BAB III TAFSIR SURAT AL-INSAN
A. Tafsir Surat al-Insan Ayat 24-26
1. Teks ayat dan terjemah surat al-Insan ayat 24-26
☺ ⌧
⌧ ⌧
⌧
Artinya: ”Maka bersabarlah kamu untuk ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara
mereka,24. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang,25. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-
Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari”. 26.
2. Tafsir Al-Mufradat
ﻚ ر ﻜ
: Menunda untuk menolongmu atas orang-orang kafir hingga waktu tertentu.
ا
: Orang jahat yang terang-terangan dalam bentuk maksiat.
ارﻮ آ
: Orang musyrik yang terang-terangan dalam mengkafirinya.
ﺎ او ةﺮﻜ
: Pagi dan Petang. Maksudnya semua waktu.
ﺪ ا
: Shalatlah. : Tahajjudlah.
47
47
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Terj, Bahrun Abu Bakar, Juz XXIX,
Semarang: CV Toha Putra, 1993, Cet. 2, h. 297
3. Asbabun nuzul surat al-Insan ayat 24-26
Telah diketahui bahwa kebanyakan surat dan ayat al-Quran diturunkan sesuai dengan peristiwa yang melatar belakanginya. Kendati demikian, tidak semua ayat memiliki asbabun nuzul bahkan banyak ayat dan surat yang tidak
memiliki asbabun nuzul. Adapun latar belakang turunnya ayat ini adalah keadaan kaum musyrikin yang terus menerus menentang dan
mendustakan dakwah Rasulullah SAW, yang mereka tidak mengerti akan hakikat dari dakwah tersebut. Sehingga mereka melakukan perlawanan bahkan penawaran keduniawian kepada Rasulullah SAW agar beliau menghentikan
dakwahnya atau berhenti dari mencela mereka. Allah mengingatkan kepada Nabi SAW dan kepada umatnya agar tidak mudah tergiur dengan bujukan
dan rayuan itu, sebab nilai akidah dan perjuangan tidak dapat ditukar dengan kekayaan dunia.
Menurut Prof. Dr. Hamka dalam bukunya tafsir al-Azhar, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muqatil bahwa dua orang pemuka
Quraisy sangat menolak dakwah Rasulullah, dan mempertahankan kemusyrikan itu. Kedua orang tersebut adalah ‘Utbah bin Rabi’ah dan al-
Walid bin al-Mughirah pernah mendatangi Nabi SAW, yang tujuan keduanya adalah membujuk Nabi agar menghentikan dakwahnya ini. Bila ia
menghentikan dakwah ini, perdamaian akan terjadi. Sebab hati mereka tidak akan disakitkan lagi. Hantaman dan caci makiannya kepada berhala yang
mereka sembah itu sangatlah menyinggung perasaan dan dapat menghilangkan rasa hormat orang kepada mereka. Padahal mereka sebagai
pemuka-pemuka Quraisy adalah keseganan bangsa Arab seluruhnya.
48
Prof. Dr. Quraisy Shihab, juga mengatakan yang sama dalam bukunya tafsir al-Misbah, bahwa ayat di atas turun berkenaan dengan kedatangan
tokoh kaum musyrikin yakni ‘Utbah bin Rabi’ah yang menawarkan kepada Nabi Muhammad SAW, agar berhenti melaksanakan dakwahnya. Sebagai
48
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1983, h. 283
imbalannya dia menjanjikan untuk mengawinkan beliau dengan anak gadisnya yang dikenal sangat cantik, sambil memberinya harta yang
melimpah.
49
Dalam riwayat lain yang dikemukakan oleh Abdur Razzaq, Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Qatadah bahwa dia menerima khabar
tentang Abu Jahal yang berkata: “Jika aku melihat Muhammad sedang shalat, aku akan injak tengkuknya”. Berkenaan dengan peristiwa itulah Allah SWT
menurunkan ayat ini.
☺ ⌧
”Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara
mereka,24. Sebagai peringatan untuk tidak mengindahkan apa yang
diucapkan oleh orang kafir.
50
Tetapi meskipun dalam sebab-sebab turun ayat ini sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa pakar ahli tafsir di atas, ayat ini berlaku terus
untuk selamanya. Jelasnya ayat ini melarang seorang mukmin, apalagi kalau ia sebagai pemimpin ummat agar tidak tergiur akan berbagai kesenangan
duniawi yang ditawarkan oleh orang-orang yang penuh dosa dan maksiat, dengan tujuan hendak mematikan gerakan dakwah.
49
M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2003, Cet. 1, h. 668.
50
Qamaruddin Shaleh, et all, Asbabun Nuzul Latar Belakang Turunnya Ayat-ayat al-Quran, Bandung: CV. Dipenegoro, 1995, Cet. 17, h. 564.
B. Pandangan Para Mufassir Terhadap Surat al-Insan ayat 24- 26