Efisiensi Penyerapan CO Penambatan karbon dioksida dan pengaruh densitas alga air tawar (Chlorella Sp) pengurangan emisi karbon Dioksida

50 pagi hari dan sore hari tidak terlalu signifikan. Besarnya selisih konsentrasi O 2 pada fotobioreaktor 1 dan 2 berturut-turut sebesar 0,900 dan 0,200. Besar dan kecilnya perbedaan nilai konsentrasi O 2 saat pagi hari dan sore hari sangat bergantung pada intensitas cahaya matahari pada hari tersebut. Lain halnya dengan nilai konsentrasi CO 2, pada gambar 11, 12, 13 nilai konsentrasi CO 2 yang keluar saat pagi hari berbanding terbalik dengan nilai O 2 yang keluar saat pagi hari. Begitu juga nilai konsentrasi CO 2 dan O 2 pada sore hari. Nilai konsentrasi CO 2 yang keluar saat pagi hari akan lebih besar dibandingkan dengan nilai konsentrasi CO 2 yang keluar saat sore hari. Contohnya pada hari ke-4, sistem fotobioreaktor 1, nilai konsentrasi CO 2 yang keluar saat pagi hari sebesar 1,950 dan saat sore hari sebesar 0,850, telah terjadi penurunan sebesar 1,100. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi proses penambatan CO 2 melalui proses fotosintesis. Pada saat terjadi proses penambatan CO 2 di sore hari, maka akan sedikit CO 2 yang keluar dari sistem fotobioreaktor dan dihasilkan O 2 sebagai hasil samping dari pembentukan glukosa melalui proses fotosintesis. Hal ini pula yang membuktikan nilai CO 2 yang keluar saat sore hari akan berbanding terbalik dengan nilai O 2 yang keluar saat sore hari.

4.4. Efisiensi Penyerapan CO

2 oleh Alga dalam Sistem Fotobioreaktor Proses penambatan CO 2 lebih banyak terjadi pada siang hari atau sore hari, pada saat cahaya matahari berkisar antara 2-3 kilo lux, dimana proses penambatan CO 2 melalui proses fotosintesis akan mudah berlangsung. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah gambar 14, 15, 16 bahwa terdapat perbedaan nilai CO 2 yang keluar pada saat pagi hari dan sore hari. Nilai CO 2 pada pagi hari terlihat 51 lebih besar dibandingkan nilai CO 2 pada saat sore hari, hal ini karena pada saat pagi hari intensitas cahaya yang dibutuhkan dalam proses penambatan karbon kurang dari 2-3 kilo lux Elisabeth.S, 1999, sehingga nilai CO 2 yang keluar pun akan besar. Pada proses penambatan CO 2 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan proses penambatan itu berjalan lambat. Diataranya adalah cahaya matahari yang kurang saat cuaca mendung atau hujan. Hal ini menjadi kendala paling penting dalam penelitian yang berorientasi pada pembuangan polutan CO 2 pabrik. Gambar 16. Jumlah CO 2 yang masuk dan efisiensi penyerapan pada sistem fotobioreaktor 1 Gambar 17. Jumlah CO 2 yang masuk dan efisiensi penyerapan pada sistem fotobioreaktor 2 52 Gambar 18. Jumlah CO 2 yang masuk dan efisiensi penyerapan pada sistem fotobioreaktor 2 Pada gambar 14, 15, 16 di atas terlihat efisiensi alga dalam sistem fotobioreaktor menyerap atau menambat CO 2 yang masuk. Contoh pada sistem fotobioreaktor 1 di atas, jumlah CO 2 yang masuk di hari ke-10 adalah 7,970 , dan berkurang menjadi 3,525 rata-rata keluaran pagi dan sore lihat gambar 11. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi penambatan CO 2 oleh alga dalam sistem fotobioreaktor 1 saat pagi hari, dan besarnya kemapuan penyerapan alga saat pagi hari dapat dihitung dengan mengurangi jumlah CO 2 yang masuk dengan jumlah CO 2 yang keluar dan membaginya dengan jumlah CO 2 yang masuk, kemudian dikalikan dengan 100, sehingga diperoleh nilai efisinsi penyerapan alga dalam sistem fotobioreaktor dalam menambat CO2 atau dapat digunakan persamaan berikut ini : …… 2 100 penyerapan efisinsi 2 2 2 X masuk CO Jumlah keluar CO Jumlah masuk CO Jumlah   53 Dari persamaan di atas maka dapat diperoleh nilai efisiensi penyerapan alga saat pagi hari dan sore hari pada hari ke-10 sebesar 55,700. Dengan menggunakan persamaan di atas, terlihat efisiensi kemampuan penyerapan alga dalam sistem fotobioreaktor dapat mencapai nilai 90 per hari. Tinggi rendahnya nilai efisiensi penyerapan alga dalam sistem fotobioreaktor sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor luar yang sangat mempengaruhi kemampuan penyerapan CO 2 oleh alga adalah cahaya matahari dan faktor dalamnya adalah perkembangan usia alga itu sendiri. Dengan cahaya matahari maka proses penyerapan CO 2 oleh alga dalam sistem fotobioreaktor melalui proses fotosintesis akan berjalan dengan baik, sedangkan dengan faktor usia alga, pada fase pertumbuhan alga akan lebih banyak membutuhkan CO 2 , sehingga proses penyerapan akan berlangsung dengan baik. Contohnya adalah nilai efisiensi penyerapan CO 2 tertinggi oleh alga pada sistem fotobioreaktor 1 dihari ke-1, yaitu sebesar 81,700 dan nilai terendah yang diperoleh adalah pada hari ke-11 sebesar 49,029.

4.5. Hubungan Kepadatan Sel dengan Jumlah CO