Pengukuran Kepadatan dan Populasi Alga

39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengukuran Kepadatan dan Populasi Alga

Kepadatan populasi alga dalam sistem fotobioreaktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya cahaya sekitar sistem fotobioreaktor, temperatur sekitar fotobioreaktor, aerasi, dan medium nutrien. Cahaya sekitar fotobioreaktor pada percobaan ini berkisar antara 2-3 kilo lux saat siang atau sore hari. Dan saat pagi hari berkisar antara 1,6-2 kilo lux. Temperatur sekitar fotobioreaktor pada saat pagi hari dan siang hari berkisar antara 25-30 C. Sistem aerasi bertujuan untuk menjaga alga agar menyebar merata, dan mencegah penempelan alga pada dinding sistem fotobioreaktor. Pada percobaan ini digunakan tiga fotobioreaktor sebagai tempat alga berkembang biak. Jenis alga yang digunakan pada penelitian ini adalah chlorella sp. dengan kepadatan awal 22.000.000 selmL pada ketiga fotobioreaktor. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 21 hari menunjukkan peningkatan jumlah sel pada ketiga fotobioreaktor. Pertumbuhan sel chlorella sp. pada ketiga fotobioreaktor hingga hari ke-12 tidak ada perbedaan nyata. Jumlah kepadatan sel chlorella sp. pada fotobioreaktor 1,2 dan 3 berturut-turut pada hari ke-12 mengalami peningkatan dari kepadatan awal menjadi 49.030.000 selmL, 44.020.000 selmL, 44.000.000 selmL. Pada hari ke-13 tampak penurunan jumlah sel chlorella sp. pada fotobioreaktor ke-2 menjadi sebesar 25.540.000 selmL, hal ini disebabkan terjadi kerusakan mesin baling-baling pemutar, sehingga proses suplai CO 2 tidak merata, selain itu sirkulasi media kultur yang penting sekali 40 untuk mempertahankan temperatur agar tetap homogen tidak berfungsi lagi, sehingga menyebabkan kematian sebagian alga pada fotobioreaktor ke-2. Gambar 9. Pertumbuhan sel Alga dengan kepadatan awal 22.000.000 selml Akan tetapi, setelah digunakan mesin pompa pada hari ke-16 pada fotobioreaktor ke-2 terlihat adanya peningkatan jumlah sel chlorella sp. hingga hari ke-21 gambar 7. Namun demikian, dengan penggunaan mesin pompa air, pertumbuhan alga sudah tidak memperlihatkan perubahan yang cukup berarti gambar 7, karena dalam sirkulasinya alga dalam media air harus melalui mesin pompa. Fotobioreaktor dengan pengaduk sistem pedal baling-baling menunjukkan hasil pertumbuhan sel chlorella sp. yang lebih baik daripada fotobioreaktor dengan pengaduk sistem pompa. Pada grafik gambar 7 dapat dilihat bahwa pada fotobioreaktor 1 dan 3 dengan pengaduk sistem pedal baling-baling dari hari ke-16 dengan kepadatan sel 57.750.000 selmL dan 52.520.000 selmL hingga hari ke 21 dengan kepadatan sel 60.590.000 selmL dan 56.920.000 selmL mengalami peningkatan yang cukup besar, dibandingkan dengan peningkatan jumlah sel pada fotobioreaktor 2 41 dari hari ke-16 dengan kepadatan sel 19.750.000 selmL hingga hari ke-21 dengan kepadatan sel 34.070.000 selmL yang menggunakan pengaduk sistem pompa. Konsentrasi CO 2 yang dialirkan melalui gas holder mencapai 10 , namun demikian, dari hasil percobaan ini, chlorella sp. mampu beradaptsi dengan kondisi lingkungan yang baru, dengan kemampuannya menangkap CO 2 , Hal ini ditunjukkan dengan jumlah sel chlorella sp. yang terus meningkat dan warna hijau chlorella sp. yang semain pekat. Serta kondisi pH dalam fotobioreaktor 1, 2 dan 3 sebesar 6,98; 7,21 dan 6,96 lampiran 2, pH yang lebih rendah daripada saat inokulasi sebesar 8.

4.2. Pengukuran Ketersediaan Nutrien N, P, K Pada Fotobioreaktor Alga