4. Ruang Lingkup dan Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs
a. Ruang Lingkup
Sasaran perbuatan manusia pada hakekatnya terbagi dua, yaitu: sasaran Vertical yang bersifat Ilahiyah dan sasaran horizontal yang beraspek sosiologis.
Dari dua sasaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek hubungan manusia dengan Tuhan melalui Ibadah, dan hubungan manusia dengan
manusia melalui muamalah, adapun hubungan manusia dengan dirinya sendiri melalui penjagaan diri dan ada hubungan manusia dengan binatang atau
mahluk Allah lainnya melalui pelestarian. Maka ruang lingkup pelajaran
aqidah akhlak pun tidak terlepas dari sasaran perbuatan tersebut.
Ruang lingklup pendidikan aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah cakupan pembahasan kurikulumnya dan hasil belajar meliputi:
1. Hubungan Manusia dengan Allah.
Hubungan ini disebut juga dengan hubungan vertical, yaitu hubungan antara manusia dengan khaliqnya yang mencakup dari segi aqidah, yang
meliputi: Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikatNya, Iman kepada kitab-kitabNya, Iman kepada Rasul-rasulNya, iman kepada hari Akhir,
iman kepada Qadha dan QadarNya. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam beribadah kepada Allah.
Diantaranya dengan tidak menyekutukan-Nya, taqwa kepada,Nya mencintai- Nya, takwa kepada-Nya, beribadah, meniru sifat-Nya, dan selalu berusaha
mencari keridhaan-Nya. 2.
Hubungan Manusia dengan sesama manusia. Materi yang dipelajari meliputi akhlaq dalam pergaulan hidup sesama
manusia, kewajiban membiasakan berakhlaq yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlaq yang buruk. Anjuran melakukan sifat
terpuji terhadap sesama manusia, antara lain: 1
Berbakti kepada Orang tua, yaitu membantu orang tua merasa senang dan bahagia atas perbuatan yang kita kerjakan.
2 Menghormati tetangga dan tamu.
3 Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang dan menarik simpati Orang lain.
3. Hubungan Manusia dengan alam atau Lingkungannya.
Materi yang dipelajari meliputi akhlaq manusia terhadap akan lingkungannya, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup selain
manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak benyawa. Berkenaan dengan ini dalam al-
Qur‟an surat al-an‟am 6:58 ditegaskan bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia
juga, sehingga semuanya seperti ditulis al- Qurtubhi dalam tafsirnya “tidak
boleh diperlakukan secara aniaya”.
Untuk dapat melakukan pembelajaran pada mata pelajaran akhlak dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan:
1. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yaitu pendekatan untuk menggugah emosi siswa dalam memahami dan meyakini aqidah Islam serta memberi motivasi agar
ikhlas mengamalkan ajaran Islam khususnya yang berkaitan dengan akhlak yang baik.
2. Pendekatan secara rasional
Yaitu, usaha memberikan peranan akal dalam memahami dan menerima ajaran Islam.
3. Pendekatan Fungsional
Pendekatan yang menyajikan ajaran Islam dengan menekankan kepada anak didik dari segi kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pendekatan Keteladanan
Yaitu, menjadikan figure pribadi-pribadi teladan dan cermin dari manusia yang memilki keyakinan tauhid yang teguh dan berprilaku. Atau
menyuguhkan keteladanan baik yang langsung melalui penciptaan kondisi, perilaku pendidik dan tetangga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak
terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah- kisah keteladanan.
5. Selain pendekatan-pendekatan di atas, dalam rangka mengupayakan perolehan
hasil belajar yang bermakna dan tahan lama jika memungkinkan pendekatan yang lainnya.
5. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs
Tujuan sasaran yang hendak dicapai setelah kegiatan selesai. Tujuan mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah untuk menanamkan dan
meningkatkan keimanan siswa serta meningkatkan kesadaran untuk berakhlak mulia. Sehingga menjadi muslim yang selalu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari
pembelajaran Aqidah akhlak adalah memberikan pengetahuan kepada siswa akan hal-hal yang harus diimani, mengamalkan akhlak yang baik, menjauihi akhlak
yang buruk dan memberikan bekal kepada siswa untuk menjalani hidup di kemudian hari.
6. Materi pelajaran Aqidah Akhlak
SEMESTER I
1 Iman kepada kitab-kitab Allah swt
a. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah swt
b. Dalil kebenaran adanya kitab-kitab Allah swt
c. Macam-macam fungsi dan isi kitab-kitab Allah swt
d. Prilaku yang mencerminkan beriman kepada Allah swt
2 Iman kepada Rasul-rasul; Allah swt
a. Pengertian dan pentingnya beriman kepada Allah swt
b. Dalil-dalil kebenaran adanya Rasul-rasul Allah swt
c. Sifat-sifat rasul Allah swt
d. Prilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul-rasul Allah swt
3 Mukjizat Allah
a. Menjelaskan pengertian mu‟jizat karomah, maunah, irhas
b. Hikmah adanya mu‟jizat karomah, maunah, irhas
4 Akhlak terpuji kepada diri sendiri
a. Pengertian dan pentingnya tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah
b. Bentuk dan contoh prilaku tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah
c. Contoh-contoh prilaku tawakal, iktiar, sabar, syukur, dan qanaah
B. Tingkah Laku
1. Pengertian Tingkah Laku
Dalam kamus bahasa Indonesia di sebutkan bahwa tingkah laku itu sama artinya dengan perangai, kelakuan atau perbuatan. Tingkah laku dalam pengertian
ini lebih mengarah kepada aktivitas sifat seseorang
26
. Menurut caplin, tingkah laku itu merupakan sebarang respon yang mungkin
berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau alasan yang dilakukan oleh organism. Tingkah laku juga bias berarti suatu gerak atau kompleks gerak-gerik yang secara
khusus tingkah laku juga biasa berarti suatu perbuatan atau aktivitas. Sementara itu, budiarjo berpendapat agak berbeda dari pendapat di atas.
Menurutnya tingkah laku itu merupakan tanggapan atau rangkaian tanggapan, yang dimuat oleh sejumlah makhluk hidup. Dalam hal ini tingkah itu walaupun
harus mengikuti sertakan tanggapan pada suatu organisme, termasuk yang ada diotak, bahasa, pemikiran, impian-impian, harapan-harapan dan sebagainya.
Tetapi ia juga menyangkut mental sampai pada aktivitas fisik.
27
Adapun perilaku dalam kamus umum bahasa Indonesia dapat dikatakan juga dengan kata tingkah laku. Secara termilogis perilaku artinya apa yang dilakukan
seseorang. Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa “perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Prilaku adalah aksi, reaksi terhadap rangsangan dari luar”.
28
Sigmund Freud berpendapat bahwa tingkah laku adalah “pergolongan jiwa
seorang tidak hanya melibatkan aktivitas bawah sadar, oleh freud, jiwa manusia
26
Rama Yulis, psikologi Agama, Jakarta : kalam Mulia, 2002 h,,97
27
Rama Yulis…. h. 97-98
28
Singgih D. Gunarsa, psikologi praktis Anak, Remaja dan keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999, h, 5