Akuisisi Teknik Pengambilalihan TINJAUAN PUSTAKA

C. Akuisisi

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. Menurut Abdul Muin 2003:8 dalam Firman 2006 akuisisi diartikan sebagai pengambil-alihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil-alihan atau yang diambil-alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Menurut Zaki Baridwan 1992 dalam Siti Maryam 2007 akuisisi adalah “bila suatu perusahaan dapat membeli sebagian saham perusahaan lain, bila saham yang dibeli lebih dari 50 saham biasa, maka perusahaan yang sahamnya dibeli disebut dengan anak perusahaan, dan hubungannya disebut afiliasi”. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan dan pengambil-alihan perseroan terbatas mendefinisikan akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil-alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

D. Teknik Pengambilalihan

Sebuah merger dan akuisisi dapat terjadi melalui salah satu dari beberapa cara. Proses itu biasanya berawal ketika sebuah perusahaan mengumumkan ingin membeli perusahaan lain pada suatu harga tertentu. Setelah melalui berbagai negosiasi, pemilik atau dewan direksi perusahaan kedua setuju menjualnya dan perusahaan tersebut dengan segera diambil alih oleh pemiliknya. Terkadang, suatu perusahaan sadar bahwa perusahaanya kemungkinan besar merupakan target pengambil-alihan dan tidak dapat mencegah hak tersebut. Oleh karenanya, perusahaan tersebut mencari pembeli yang diinginkannya dan sebagai hasilnya minta untuk dibeli. Pada kedua skenario tersebut, akuisisi disebut sebagai pengambil-alihan bersahabat Friendly Take Over karena perusahaan yang dibeli menyambut baik merger tersebut. Namun demikian, kadangkala perusahaan target menolak diambilalih oleh pihak lain dalam kasus seperti itu, sebuah perusahaan berkeinginan untuk tetap independen atau mungkin menyatakan bahwa tawaran pembeli terlalu rendah atau pembeli potensial tidak sesuai dengan perusahaan itu. Namun, calon pembeli mungkin akan bertahan. Calon pembeli, sebagai contoh, kemungkinan menawarkan untuk membeli saham perusahaan target di pasar terbuka, biasanya pada harga premium. Jika dapat mencapai kuantitas saham yang cukup, maka calon pembeli tersebut akan memperoleh kontrol atas perusahaan target walaupun ada penolakan dari manajemen perusahaan target. Dalam hal itu, akuisisi tersebut disebut sebagai penambil-alihan tidak sehat Hostile Take Over.

E. Alasan yang Melatarbelakangi Merger dan Akuisisi