lebih baik, dengan memberi imbalan ekstrinsik, perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas karyawan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, dapat disimpulkan
bahwa sebenarnya pihak manajemen rumah sakit sudah mempunyai kriteria-kriteria tertentu bagi perawat untuk mendapatkan kesempatan promosi, seperti unsur
pendidikan serta lamanya bertugas, perawat yang mempunyai pendidikan tinggi dan masa kerja lebih lama mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk jabatan-jabatan
tertentu. Tetapi belum ada kriteria-kriteria lain seperti penilaian kinerja kerajinan, ketekunan serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas menjadi penilaian
tambahan selain kriteria diatas. Kondisi seperti ini berakibat perawat lebih fokus untuk melanjutkan pendidikan
dan kurang memperhatikan aspek-aspek lain penilaian kinerja sebagai bahan pertimbangan untuk promosi jabatan.
5.10. Pengaruh Motivasi Berprestasi Tantangan Terhadap Kinerja Perawat
Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Proses keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat
langsung seperti pada masalah kesehatan fisik dan memperlihatkan gejala yang berbeda serta muncul oleh berbagai penyebab Keliat et al., 1999.
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bentuk-bentuk tantangan dalam asuhan keperawatan, yaitu : tantangan terhadap pasien yang tidak mau makan supaya makan
teratur setiap hari selalu dilakukan dengan baik oleh responden 55.9, tantangan agar pasien depresi untuk mau berbicara sering dapat dilaksanakan oleh responden
42.4, tantangan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pasien selalu dapat dilaksanakan oleh responden 42.4, tantangan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi di ruangan, tantangan terhadap kasus-kasus baru yang belum dijumpai untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa secara parsial variabel motivasi berprestasi tantangan mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden
dengan taraf signifikansi 0.001 yang berarti bahwa motivasi berprestasi tantangan yang dimiliki oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara akan meningkatkan kinerjanya dalam asuhan keperawatan, dan secara teoritis kontribusi motivasi berprestasi tantangan terhadap kinerja
responden nilai B sebesar 0.389 Tabel 4.15 Orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan tertantang untuk
melakukan hal-hal yang baru dan menguji kemampuannya, sehingga semua pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi akan diselesaikan dengan baik.
Menjadi perawat jiwa merupakan suatu tantangan yang unik karena pasien gangguan jiwa sangat berbeda dengan pasien non gangguan jiwa, setiap kondisi kejiwaan pasien
menjadai suatu tantangan bagi perawat, seperti pasien tidak mau makan, pasien tidak mau makan obat, pasien yang diam, keberhasilan dalam menagani pasien-pasien
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
gangguan jiwa akan membuat perawat merasa puas karena telah melewati tantangan dengan baik.
5.11. Pengaruh Motivasi Berprestasi Imbalan Terhadap Kinerja Perawat Dalam