Operasional Fotobioreaktor Pengukuran dan Sampling

31 chlorella sp. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Dutatonik H-16, yang memiliki komposisi nitrat, posfat, kalium, magnesium, kalsium, besi dan aluminium.

3.3.4. Penebaran Bibit

Sebanyak 10 stok bibit chlorella sp. berkapasitas 600 ml dalam labu Erlenmeyer 1000 mL yang telah diionokulasi selama 2 minggu, dipindahkan ke dalam botol plastik berukuran 600 mL. Setiap 2 stok bibit chlorella sp. dalam botol plastik berukuran 600 mL, dipindahkan ke dalam plastik transparan tak berpori berkapasitas 20 liter yang telah berisi air ultra filtrasi. Selanjutnya ke-5 kantong plastik transparan tak berpori yang berisi stok bibit chlorella sp. tersebut diinokulasikan selam 2 minggu. Setelah 2 minggu ke-5 kantong plastik trasnparan yang berisi stok bibit chlorella sp. tersebut dimasukkan ke dalam fotobioreaktor menggunakan gayung. Selanjutnya aerator dan baling-baling diaktifkan. Perbanyakan stok bibit chlorella sp. ini dilakukan sebanyak 3 kali, untuk 3 buah reaktor.

3.3.5. Operasional Fotobioreaktor

Pada kegiatan ini, gas CO 2 diinjeksikan ke dalam fotobioreaktor dengan sistem intermiten 24 kali x 20 menit untuk diketahui kecepatan penyerapannya per hari. Gas CO 2 dialirkan ke dalam reaktor dengan sistem tertutup dari dasar reaktor dengan menggunakan aerator dengan debit sebesar 2,5 litermenit.

3.3.6. Pengukuran dan Sampling

Pengukuran gas CO 2 dalam sistem fotobioreaktor dilakukan setiap hari dua kali, yaitu pukul 09.00 WIB dan pukul 15.00 WIB. Titik pengukuran gas CO 2 berada pada posisi di atas posisi titik sampling dengan jarak 25 cm dari titik sampling larutan, dengan jarak 1 meter dari sudut fotobioreaktor. Titik sampling 32 larutan alga, berada pada posisi di bawah titik pengukuran gas CO 2 , dengan jarak 1 meter dari sudut fotobioreaktor. Sampling larutan dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 09.00 dan pengukuran kadar N, P, dan K menggunakan metode spektrometri dilakukan di laboratorium Balai Teknologi Lingkungan BTL setiap hari setelah sampling dilakukan. Untuk pengukuran densitas biomassa alga dilakukan dengan metode haemocytometer model Thoma. Perhitungan tingkat kepadatan dinyatakan dalam jumlah sel per milimeter dengan menggunakan sebuah gelas objek haemocytometer yang diamati di mikroskop. Dengan pengamatan melalui mikroskop, akan tampak garis-garis sebagai ruang hitung. Ruang hitung tersebut mempunyai dimensi kedalaman 0,1 mm, panjang 1,0 mm, dan lebar 1,0 mm sehingga jika dihitung volumenya menjadi 0,0001 cm 3 . Luas ruang hitung adalah 1,0 mm 2 yang terbagi dalam 400 kotak, masing-masing luasnya 0,0025 mm 2 . Perhitungan sel chlorella sp. Dilakukan dengan meneteskan air yang mengandung chlorella sp. pada haemocytometer lalu ditutup dengan cover glass, kemudian diamati dengan mikroskop dengan pembesaran 100-400 kali. Nilai kepadatan chlorella sp. dapat dihitung pada 400 kotak bila kepadatannya relatif rendah. Namun, bila kepadatan chlorella sp. sangat tinggi maka perhitungan hanya dilakukan pada beberapa kotak dan dipilih secara acak. Dengan demikian, perhitungan kepadatan sel chlorella sp. dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Kepadatan sel = X x 400 kotak x 10 4 ml ............................................. 1 Keterangan:s X = Rata-rata jumlah selkotak 33

3.4. Penentuan Kadar Nitrogen dalam Nitrat NO