Rumusan Masalah Pembatasan Masalah Manfaat dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Hipotesis Peningkatan Gas Rumah Kaca

2 Berdasarkan persamaan reaksi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa jumlah CO 2 yang dipakai oleh fitoplankton untuk fotosintesis adalah sebanding dengan jumlah materi organik C 6 H 12 O 6 glukosa yang dihasilkan. Alasan utama pemilihan fitoplankton sebagai biota yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi emisi CO 2 adalah karena meskipun jumlah biomassa fitoplankton hanya 0,05 biomassa tumbuhan darat, namun jumlah C yang dapat digunakan dalam proses fotosintesis sama dengan jumlah C yang difiksasi oleh tumbuhan darat. Selain itu sistem kultur alga mampu menghilangkan CO 2 dari cerobong asap dimana untuk keperluan itu diperlukan budidaya alga berupa fotobioreaktor. Dengan teknologi fotobioreaktor ini, tingkat produktivitas alga dapat ditingkatkan menjadi 2 hingga 5 kali lebih tinggi dari kondisi normalnya A. Setiawan, 2008. Gas CO 2 yang keluar dari cerobong asap selanjutnya dapat langsung disambungkan ke fotobioreaktor dan dimanfaatkan oleh alga untuk pertumbuhannya melalui mekanisme fotosintesis. Dalam kegiatan penelitian ini, jenis fitoplankton yang dibudidayakan dipilih berdasarkan pada kelimpahannya di perairan tawar Indonesia dan kecepatan tumbuhnya. Berdasarkan pada kedua kriteria ini maka dipilihlah Chlorella sp. sebagai spesies yang diuji coba.

1.2. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini penulis merumuskan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Seberapa besar jumlah karbon dioksida yang diserap dan yang dikeluarkan oleh alga chlorella sp.? 3 2. Bagaimana pengaruh penyerapan karbon dioksida terhadap biomassa?

1.3. Pembatasan Masalah

Parameter yang diuji meliputi kadar karbon dioksida dan kadar nutrien nitrogen, posfor, kalium.

1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu solusi bagi pabrik-pabrik, terutama pabrik-pabrik yang mengemisikan karbon dioksida dalam mengatasi masalah emisi karbon dioksida dan memberikan informasi kepada masyarakat sekitar, khususnya para petani alga mengenai pentingnya peran alga dalam mengurangi emisi karbon dioksida.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh peningkatan biomassa alga terhadap kemampuan penyerapan karbon dioksida dalam mengurangi emisi karbon dioksida pada pabrik yang mengemisikan karbon dioksida.

1.6. Ruang Lingkup

Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama yang dimonitor adalah karbon dioksida, sedangkan parameter pendukung yang dimonitor adalah nitrogen, posfor dan kalium 4

1.7. Hipotesis

Jumlah karbon dioksida yang ditambat setara dengan perubahan kepadatan biomassa alga. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peningkatan Gas Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya seperti sulfur dioksida, nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida serta senyawa organik lainnya seperti gas metan dan kloro floro karbon CFC yang melampaui kemampuan tumbuhan darat dan laut untuk mengardsorpsinya. Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas rumah kaca sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat timbul juga akibat aktifitas manusia. Karbon dioksida CO 2 yang timbul dari berbagai proses alami seperti letusan vulkanik, pernafasan hewan dan manusia dan pembakaran material organik seperti tumbuhan. Selain itu gas seperti karbon dioksida CO 2 dapat pula ditimbulkan sebab adanya proses industri seperti industri batu bara dan susu pada mesin boiler. Energi cahaya matahari yang masuk ke bumi mengalami beberapa mekanisme yaitu, 25 energi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 diadsorpsi oleh awan, 45 diadsorpsi permukaan bumi dan 5 dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsorpsi oleh awan dan permukaan bumi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah, namun sebagian radiasi infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas karbon dioksida serta gas rumah kaca lainnya, untuk dikembalikan lagi ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan. Dengan 6 adanya efek rumah kaca, perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda A.Razak, 2007. Dengan adanya isu tentang pemanasan global, negara-negara maju saat ini, mengalihkan teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan menebalnya emisi karbon dioksida, dan Indonesia memulainya dari alam. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menemukan bahwa mikroalga efektif menyerap karbon dioksida di udara. Dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi mikroalga dapat menggunakan nutrien anorganik seperti karbon dioksida, melalui proses fotosintesis.

2.2. Karbon dioksida