Gangguan pertimbangan Gangguan pikiran

7 Aphasia; suatu keadaan dimana terjadi kegagalan sebagian atau seluruhnya untuk menggunakan atau memahami bahasa. Dalam beberapa buku, gangguan asosiasi dimasukan dalam gangguan arus pikiran.

7. Gangguan pertimbangan

Pertimbangan penilaian adalah suatu proses mental untuk membandingkanmenilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas. Membandingkan disini meliputi istilah tentang ”besarnya kepentingan”, ”kebenarannya”, “kebaikannya”, ”kecantikannnya dan sebagainya. Tiga hal yang akan mendukung berfungsinya pertimbangan yaitu: aparat sensoris yangmampu mempunyai persepsi diskriminasi yang teliti. Ingatan yang penuh dengan data-data sebagai dasar untuk membandingkan. Aparat motoris yang mempunyai keterampilan atau kemampuan untuk memutuskan serta adanya mekanisme inhibisi untuk aktivitas yang berlebihan. Dalam beberapa buku masalah pertimbangan ini dibahas dalam gangguan proses berpikir isi pikiran beberapa bentuk waham.

8. Gangguan pikiran

Pikiran umum adalah meletakan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang. Berpikir merupakan suatu proses dalam mempersatukan atau menghubungkan ide-ide dengan membayangkan, membentuk pengertian untuk menarik kesimpulan, serta proses-proses yang lain untuk membentuk ide-ide baru. Jadi dalam prses berpikir meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan serta penalaran Yosep, 2007. Proses berpikir yang normal mengandung ide, simbol, dan asosiasi yang terarah pada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas yang dapat menghantar pada suatu penyelesaian yang berorientasi pada kenyataan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses berpikir yaitu: 1 Faktor somatik gangguan otak dan kelelahan 2 Faktor psikologik gangguan emosi dan psikosa 3 Faktor sosial kegaduhan dan keadaan sosial tertentu Beberapa bentuk gangguan proses berpikir: a. Gangguan bentuk pikiran produksi; termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah pada suatu tujuan: b. Pikiran deristik Adalah bentuk pikiran dimana tidak ada hubungan antara proses mental dengan pengalamannya yang sedang berjalan. Di sini proses mental tidak sesuai atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.\ c. Pikiran autistik Gangguan dalam proses berpikir dimana terjadi kegagalan dalam membedakan batas antara kenyataan dan fantasi. Dengan berpikir autistik seorang dapat memuaskan keinginannnya secara khayalan imaginatif dengan mengabaikan usaha-usaha untuk memuaskan secara realistik. d. Pikiran yang non-realistik Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan. Merupakan gejala yang menonjol pada skizofrenia hebefrenik disamping tingkah laku yang kekanak-kanakan. Ketiga bentuk pikiran tersebut bisa dibedakan, kadang-kadang dijadikan satu dengan memakai salah satu istilah saja. e. Pikiran obsesif Gangguan pikiran dimana satu ide selalu datang berulang-ulang, irasional dan secara sadar tak diinginkan, tapi tidak dapat dihilangkan. f. Konfabulasi Gangguan pikiran dimana seorang mempersatukan hal-hal atau kejadian yang tidak berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan pikiran yang timbul karena kehilangan ingatan.Gangguan arus atau jalan pikiran meliputi cara dan laju proses asosiasi dalam pemikiran: g. Flight of idea lari, cita pikiran melompat-lompat melayang adalah keadaan dimana terjadi perubahan yang mendadak, cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide belum selesai sudah disusul oleh ide yang lain. Dikatakan yang berasal dari dalam maupun luar. Suatu kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan artinya akan meimbulkan suatu pikiran baru “clang associaton”. h. Retardasi perlambatan yaitu keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang, sering dijumpai pada penderita skizofrenia dan psikosa efektif fase depresi. i. Presevarasi, yaitu suatu keadaan dimana seseorang secara berulang memberitahukan suatu ide, pikiran atau thema secara berlebihan. j. Circumstantiality pikiran berbelit-belit, pikiran berputar-putar yaitu suatu keadaan dimana untuk menuju secara tidak langsung kepada ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang menjemukan dan tidak relevan. Sering didapat pada anakorang terbelakang MR, epilepsi dan gangguan jiwa senil yang tidak berat. k. Inkoherensi, yaitu suatu keadaan dimana terdapat gangguan dalam bentuk bicara, pembicaraannnya sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya. Inkoherensi ini dapat dikatakan sebagai suatu asosiasi yang ekstrim. Pada inkoherensi ada gado-gado kata “word salad. l. Blocking hambatan, halangan, benturan yaitu suatu keadaan dimana jalan pikiran secara tiba-tiba berhenti, hal ini tidak dapat diterangkan oleh penderita. Kemungkinan disebabkan oleh aktivitas yang kompleks dan dominan akibat efek yang tidak enak atau disetujui. m. Logorea, yaitu banyak bicara dimana kata-kata baru yang tidak dipahami secara umum. n. Neologisme, yaitu membentuk kata-kata baru yang tidak di pahami secara umum. o. Irelevansi, yaitu suatu keadaan dimana isi pikiran atau ucapan tidak ada hubungannnya dengan pernyataan atau dengan hal yang sedang dibicarakan. p. Aphasia, yaitu suatu keadaan dimana seseorang tidak atau sukar mengerti pembicaraan orang lain sensorik dan atau tidak dapat atau sukar bicara motorik. Sering terjadi pada kerusakan otak.

9. Gangguan isi pikiran meliputi isi pikiran non verbal atau isi

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area Kota Medan )

5 118 98

Hutang Piutang dan Aplikasinya pada Masyarakat Kampung Gunung RT.006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

0 5 93

Hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh kota Tangerang

1 6 1

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 19

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Konsekuensi Pemidanaan Bagi Warga Binaan Yang Mengalami Gangguan Jiwa(Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen).

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG.

0 0 11

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64