Dasar pengambilan keputusan : Jika Asymp.sig 2-tailed 0,05 maka H
diterima. Jika Asymp.sig 2-tailed 0,05 maka H
ditolak. Hipotesis Independent sample T-test ini Stanislaus, 2006: 114
adalah: H
:
1
=
2
= Tidak terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
Ha :
2
≠
2
= Terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
Jika hasil Levene’s Test menunjukkan bahwa varian kedua populasi sama atau berbeda. Jika t hitung t tabel maka H
diterima sedangkan t hitung t tabel maka H
ditolak. Dasar pengambilan keputusan probabilitas:
Jika Asymp.sig 2-tailed 0.05 maka H diterima.
Jika Asymp.sig 2-tailed 0.05 maka H ditolak.
c. Uji
Mann-Whitney Test
Statistika nonparametrik digunakan bila asumsi distribusi dari
statistik parametrik tidak terpenuhi. Salah satu uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney Mann-Whitney test disebut
juga uji U. Uji Mann-Whitney merupakan alternatif dari uji t dua sampel independent dengan tujuan melakukan uji beda statistik
nonparametrik. Ada dua kriteria utama yang digunakan untuk menentukan
apakah uji statistik nonparametrik diperlukan Stanislaus, 2006:265 : a.
Jika asumsi normalitas dan kesamaan variance homoscedasticity tidak dapat terpenuhi, terutama untuk sampel kecil.
b. Jika data diukur pada skala ordinal atau nominal.
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini : H
:
1
=
2
= Tidak terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
Ha :
2
≠
2
= Terdapat perbedaan signifikan pada rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
Dasar pengambilan keputusan : Jika Asymp. Sig 2-Tailed 0.05 maka Ho diterima.
Jika Asymp. Sig 2-Tailed 0.05 maka Ho ditolak.
4. Pengujian Hipotesis KetigaH3
Pada hipotesis ketiga H3 akan diuji menggunakan uji model regresi logit logitic regression untuk menguji pengaruh rasio keuangan secara keseluruhan
terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Uji regresi logistik digunakan karena pada pengujian ini memiliki variabel dependen yang
menggunakan dummy dan memiliki variabel independen yang diukur dengan skala rasio Windarty, 2002.
a. Definisi Regresi Logistik
Menurut Stanislaus 2006 : 225 Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen x
1
,x
2
,...,x
k
terhadap variabel dependen y yang berupa variabel kategorik binomial,
multinomial atau ordinal atau untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen y yang berupa variabel kategorik berdasarkan nilai variabel-
variabel independen x
1
,x
2
,...,x
k
. SPSS menyediakan tiga prosedur regresi logistik yaitu :
1 Regresi Logistik Biner binary logistic regression, adalah regresi
logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh variabel dikotomi atau variabel biner adalah
sukses-gagal, ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, hadir-bolos, pria- perempuan dan seterusnya.
2 Regresi Logistik Multinomial multinomial logistic regression adalah
regresi logistik di mana variabel dependennya berupa variabel kategorik yang terdiri lebih dari dua nilai seperti : merah, biru,
kuning, hitam. 3
Regresi Logistik Ordinal Ordinal Logistic Regression adalah regresi logistik di mana variabel dependennya berupa variabel dengan skala
ordinal seperti : sangat setuju, setuju, netral, tak setuju, sangat tak setuju.
Regresi binary logistic sangat tepat digunakan untuk melakukan pemodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel respons bertipe
categorical dua pilihan. Nilai kemungkinan kejadian berada pada rentang 0-1. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier biasa dimana nilai