BAB 5 PEMBAHASAN
5.7. Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Menurut Ilyas 1998 kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan
individu maupun kelompok kerja personel. Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja perawat dalam asuhan keperawatan yang meliputi
aspek tanggung jawab, disiplin dan dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan kinerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara dapat dikatakan sudah dalam kondisi yang baik 48 orang; 81.4 memiliki tingkat kinerja yang baik.
Kinerja perawat pelaksana yang secara umum dapat dikategorikan baik digambarkan lebih rinci melalui hasil penelitian, yaitu : 1 Responden yang
mempunyai tanggung jawab yang baik dalam asuhan keperawatan sebesar 48 81.4, 2 Responden dengan disiplin kerja yang baik sebesar 41 69.5, 3
Ressponden dengan kemampuan pencatatan dan pelaporan dokumentasi yang baik sebesar 44 74.6.
Fenoma kinerja responden sesuai uraian di atas sangat menguntungkan pihak manajemen rumah sakit, karena perawat dengan kinerja yang tinggi sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, kinerja perawat akan terkait dengan kualitas
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, Tenaga perawat yang merupakan “the caring profession” mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit sangat tergantung kepada kinerja perawat,
karena perawat yang lebih lama kontak dengan pasien, apalagi pada pasien gangguan jiwa sangat dibutukan perawat yang profesional dan kinerja yang baik sehingga
mampu membantu pasien kembali pulih kesehatan jiwanya.
5.8. Pengaruh Motivasi Berprestasi Prestasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, motivasi berprestasi
prestasi kerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah dapat dikategorikan
baik. Dari hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan bahwa variabel prestasi kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf signifikansi
sebesar 0,875. Hal ini tidak sejalan dengan Teori David C McClelland tentang motivasi berprestasi, adanya motivasi berprestasi yang tinggi akan berhubungan
dengan peningkatan kinerja. Untuk dapat memunculkan motivasi prestasi kerja yang tinggi dalam suatu
organisasi, ada beberapa fenomena yang harus diperhatikan oleh manajer, yaitu kemampuan manajer untuk menciptakan suasana pekerjaan yang baik, menyediakan
peralatan, dan memberikan kesempatan untuk promosi, serta penghargaan terhadap
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
prestasi kerja itu sendiri, dengan demikian akan memacu semangat kerja dari karyawan dan akan memacu untuk berprestasi setinggi-tingginya Hasibuan, 2005.
Fenomena yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara belum mengarah kepada hal seperti itu. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
kepada beberapa orang perawat, didapati bahwa masih kurangnya perhatian pimpinan tentang penilaian prestasi kerja dari perawat serta penghargaan ataupun kompensasi
khusus untuk perawat yang berprestasi kerja baik, dan sebaliknya bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik terhadap sanksi yang akan diterimanya.
Perawat yang bekerja sesuai dengan tugas dan porsinya tidak pernah dikategorikan atau dikelompokkan secara khusus berdasarkan kepada prestasi
kerjanya, seperti prestasi yang baik ataupun yang kurang berprestasi. Masih kurangnya penghargaan reward yang jelas untuk prestasi yang baik ataupun tidak
diberlakukannya saksi punishment kepada perawat yang tidak menjalankan tugas dengan baik yang diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara,
hal ini mungkin dapat menyebabkan kurangnya minat dan keinginan berprestasi tinggi. Perawat akan melaksanakan tugasnya lebih dikarenakan sudah menjadi
tanggung jawab tanpa adanya keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
5.9. Pengaruh Motivasi Berprestasi Promosi Terhadap Kinerja Perawat Dalam