dan kegagalan yang dialami. Sedangkan yang kurang sehat jiwanya cenderung mudah tersinggung karena membela keakuannya.
Untuk menegakkan diagnosa pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merujuk kepada Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III PPDGJI III yang terbit tahun 1993.
2.6. Rumah Sakit Jiwa
Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan
dan pelayanan administrasi. Rumah sakit jiwa merupakan jenis rumah sakit yang hanya memberikan pelayanan tertentu saja yaitu pelayanan kesehatan jiwa
Muninjaya, 2004 Rumah Sakit Jiwa adalah tempat merawat orang sakit jiwa. Biasanya pasien
diberi obat penenang, dan diberi aktivitas sehari-hari seperti olahraga, membaca dan rekreasi. Pada masa lalu pasien yang bertingkah laku bahaya sering diberi perawatan
dengan therapi kejang listrik atau lebih dikenal istilah Electro Convulsion Therapy ECT .
2.7 Landasan Teori
Gibson 1997 menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Secara
teoritis ada 3 kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu :
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
1. Variabel individu kemampuan dan keterampilan, latar belakang, demografis.
Sub variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis
mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu 2.
Variabel organisasi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, disain pekerjaan. Menurut Gibson 1997 variabel organisasi digolongkan berefek
tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. 3.
Variabel psikologis persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja
sebelumnya dan variabel demografis. Motivasi merupakan salah satu determinan yang penting dan menentukan
diantara determinan-determinan yang lain variabel psikologis. Motivasi berhubungan dengan 1 arah perilaku 2 kekuatan respon yaitu usaha setelah
karyawan memilih mengikuti tindakan tertentu, dan 3 kelangsungan prilaku atau seberapa lama orang tersebut terus berprilaku menurut cara tertentu Gibson, 1997.
Motivasi akan memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan kegiatan seseorang, sehingga aspek motivasi akan mengarah pada
tujuan goal-directedness aspect of motivation. Dengan adanya motivasi akan terbentuk perilaku awal perilaku bermula, dimana perilaku itu diberi tenaga,
disokong, diarahkan, dihentikan, dan reaksi subjektif yang ada dalam organisme ketika semua itu berlangsung. Motivasi dianggap penting, karena motivasi akan
memberikan tujuan dan arahan yang jelas bagi seseorang, motivasi berhubungan
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
dengan perilaku dan prestasi, sehingga menjadi salah satu aspek yang penting dimiliki oleh setiap karyawan sehingga mempunyai kinerja yang baik Gibson, 1997.
McClelland mengemukakan
teori motivasi berprestasi, teori ini menyatakan
menekankan pentingnya kebutuhan akan prestasi, karena kebutuhan akan prestasi merupakan cadangan energi potensial yang sangat besar dan orang yang berhasil
dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan sesuatu. David C McClelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah
bekerja, yaitu : kebutuhan akan prestasi need for achievement, kebutuhan akan afiliasi need for affiliation dan kebutuhan akan kekuasaan need for power Danim,
2004.
2.8. Kerangka Konsep Penelitian