d Pemanasan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat karsiogenik Pada bahan makanan nabati maupun hewani yang diolah dengan panas
tinggi sehingga menjadi hangus, dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat karsinogenik yaitu merangsang terjadinya kanker.
e Panas dapat meniadakan zat-zat toksik Panas dapat menetralkan pengaruh zat-zat toksik saat proses penyiangan,
pemotongan dan pengolahan makanan Santoso, 1999.
2.8. Faktor Sosial Budaya Terhadap Status Gizi
Peranan gizi berbagai Negara atau daerah terdapat kelompok masyarakat yang biasanya mempunyai makanan pantangan terutama pada anak kecil
khususnya di Indonesia. Budaya berperan dalam status gizi anak dan masyarakat ada beberapa kepercayaan, seperti tahu mengkonsumsi makanan tertentu yang
sebenarnya makanan itu justru bergizi Gizi dan Kesehatan Masyarakat UI, 2008. Faktor sosial budaya dipandang terhadap status gizi sehubungan dengan
gizi yang biasanya dipandang batas untuk dimakan, dijumpai banyak pola pantangan, tahayul dan larangan pada beragam kebudayaan dan daerah yang
berlainan di dunia Marsetyo, 2005. Konsep kebudayaan, masukkan unsur nilai, kepercayaan, sehingga
timbulah penggolongan makanan dan bukan makanan, dalam hal ini yang menyebabkan sulitnya mengalihkan masyarakat untuk merubah kebiasaan
makanan Santoso, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Tahu terhadap makanan karena makanan tersebut asing bagi masyarakat beberapa kebudayaan menolak makanan daging binatang yang dipeliharanya, tabu
terhadap makan binatang tertentu, untuk mencegah musnahnya binatang yang bermanfaat bagi masyarakat. Kepercayaan atau religi makanan tertentu menjadi
dasar alasan tabu terhadap makanan tertentu Santoso, 1999. Peranan makanan dalam soaial budaya : 1. Makanan sebagai pernyataan
adanya hubungan sosial, 2. Makanan sebagai simbol pernyataan solidaritas kelompok, 3. Makanan sebagai pernyataan rasa stress, 4. Makanan sebagai
simbol bahasa Santoso, 1999. Kebiasaan makan suatu masyarakat sangat dipengaruhi faktor sosial budaya
masyarakat. Menyadari pentingnya faktor-faktor sosial dan budaya yang memepengaruhi gizi masyarakat. Maka usaha-usaha untuk memperbaiki pola-pola
makan harus disesuaikan dengan pola-pola sosial budaya dari masyarakat sasaran Santoso, 1999.
3. Gizi Anak Indonesia 3.1. Masalah Makan Anak
Masalah makan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah, 2. Pendapatan keluarga yang rendah,
3. Persediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah, 4. Prilaku pengasuh yang belum sehat, 5. Konsumsi makanan yang tidak mengikuti kaidah gizi dan
kesehatan, 6. Kondisi kesehatan anak Joen, 2008.
Universitas Sumatera Utara