Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokolerasi

64 Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis grafik P-P of regression standarlized residual pada gambar diatas, maka dapat dilihat bahwa terdapat penyebaran data yang merata dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Uji ini sangat perlu dilakukan apabila jumlah variabel dependen lebih dari satu. Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant ukuran_perusahaan .647 1.545 subsidiaries .727 1.375 auditor_tenur .942 1.062 kualitas_audit .826 1.210 rasio_cepat .814 1.229 proporsi_hutang .889 1.125 a. Dependent Variable: Audit_delay Kesimpulan: Dari tabel diatas, nilai tolerance lebih besar dari 0,1 yaitu 0,647 untuk ukuran perusahaan, 0,727 untuk jumlah cabang, 0,942 untuk auditor tenur, 0,826 untuk kualitas audit, 0,814 untuk rasio cepat, 0,889 untuk rasio proporsi hutang usaha. Demikian pula, nilai VIF yang ditunjukkan adalah mendekati 1, yaitu 1,545 untuk ukuran perusahaan, 1,375 untuk jumlah cabang yang dimiliki klien, 1,062 untuk auditor tenur, 1,210 untuk kualitas audit, 1,229 untuk rasio cepat, dan 1,125 untuk proporsi hutang perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya gejala multikolerasi di antara variabel independen. Universitas Sumatera Utara 66

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain. Metode regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik scatterplot. Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara 67 Kesimpulan: Dari grafik scatterplot diatas, terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

4.3.4 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Autokolerasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson dengan kriteria berikut: 1. Angka D-W di bawah -2, berarti ada ditemukan autokolerasi positif. 2. Angka D-W di antara -2 dan +2, berarti tidak ditemukan autokolerasi. 3. Angka D-W di atas +2, berarti ditemukan autokolerasi negatif Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokolerasi Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .303 a .092 .026 13.16688 1.893 a. Predictors: Constant, proporsi_hutang, subsidiaries, auditor_tenur, kualitas_audit, rasio_cepat, ukuran_perusahaan b. Dependent Variable: Audit_delay Kesimpulan: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,893. Karena angka tersebut terletak diantara +2 dan -2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya autokolerasi dalam penelitian ini.

4.4 Pengujian Hipotesis

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji menggunakan t-test dan F-test.

4.4.1 Uji t-test

Uji t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Universitas Sumatera Utara