2.3.1. Asuhan Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang
terintegrasi Stuart, 1995. Pasien atau sistem pasien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas.
Berdasarkan American Nurses Association ANA, keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah : suatu bidang spesialisasi praktek keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktek kontemporer keperawatan jiwa terjadi di
dalam konteks sosial dan lingkungan. Peran keperawatan psikiatri professional telah berkembang dan sampai sekarang telah mencakup parameter kompetensi klinik,
advokasi pasien, tanggung jawab fiskal, kolaborasi professional, akuntabilitas, sosial dan tanggung jawab etik dan legal.
Keperawatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara tepeutik sebagai kiatnya Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa, 2000
Pusat Kesehatan Mental PKM secara resmi mengakui keperawatan kesehatan mental dan psikiatri sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan
mental. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja
teoritik yang menjadi landasan praktek keperawatan Stuart, 1995.
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
Keperawatan jiwa sebagai mata rantai asuhan keperawatan yang holistik membuat perubahan mendasar pada rumusan diagnosa keperawatan jiwa.
Sebelumnya kita mengenal rumusan diagnosa problem related to etiology, namun sejak Konas III tahun 1998 di Semarang disepakati rumusan diagnosa keperawatan
jiwa adalah menyebutkan problem tanpa perlu dituliskan etiologi. Tentu saja hal ini memberi dampak pada rencana asuhan keperawatan jiwa Keliat, 1999
Empat faktor utama yang membantu untuk menentukan tingkat, fungsi dan jenis aktivitas yang melibatkan perawat jiwa, yaitu :
1. Legislasi praktek perawat
2. Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan status
sertifikasi 3.
Tatanan praktek perawat 4.
Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat. Tatanan tradisional dari perawat jiwa mencakup fasilitas psikiatrik, pusat
kesehatan mental masyarakat, unit psikiatri di rumah sakit umum, fasilitas-fasilitas tempat tinggal, dan praktek pribadi.
Praktek keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan demikian juga halnya asuhan keperawatan jiwa. Spektrumnya luas mulai dari
melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan
termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat sampai evaluasi
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
terhadap hasil tindakan keperawatan dan akhirnya mendokumentasikan. Hal itu dikenal sebagai standar praktek profesional keperawatan Soeroso, 2002.
Standar Praktek Profesional Keperawatan Depkes RI : Buku Pedoman Asuhan
Keperawatan Jiwa, 2000 1.
Pengkajian keperawatan. Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas : pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, sosial dan spritual. 2.
Merumuskan diagnosis keperawatan.
Menurut Stuart dan Sundee 1998 Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang mencakup baik respon sehat adaptif
atau maladaptif serta stressor yang menunjang. Dalam hal perumusan diagnosa akan berhubungan dengan permasalahan P dan etiologi E dan keduanya ada
hubungan sebab akibat secara ilmiah san juga ditambah dengan simptom S
sehingga dapat dirumuskan apa sebenarnya diagnosis keperawatan jiwanya.
3. Rencana Tindakan Keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaiyu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Rencana tindakan keperawatan
disusun berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Indonesia. Berdasarkan Standar Depkes 1995 rencana tindakan keperawatan berupa tindakan
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
konselingpsikoterapeutik, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri self care atau aktivitas hidup sehari-hari, tindakan kolaborasi somatik dan psikofarmaka.
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi pasien saat ini. Selain itu perawat
juga harus menilai kondisi dirinya, apakah sudah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan
dilaksanakan. Hubungan saling percaya antara perawat dan pasien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
5. Evaluasi Tindakan Keperawatan.
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk menilai efek dan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Stuart dan
Sundeen 1998 menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses keperawatan, yaitu:
kondisi perawat supervisi, analisis diri, peer review, partisipasi pasien dan keluarga, perilaku perawat membandingkan respon pasien dan hasil yang
diharapkan, mereview proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas
yang dilakukan.
Rina Amelia : Pengaruh Motivasi Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien…, 2008 USU e-Repository © 2009
6. Mendokumentasikan.
Pencatatan proses keperawatan ini harus dilaksanakan secara lengkap, ditulis dengan jelas, ringkas dengan istilah baku dan luas dilakukan selama pasien di
rawat inap, rawat jalan, dan kamar tindakan, dilakukan segera setelah melakukan tindakan, catatan menggunakan formulir yang baku, disimpan sesuai peraturan
yang berlaku, dan setiap melakukan tindakan keperawatan mencantum parafnama jelas dan tanggal, jam, dan dilasanakannya tindakan tersebut.
2.4. Uraian Tugas Perawat Pelaksana