fluktuasi penghasilan juga akan menguntungkan pemegang obligasi karena resiko bahwa pokok pinjaman dan bunga tidak terbayar menjadi lebih kecil.
5. Insetif pribadi manajemen perusahaan
Tidak jarang suatu merger terjadi karena lebih didorong oeh keinginan pribadi manajemen perusahaan untuk memdapat keuntungan bagi mereka
sendiri. Seperti diketahui, setelah merger perusahaan akan menjadi lebih besar, sehingga manajemen dapat memperoleh kompensasi dan kekuasaan
yang lebih besar. Selain itu, perusahaan menjadi lebih sulit untuk diambil- alih perusahaan lain karena ukurannya membesar dibutuhkan dana yang
lebih banyak untuk melakukan itu. Pada dasarnya tidak ada seorang manajer perusahaan yang mengharapkan perusahaannya diambil-alih
karena ia dapat kehilangan pekerjaannya atau minimal berkurang kekuasaannya.
F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi
Hamid 1998 dalam Ida 2006 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan merger dan akuisisi umumnya
dipengaruhi oleh motif ekonomis, strategis, politis atau prestis. 1.
Motif Ekonomis Motif Ekonomis adalah perusahaan melakukan merger dan akuisisi
untuk mendapatkan keuntungan ekonomis jangka pendek maupun jangka panjang dalam bentuk rendahnya bahan baku menekan biaya per unit
produk, mutu bahan baku terjamin mempertahankan kualitas produk, memperoleh berbagai sinergi bagi perusahaan sejenis, dan lain-lain.
2. Motif Srategis
Motif Srategis adalah perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan posisi srategis dalam pengertian luas. Misalnya,
untuk mendapatkan pasar srategis dilakukan dengan mengambil-alih perusahaan yang mempunyai lokasi srategis, baik srategis bahan baku
maupun konsumen dan sebagainya. 3.
Motif Politis Motif Politis adalah penggabungan usaha perusahaan dilakukan
karena adanya muatan politis di dalamnya, baik politis perusahaan maupun politis negara. Misalnya akuisitor melakukan akuisisi dengan perusahaan
target untuk mendapatkan legalitas, sehingga perusahaan tersebut dapat dikendalikan sebagai suatu kesatuan dengan badan usaha akuisitor. Politis
negara misalnya perusahaan melakukan merger dan akuisisi atas kehendak undang-undang yang tujuannya untuk kepentingan orang banyak atau
disebut dengan statutory merger. 4.
Motif Prestis Motif Prestis adalah perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk
perusahaan target semata-mata hanya berdasarkan prestis yang dapat menunjukkan kepada siapa saja bahwa perusahaan akuisitor memang
”bonafit” dan dapat ”dipercaya”. Tujuan akhirnya adalah dapat mengakses kebutuhan dana dari pihak luar yang sewaktu-waktu diperlukan.
Faktor-faktor lain perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah : 1.
Sinergi adalah kemampuan lebih nilai tambah perusahaan gabungan, 2.
Tambahan modal kerja, biasanya yang sifatnya jangka pendek, 3.
Meningkatkan penjualan seperti, pengambil-alihan perusahaan target yang memproduksi produk sejenis atau berlainan atau mengambil-alih
perusahaan target yang bergerak dalam bidang pendistribusian produk, 4.
Memungkinkan perluasaan pinjaman, 5.
Memperoleh keunggulan manajemen profesional, 6.
Mendapatkan kompetisi yang lebih efektif dan mengurangi kompetisi, 7.
Meningkatkan efisiansi, seperti murahnya bahan baku, proses produksi, pendistribusian, dan lain-lain,
8. Mengurangi risiko dibandingkan dengan memasuki industri baru,
9. Pemanfaatan kapasitas hutang yaitu perusahaan target dapat memenuhi
keterbatasan hutang pihak akuisitor, 10.
Memecah-mecah resiko. Dengan penggabungan aset risiko bisnis menjadi tersebar kebeberapa pemegang saham yang melakukan penggabungan.
G. Analisis Kinerja Keuangan. a. Pengertian Kinerja Keuangan.