Berdasarkan  uraian  sebelumnya  maka  penulis  mengidentifikasikan
masalah diatas sebagai berikut:
a. Kurang tertanamnya keimanan aqidah siswa dilihat dari sedikitnya jumlah siswa  yang  ikut  dalam  shalat  berjama‟ah  yang  dilaksanakan  di  sekolah
maupun dalam hal-hal yang bersifat religi keagamaan b. Siswa banyak yang melakukan tindakan amoralakhlak yang tidak baik.
c.  Minimnya  kerjasama  antara  guru  dengan  siswa  dalam  menanmkan  aqidah dan akhlak siswa di MTs‟N Parung.
2. Pembatasan Masalah
Agar  penelitian  ini  terarah  dan  tidak  menimbulkan  kerancuan  yang dikarenakan  luasnya  pembahasan  juga  keterbatasan  kemampuan  dan
pengetahuan, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada: a.
Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di MTs‟N Parung. b.
Akhlak  siswa  yang  diteliti  di  MTs  parung  mengenai  prilaku  siswa  yang dipelajari pada materi aqidah akhlak di semester 1 kelas VIII
c. Mengamati prilaku siswa dalam menerapkan ilmu akhlak setelah belajar di
sekolah
3. Perumusan Masalah
Dari  pembatasan  masalah  diatas,  penulis  merumuskan  permasalahan
sebagai berikut:
Bagaimana  peran  pembelajaran  Aqidah  Akhlak  dalam  merubah  tingkah laku siswa?
C. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian:
a. Untuk  mengetahui  dan  mengungkap  tentang  pelaksanaan  pembelajaran
aqidah akhlak di MTs parung. b.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang tingkah laku siswa MTs tersebut.
c. Untuk  mengetahui  apakah  ada  pengaruh  antara  pembelajaran  aqidah
akhlak dengan tingkah laku siswa di MTs tersebut.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Kata  “Pembelajaran”  dipakai  sebagai  padanan  kata  dari  bahsa  Inggris instruction.  Kata  instruction  mempunyai  pengertian  yang  sangat  luas  dari  pada
pengajaran.  Jika  kata  pengajaran  ada  dalam  konteks  guru-murid  di  kelas  ruang formal, pembelajaran atau instruction mencangkup pula kegiatan belajar mengajar
yang  tidak  dihadiri  guru  secara  fisik.  Oleh  karena  dalam  instruction  yang ditekankan  adalah  proses  belajar  maka  usaha-usaha  yang  terencana  dalam
memanipulasi  sumber-sumber  belajar  agar  terjadi  proses  belajar  mengajar  dalam diri siswa kita sebut pembelajaran.
3
Istilah  pembelajaran  diperkenalkan  sebagai  ganti  istilah  “pengajaran” meskipun kedua istilah tersebut sering dipergunakan bergantian dengan arti yang
sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Selain  itu  pengertian  pembelajaran  dalam  definisi  psikologi  pembelajaran
berkaitan  dengan  pengertian  belajar  itu  sendiri.  Pembelajaran  itu  sendiri merupakan  suatu  upaya  mengarahkan  aktifitas  siswa  kearah  aktifitas  belajar.  Di
dalam  proses  pembelajaran  terkandung  2  aktifitas  sekaligus,  yaitu  aktifitas mengajar  guru  dan  aktifitas  belajar  siswa.  Proses  pembelajaran  merupakan
proses  interaksi,  yaitu  interaksi  antara  guru  dengan  siswa  dan  siswa  dengan siswa.
4
3
Arif, S Sadiman, et Al, Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta : Rajawali, 1986, cet ke-1, h.7
4
Tohirin , psikologi pembelajaran Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, cet ke-1, Ed-1, h.7