Uji Wald Statistik Analisis Hipotesis Ketiga H3

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi sebesar 71,4 dan untuk kebenaran prediksi suatu perusahaan yang dimasukkan dalam kategori perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi sebesar 71,4. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa seluruh variabel rasio Current Ratio dan Quick Ratio yang merupakan proxy dari likuiditas, variabel Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over yang merupakan proxy dari aktivitas, variabel Debt to Total Equity Ratio dan Debt to Total Asset Ratio yang merupakan proxy dari leverage, dan Operating Profit Margin, Return On Equity, Return On Invesment, dan Net Profit Margin yang merupakan proxy dari profitabilitas yang membuat kinerja keuangan perusahaan dikategorikan secara berbeda dengan kebenaran prediksi model secara keseluruhan dalam overall adalah 71,4. Tingginya tingkat ketepatan prediksi terebut, maka persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga menerima H3 karena rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kineja keuangan perusahaan di Indonesia.

e. Uji Wald Statistik

Uji Wald menguji masing-masing koefisien regresi logistik, sebagai berikut : 1. Untuk koefisien variabel CRRL : uji Wald = 0.283, P-value = 0.595 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel CRRL tidak signifikan. 2. Untuk koefisien variabel QRRL : uji Wald = 0.207, P-value = 0.649 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel QRRL tidak signifikan. 3. Untuk koefisien variabel FATORA : uji Wald = 0.614, P-value = 0.433 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel FATORA tidak signifikan. 4. Untuk koefisien variabel TATORA : uji Wald = 1.494, P-value = 0.222 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel TATORA tidak signifikan. 5. Untuk koefisien variabel DTARRLV : uji Wald = 0.069, P-value = 0.739 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel DTARRLV tidak signifikan. 6. Untuk koefisien variabel DTERRLV : uji Wald = 0.302, P-value = 0.583 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel DTERRLV tidak signifikan. 7. Untuk koefisien variabel OPMRP : uji Wald = 4.189, P-value = 0.041 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel OPMRP signifikan. 8. Untuk koefisien variabel NPMRP : uji Wald = 2.396, P-value = 0.122 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel NPMRP tidak signifikan. 9. Untuk koefisien variabel ROIRP : uji Wald = 0.763, P-value = 0.383 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel ROIRP tidak signifikan. 10. Untuk koefisien variabel ROERP : uji Wald = 0.270, P-value = 0.603 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk variabel ROERP tidak signifikan. 11. Untuk konstanta : uji Wald = 0.116, P-value = 0.734 α = 0.05, maka koefisien regresi untuk konstanta tidak signifikan. Hasil persamaan regresi logistik dalam penelitian ini menunjukkan daya klasifikasi ketepatan prediksi keseluruhan sebesar 71.4 dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi sebesar 71,4 dan untuk kebenaran prediksi suatu perusahaan yang dimasukkan dalam kategori perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi sebesar 71,4 ini ditunjukkan dengan classification table pada output SPSS dengan cut-off value 0.50 dan mendukung hipotesis III dalam penelitian ini yang berarti rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Nilai koefisien Nagelkarke R Square menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan rasio keuangan dalam menjelaskan kinerja keuangan sebesar 34.9 dan sisanya 65.1 dijelaskan oleh variabel lain. Hasil perhitungan yang terdapat pada Wald statistic menunjukkan bahwa hanya satu variabel saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen : perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi yaitu variabel Operating Profit Margin, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut : Y = -0,393 + 0,374CR + -0,342QR + 0,078FATO + -0,289TATO + -0,256DTAR + -0,051DTER + 6,463OPM + -6,886NPM + 3,738ROI + -0,191ROE Pada hasil pengujian regresi terlihat bahwa variabel Curent Ratio dan Quick Ratio mempunyai angka profitabilitas di atas 0,05. Pada tabel 4.11 diketahui bahwa Variabel Current Ratio signifikan dengan nilai koefisien yang positif yaitu 0,374 artinya pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, dan ada rasio likuiditas yang signifikan dengan nilai koefisien negative yaitu Quick Ratio -0,342 hasil ini konsisten dengan penelitian Theodossiou et.al 1996 dalam Windarti 2002, dan konsisten dengan penelitian Palepu 1986 dalam Windarti 2002 yang menemukan rasio likuiditas yang negatif. Rasio aktivitas yang mempunyai nilai koefisien positif 0,078 hanya pada rasio Fixed Asset Turn Over dan signifikan terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akusisi yang berarti menerima H3, hasil ini tidak mendukung penelitian Sorensen 2000, sedangkan satu rasio lainnya yaitu Total Asset Turn Over mempunyai koefisien -0,289 mempunyai koefisien yang negative tetapi signifikan. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Theodossiou et.al 1996 Sorensen 2000 dalam Windarti 2002. Rasio leverage mempunyai koefisien yang negative pada Debt to Asset Ratio -0,256 dan Debt to Total Equity Ratio -0, 051 dan signifikan, hasil ini tidak mendukung penelitian Theodossiou et.al 1996 dan Sorensen 2000 dalam Windarti 2002, tetapi konsisten dengan penelitian Palepu 1986. Rasio profitabilitas juga mempunyai koefisien yang negatif pada rasio Net Profit Margin -6,886, Return On Invesment -0,191 dan Return On Equity -0,393 dan semua rasio tersebut signifikan. Sedangkan satu rasio lainnya Operating Profit Margin 6,463 mempunyai koefisien yang positif dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini untuk melihat pengaruh kinerja perusahaan pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan kinerja perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi, secara keseluruhan juga tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN