nenas dan jeruk, serta E. Susu terutama untuk anak. Kader juga mengajarkan cara memasak yang benar, menyuapi, cuci tangan, pakai sabun, gosok gigi. Peserta Pos
Gizi akan ditimbang berat badan awal ikut Pos Gizi Joen, 2008. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajar dan memotivasi
partisipasi masyarakat. Di antaranya adalah : 1.3.1. Partisipasi dengan paksaan artinya memaksa masyarakat untuk ikut dalam
suatu program, baik melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun dengan perintah lisannya. Cara ini akan lebih baik hasilnya, dan
lebih mudah, akan tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget. Karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibat masyarakat
tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program. 1.3.2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi yakni suatu partisispasi yang
didasari pada kesadaran. Sukar ditumbuhkan, dan akan memakan waktu yang lama, tetapi bila tercapai hasilnya ini akan mempunyai rasa memiliki,
dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung dan tidak langsung
Notoatmodjo, 2007
1.4. Program Masyarakat dalam meningkatkan status gizi anak
Program dalam meningkatkan status anak sebagai upaya kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan mutu upaya
kesehatan yang berhasil dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat, sasaran program ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan baik pemerintah maupun swasta, dan didukung oleh peran serta masyarakat dan sistem pembiayaan. Perhatian utama diberikan pada
Universitas Sumatera Utara
pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat Soedirja, 2009.
Program perbaikan gizi masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat maupun di instansi dalam rangka meningkatkan kemandirian,
Intelektualitas Sumber Daya Manusia. Program Pondok Gizi Budarzi merupakan program pelayanan gizi masyarakat yang berorientasi pada pemeliharaan
kesehatan dan gizi balita anak, pembangunan kesadaran masyarakat khususnya ibu untuk menerapkan kaidah gizi dan kesehatan dalam menyusun menu keluarga
khususnya balita anak mendampingi dan melayani serta memanfaatkan potensi lokal dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki status gizi masyarakat.
Lingkup kegiatan Pondok Gizi Budarzi meliputi : 1 Scaning status gizi, 2 Scanning kualitas konsumsi, 3 Pemberian makanan tambahan, 4 Konsultasi
gizi dan kesehatan, 5 Pendampingan keluarga pembedayaan masyarakat Soedirja, 2009.
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini antara lain : 1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi informasi dan edukasi KIE,
2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat seperti pos pelayanan terpadu, Pondok Bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah dan
generasi muda, dan 3. Peningkatan kesehatan kepada masyarakat Plepu, 2009. Perbaikan dan pemeliharaan status gizi balita anak melalui Pondok Gizi
sering dijumpai ditengah-tengah kehidupan masyarakat menjadi faktor permasalahan pokok, yaitu: 1. Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah,
Universitas Sumatera Utara
2. Pendapatan keluarga yang rendah, 3. Persediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah, 4. Perilaku pengasuhan yang belum sehat, 5. Konsumsi makanan
yang tidak mengikuti kaidah gizi dan kesehatan, 6. Kondisi kesehatan ibu ataupun anak penanganan terhadap masalah gizi di masyarakat melalui Posyandu
ternyata belum berjalan dengan baik dan pola penanganan dalam mengatasi masalah gizi kurang dan buruk ini dapat ditangani melalui program perbaikan dan
pemeliharaan status gizi balita Depatemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008.
Adanya Pondok Gizi Burdarzi Ibu Sadar Gizi yaitu sebuah pelayanan yang terdapat dalam masyarakat dan berkonsentrasi untuk menangani masalah
gizi balita serta memelihara status gizi balita agar tetap baik dan sehat, dengan jalan pendampingan keluarga serta pemanfaatan potensi lokal yang bermanfaat
untuk meningkatkan status gizi yang mempunyai visi dan misi. Visi : menuju anak Indonesia sehat, cerdas dan terbatas dari masalah gizi. Misi yaitu: 1.
Mengelola pondok gizi Budarzi sebagai sarana pembinaan, pendampingan, dan pelayanan bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas gizi masyarakat
khususnya balita anak, 2. Mencetak kader gizi Budarzi yang memiliki kompetensi dasar baik dari pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dan sikap
tindakan dibidang gizi Depatemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008. Dalam suatu wilayah pondok gizi ditingkat perkotaan setara dengan satu
wilayah posyandu, sehingga keberadaan gizipun membina keberlangsungan aktivitas posyandu. Satu pondok gizi terdiri dari 75-100 balitaanak dan dikelola
oleh 6 kader Budarzi sebutan para kader yang telah dilatih dan dipilih dari masyarakat sebagai kader gizi dari masyarakat setempat. Lingkup kegiatan
Universitas Sumatera Utara
Pondok Gizi Budarzi yaitu : 1. Pendaftaran balita, 2. Penimbangan, 3. Pemberian makanan tambahan, 4. Konsultasi gizi, 5. Scaning satus gizi, 6.
Pendampingan keluarga, 7. Pertemuan dari mingguan anggota PG Budarzi, 8. Demo makanan sehat Toni, 2008
1.5. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat