertahankan, dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien individu, keluarga, kelompok komunitas. Keperawatan jiwa adalah
proses interpersonal yang berusaha meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia
Suliswati, 2004 Tatanan tradisional dari keperawatan jiwa mencakup
fasilitas psikiatri, pusat kesehatan mental masyarakat unit psikiatri di rumah sakit umum, fasilitas-fasilitas tempat tinggal dan praktik
pribadi. Dengan diprakarsainya bentuk baru pelayanan kesehatan, timbul suatu tatana alternatif sepanjang rentang asuhan keperawatan
jiwa. Tatana tersebut meliputi pelayanan di rumah, program rawat inap parsial, puast-pusat penitipan, panti asuhan, atau rumah
kelompok, hospice, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, klinik pelayanan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas
pengelolaan perawatan dan organisasi pemeliharaan kesehatan. Prinsip keperawatan jiwa berlandaskan paradigma dapat ditinjau dari
empat komponen yaitu mausia, lingkugan, kesehatan, dan keperawatan Depkes RI, 2000.
2. Peran Perawat
Perawat berperan dalam mengobservasi perubahan, baik kecil maupun menetap yang terjadi pada klien, mendemonstarsikan
penerimaan, respek, memahami klien dan mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi speran perawat adalah, sebagai
pendidik,sebagai pemimpin di dalam situasi yang bersifat lokal, nasional,dan internasional; sebagai “surrogate parent” dan sebagai
konselor. Perawat berkerjasama dengan lembaga kesehatan mental,
konsultasi dengan yayasan kesejahteraan, memberikan pelayanan kepada klien di luar klinik, aktf melakukan penelitian dan membantu
pendidikan masyarakat. Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa, perawat jiwa dapat melakukan aktivitas pada tiga area utama Stuart
dan Sundeen,1995 dalam Yosep 2007: a.
Aktivitas memberikan asuhan keperawatan langsung kepada klien.
b. Aktivitas komunikasi
c. Aktivitas dalam pengelolaan manajemen keperawatan
Dalam hubungan perawat klien, elemen peran keperawatan jiwa meliputi:
a. Kompetensi klinik
b.
Advokasi klien keluarga\ c.
Tanggung jawab fiskal keuangan d.
Kerjasama antara disiplin ilmu bidang keperawatan e.
Tanggung gugat sosial f.
Parameter etik legal
3. Peran perawat dalam masing-masing tingkat pelayanan kesehatan
jiwa
a. peran dalam prevensi primer
1 Memberi penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa.
2 Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan, tingkat
kemiskinan, dan pendidikan. 3
Memberikan pendidikan dalam kondisi normal, pertumbuha dan perkembangan , dan pendidikan seks.
4 Melakukan rujukan yang sesuai sebelum gangguan jiwa
terjadi, berdasarkan pada stresor dan perubahan kehidupan yang potensial.
5 Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri
dimasa mendatang. 6
Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga dan meningkatkan fungsi kelompok.
7 Aktif dalam kegiatan masyarakat dan politik yang berkaitan
dalam kesehatan jiwa
b.
Peran perawat dalam prevensi sekunder 1
Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa. 2
Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah
3 Memberi pelayanan kedaruratan psikiatri
4 Menciptakan lingkunagn terapeutik.
5 Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
6 Memberi pelayanan pencegahan bunuh diri
7 Memberikan konsultasi
8 Melaksanankan intervensi krisis
9 Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok
pada berbagai tingkat usia. 10 Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang
telah teridentifikasi masalah yang dialaminya. c. Peran perawat dalam prevensi tersier
1 Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi
2 Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari
fasilitas kesehatan jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas.
3 Memberikan pilihan “partial hospitalization” perawatan rawat
siang pada klien.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas. Persepsi masyarakat terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa
perlu diteliti, agar melalui penelitia ini dapat memberi pemahaman masyarakat terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa. Dibawah ini
dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan penelitian di Kelurahan, kecamatan Cipondoh, Kota Tngerang.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Persepsi
1. External perseption, yaitu persepsi yang
terjadi karena adanya rangsangan yang datang
dari luar individu
2. Self-perseption, yaitu persepsi yang terjadi
karena adanya rangsangan yang
berasal dari dalam individu menjadi objek
dalam dirinya sendiri
55