Gangguan sensasi Gangguan Persepsi

2. Gangguan sensasi

Sensasi atau penginderaan adalah pengetahuan atau kesadaran atau suatu rangsang. Terdapat 6 macam sensasi yaitu: rasa kecap, rasa raba, rasa cium, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan. Untuk setiap sensasi harus ada rangsang yang dapat diartikan sebagai setiap perubahan energi luar yang dapat menimbulkan suatu jawaban. a Hiperestesia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan abnormal dari kepekaan dalam proses penginderaan, baik terasa panas, dingin, nyeri atau raba. b Anestesia adalah suatu keadaan dimana tidak didapatkan sama sekali perasaan pada penginderaan. Sifatnya dapat menyeluruh, setempat, atau sebagian saja. Dibedakan pada anestesia fungsional daerah anestesia yang terkena tidak sesuai persyaratan yang biasanya menimbulkan anestesi. c Parestesia adalah keadaan dimana terjadi perubahan pada perasaan yang normal biasanya rasa raba, misalnya kesemutan. Parestesia bisa berupa:acropraestesia adalah keadaan dimana terjadi perasaan menebal pada ujung-ujung ekstermitas baal. Aestereognosis adalah keadaan dimana terjadi kegagalan atau benda dengan rasa raba. d Sinestesia adalah suatu keadaan dimana rangsangan yang sesuai dengan alat indra tertentu, di tanggapi oleh indra yang lain. e Hiperosmia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kepekaan berlebihan indra penciuman fungsi membau. f Hiperkinestesia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kepekaan yang berlebihan terhadap perasaan gerak tubuh g Hipokinestesia adalah keadaan dimana terjadi penurunan kepekaan terhadap perasaan gerak tubuh.

3. Gangguan Persepsi

Persepsi atau pencerapan, adalah kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti. Jadi persepsi adalah sensasi ditambah dengan pengertian yang di dapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam rangsang yang masuk atau dengan perkataan lain dapat disebutkan sebagai pengalaman tentang benda-benda dan kejadian yang ada pada saat itu. Maramis, 2004. a Ilusi adalah suatu persepsi yang salahpalsu, dimana ada atau pernah ada rangsangan dari luar. Ilusi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mengekspresikan emosi atau motivasi yang sangat kuat dengan melakukan interpretasi yang salah terhadap gambaran penginderaan. Keadaan tersebut biasanya secara sadar di represi dan nantinya secra dinamis akan diinterpretasikan sebagai ilusi. b Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang “khayal” halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang “terepsesi” halusinasi dapat terjadi karena dasar-dasar organik fungsional, psikotik, maupun histerik. Jenis-jenis halusinasi a. Halusinasi pendengaran auditif, akustik Paling sering di jumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditunjukan pada penderita sehingga tidak jarang penderita dertengkar ataupun berdebat dengan suara-suara tersebut. Suara tersebuat dapat dirasakan berasal dari jauh atau dekat, bahkan mungkin datang dari tiap bagian tubuhnya sendiri. Suara bisa menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula berupa ancaman, mengejek, memaki atau bahkan yang menakutkan dan kadang-kadang mendesakmemerintah untuk berbuat sesuatu seperti membunuh dan merusak Yosep, 2007. b. Halusinasi penglihatan visual, optik Lebih sering terjadi pada keadaan delirium penyakit organik. Biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran. Menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan. c. Halusinasi penciuman olfaktorik Halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita sebagi suatu kombinasi moral. d. Halusinasi pengecapan gustatorik Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi penciuman, penderita merasa mengecap sesuatu. Halusinasi gastrik lebih jarang daripada gustatorik. e. Halusinasi raba taktil Merasa diraba, disentuh, ditiup, atau seperti ada ulat, yang bergerak dibawah kulit. Terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia. f. Halusinasi seksual, ini termasuk halusinasi raba Penderita merasa diraba dan diperkosa, sering pada skizofrenian dengan waham kebesaran terutama mengenai organ-organ. g. Halusinasi kinestetik Penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam suatu ruangan atau angota badannya yang bergerak-gerak, misalnya “phantom phenomenon” atau tungkai yang diamputasi selalu bergerak-gerak phantom limb. Sering pada skizofrenia dalam keadaan toksik tertentu. h. Halusinasi viseral Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.sering pada skizofrenia dan sindrom lobus parietalis. Misalnya merasa dirinya terpecah menjadi dua. Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, misalnya perasaan bahwa segala sesuatu yang di alaminya seperti di dalam mimpi.

4. Gangguan perhatian

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Hutang Piutang dan Aplikasinya pada Masyarakat Kampung Gunung RT.006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

0 5 93

Hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh kota Tangerang

1 6 1

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 19

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG.

0 0 11

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64