18
2.1.3 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan menurut penulis merupakan suatu hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya suatu perbedaan pemikiran yaitu masalah keagenan
terhadap hasil kinerja dari beberapa pihak. Masalah keagenan dapat terjadi pada atasan dan bawahan, pihak internal terhadap pihak eksternal, maupun pihak-pihak
yang bersangkutan. Jadi, Agency theory merupakan konflik di antara kelompok dalam manajemen dan luar pemegang saham, kreditor, auditor, masyarakat, dan
pemerintah yang dapat mendorong timbulnya perselisihan yang merugikan bagi pihak-pihak yang bertentangan tersebut. Teori ini sekaligus menjelaskan adanya
hubungan keagenan yang terjadi jika satu pihak ingin menjalankan suatu usahanya pemilik principal, mendelegasikan atau menunjuk kepada pihak lain yaitu agen
tersebut untuk mengerjakannya. Maka keberhasilan pemilik dipengaruhi oleh pilihan keputusan manajemen agent.
Wolk et al. 1992 menjelaskan bahwa agency theory perusahaan digambarkan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan
dan manajemen perusahaan yang berusaha menggunakan utility mereka untuk memaksimalkan kepentingan masing-masing peran mereka.
Menurut Selznick 1949, teori keagenan adalah suatu perspektif baru yang membawa beberapa akun yang terjadi, memberikan peran diantara para
principal pemilik perusahaan atau akun dan memberikan suatu hasil nyata dimana para petinggi manajemen perusahaan di suatu badan dapat dan mungkin
jarang berperan sebagai agent daripada beberapa tugas. Konflik yang mungkin
Universitas Sumatera Utara
19
akan terjadi di antara para petinggi dari director dan manajemen sebagai petinggi dapat diselesaikan melalui proses co-optation.
Teori keagenan adalah adanya satu kontrak atau lebih yang melibatkan agent untuk memberikan beberapa layanan bagi atasan dengan melakukan
pendelegasian wewenang pegambilan keputusan kepada agent Jensen dan Meckling 1976 . Baik melalui agent yang diasumsikan oleh orang ekonomi
secara rasional dan semata – mata termotivasi oleh kepentingan pribadi masing- masing pihak. Dimana manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan
pemegang saham. Jadi, konsep teori ini menjelaskan adanya suatu rentang antara perbedaan masing-masing tujuan dari peran yang mereka pegang. Hal ini
disimpulkan bahwa tujuan utama dari teori keagenan agency theory adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak – pihak yang melakukan hubungan kontrak
dapat mendesain kontrak, yang tujuannya untuk meminimalisasir biaya sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi ketidakpastian. Oleh
karena itu, pemeriksaan laporan dan kinerja memerlukan pihak ketiga untuk memeriksanya. Auditor eksternal untuk laporan keuangan dan jasa assurance
lainnya. Menurut Yu 2006, teori keagenan adalah adanya pemilik kepentingan
atau para manager korporasi yang tidak dapat membiarkan adanya konsekuensi- konsekuensi yang timbul dari hasil keputusan mereka sendiri. Dari perspektif itu,
timbul suatu kebutuhan terhadap berbagai jenis pasar dan kontrak mekanisme untuk memotivasi atau memonitor pada agent. Jadi mereka akan terlihat jauh
lebih baik di mata shareholder.
Universitas Sumatera Utara
20
Seiring semakin berkembangnya struktur organisasi, semakin banyak pula timbul masalah keagenan yang terjadi karena pihak – pihak yang saling bekerja
sama mempunyai tujuan yang berbeda. Menurut Eisenhardt 1989, masalah pertama adalah masalah keagenan yang menyangkut adanya keinginan –
keinginan atau tujuan – tujuan para pemilik dan agent pihak manajemen yang saling berlawanan. Sehingga timbul suatu keraguan dari pihak pemilik. Oleh
karena itu, dilakukan verifikasi apakah agent telah melakukan sesuatu dengan tepat. Masalah kedua adalah masalah pembagian antara pemilik dan agent dalam
menanggung resiko. Inti dari hubungan keagenan adalah di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan antara kepemilikan yaitu pemegang
saham dengan pihak pengendalian yaitu manajer yang mengelola perusahaan. Untuk mengurangi masalah keagenan yaitu masalah penyimpangan yang
akan dilakukan oleh pihak agent dalam perusahaan, maka diperlukan biaya yang disebut dengan biaya keagenan. Terdapat tiga macam biaya keagenan agency
cost , diantaranya adalah biaya pengawasan oleh principal, biaya bonding, dan kerugian residual. biaya pengawasan oleh principal terjadi ketika dibutuhkan
suatu mata pengawas yang tidak dapat dilakukan oleh principal secara langsung kepada para penerima tugas atau disebut dengan monitoring. Biaya bonding
adalah biaya yang dikeluarkan semata menjadi sebuah hukuman atau penghargaan kepada pihak agent yang telah mewujudkan kepuasan principal. Sedangkan,
kerugian residual lebih mengarah kepada perhitungan untuk mengatasi kemungkinan kerugian yang akan terjadi.
Universitas Sumatera Utara
21
Adanya kesimpulan yang dapat ditarik daripada beberapa penelitian dan pernyataan dari para peneliti adalah hubungan teori keagenan dengan laporan
keuangan yang laporan keuangan disajikan oleh pihak manajemen agent dengan pihak principal. Oleh karena itu, dibutuhkan auditor untuk memeriksa laporan
keuangan itu dengan berpegang teguh kepada Standar Profesional Akuntan Publik SPAP.
2.1.4 Auditing