Masalah Gizi Anak Gizi Anak Indonesia 1. Masalah Makan Anak

Masalah makan anak pilih-pilih makanan sering dijumpai pada anak yang membuat orang tua bingung anak yang cenderung berperilaku pilih-pilih makanan akan mengalami kesulitan dalam meramu variasi makanan untuk mencukupi kebutuhan gizinya Sekarniasih, 2006. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari cenderung seragam, padahal keanekaragaman makanan merupakan cara yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi. Anak-anak biasa saja setelah besar tidak ingin mengkonsumsi makanan yang keras Depkes, 2000. Masalah makan anak secara psikologis dapat muncul karena anak meniru atas apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menolak makan karena diet, si anak akan mengembangkan perilaku menolak makan Depkes, 2000. Perilaku sulit makan juga dapat timbul karena orang tua tidak mendalami ego anak. Orang tua selalu memaksakan anak harus makan ini-itu dengan porsi yang sudah ditentukan. Saat makan mengharuskan menghabiskan makanan di piring, maksud orang tua memang benar mereka menginginkan anaknya tumbuh sehat dengan gizi cukup, tetapi mereka kurang menyadari kalau makan menjadi persoalan gizi unsur psikologis Khomsar, 2001.

3.2. Masalah Gizi Anak

a. Anemia defisiensi besi Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan terutama perlu anak yang terlalu banyak mengkonsumsi susu sehingga Universitas Sumatera Utara mengendalikan keinginan untuk menyantap makanan lain. Maka untuk mengatasinya anak harus diberi dan dibiasakan makanan yang mengandung banyak besi, sementara itu sebagian susu diganti dengan air jeruk, meski tidak mengandung besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi. b. Karies gizi Lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Keries yang terjadi pada gigi suhunya memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen sebelum gigi tersebut berhasil menembus gigi, untuk mengatasinya menggosok gigi dengan pasta gigi berflorida sebaiknya segera sesudah makan. c. Penyakit kronis Penyakit yang tidak menguras energi, berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu makan, misalnya campak yang menghabiskan cadangan vitamin A. d. Berat badan berlebih Kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidak seimbangan energi yang masuk dengan yang keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga. Untuk mengatasinya perlambatan ini dapat dengan cara mengurangi makanan, memperbanyak olahraga. Universitas Sumatera Utara f. Televisi Dampak tayangan televisi, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak-anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir seketika menyukainya, misalnya : keripik kentang, permen atau makanan lain yang “tak bergizi yang diiklannya di bintangi oleh sebaya mereka. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “ buruk “ itu adalah berikan pengajaran tentang dampak negatif makanan yang dilakukan. g. Berat badan kurang Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk, sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan harus di dasarkan pada kemungkinan pemecahannya. h. Alergi Alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat mentoleransinya, alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak terutama pada mereka yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi, angka kejadian ini akan terus meningkat. Alergi boleh jadi bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipilih oleh susu, kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang disebabkan oleh alergi ikan, dan kerang cenderung menetap Dinkes RI, 2008. Universitas Sumatera Utara

3.3. Penanggulangan Masalah Gizi Kurang