Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. Gambar 21. Lokalisasi Nuclear Kelenjar

4.2. Pembahasan

Monosodium glutamate yang diberikan kepada mencit betina berumur 10 sampai 30 hari dengan dosis 6 mggr BB secara oral, dapat mempengaruhi penurunan ketebalan epitel, diameter pembuluh darah, perubahan kepadatan stroma dan konfigurasi kelenjar antara kelompok perlakuan dan kelompok control pada setiap siklus estrus, walaupun secara statistic yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan hanya di beberapa fase yaitu, pada fase metestrus, diestrus dan estrus. Untuk ketebalan epitel dengan menggunakan uji statistic t-test, perbedaan nilai mean yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok control adalah sebagai berikut; kelompok perlakuan fase diestrus caudal 117,9 µ m dan kelompok control 135,4 µm, pada fase metestrus caput tebal epitel kelompok perlakuan 118,3 µm dan kelompok control Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 159,6 µm, pada metestrus corpus perlakuan tebal epitel 118,3 µ m dan control 165,8 µ m. Pada fase estrus caput ketebalan epitel kelompok perlakuan 167,5 µm dan kelompok control 196,9 µm Selengkapnya lihat lampiran Untuk diameter pembuluh darah, yang menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan menggunakan uji t-test independent adalah pada fase metestrus baik pada bagian caput, corpus maupun caudalnya dan fase diestrus caudal. Adanya perbedaan ketebalan epitel, diameter pembuluh darah, konfigurasi kelenjar dan kepadatan stroma antara mencit betina yang diberikan MSG dengan yang tidak diberikan MSG mungkin disebabkan terjadinya penurunan sekresi GnRH seperti yang telah dikemukakan oleh Bakke et all 1978, Tafelsky dan Lamperti 1977, lamperti dan Blaha 1979, Rodriguez-Sierra 1980, Hermanussen et al 2006, sehingga mempengaruhi sekresi FSH dan LH yang berakibat terhadap terjadinya penurunan sekresi hormone estrogen dan peningkatan hormone progesterone Tafelski danA.Lamperti, 1977, Rodriguez-Sierra et al., 1980, Camihort et al., 2004, Megawati et al., 2005. Pada penelitian ini, dosis MSG yang diberikan pada mencit adalah 6 mgg BB, dikonfersikan dari pernyataan FASEB tentang pemakaian MSG pada manusia yang menyatakan bahwa bila pemakaian MSG lebih dari 3 grh akan dapat menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan Administration, 1996. Peneliti menggunakan hewan coba Mus Musculus Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. L karena mencit merupakan hewan coba yang telah banyak digunakan dalam penelitian yang dapat digunakan sebagai model terhadap manusia Zutphen et al., 2001 Dan disini peneliti mencoba mengkonfersikan efek merugikan yang ditemukan pada mencit akibat penggunaan MSG dengan dosis 6 mgg BB secara oral khususnya terhadap histologi endometrium yang mungkin dapat juga terjadi pada manusia. Menurut buku basic histology; text atlas, saat fase proliferasi pada manusia, terlihat adanya peningkatan hormon estrogen. Estrogen berfungsi untuk meningkatkan ketebalan epitel endometrium, menambah lebar dan panjang diameter pembuluh darah, konfigurasi kelenjar semakin berkelok-kelok, stroma semakin longgar. Pada fase sekresi di endometrium fase luteal di ovarium terjadi perubahan histologi endometrium yaitu kelenjar-kelenjar endometrium menjadi sangat berkelok-kelok, mukosa endometrium mencapai ketebalan maksimal sebesar 5mm, hal ini diakibatkan oleh akumulasi sekret dan edema stroma. Fase ini dimulai setelah ovulasi dan dipengaruhi oleh hormon estrogen yang disekresi oleh korpus luteum. Junqueira danCarneiro, 2007. Peristiwa ini kemungkinan besar sejalan dengan fase proestrus pada mencit betina, dimana pada kelompok kontrol tampak konfigurasi kelenjar yang sangat berkelok, diameter pembuluh darah yang lebih lebar dan epitel yang lebih tebal. Sedangkan pada kelompok perlakuan ditemukan penipisan ketebalan epitel, berkurangnya diameter pembuluh darah, perubahan pada konfigurasi kelenjar dan kepadaatan stroma. Perbedaan ini secara Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. statistik tidak signifikan. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh penurunan sekresi estrogen yang terjadi karena adanya penurunan jumlah korpus luteum seperti yang telah diungkapkan oleh peneliti sebelumnya Megawati et al., 2005, Tafelski danA.Lamperti, 1977, atau disebabkan oleh degenerasi ovum, rusaknya membran basalis dan menginduksi hipertrofi sel theca Megawati et al., 2005, A.O.Eweka danOmIniabohs, 2007 dan atrofi zona granulosa A.O.Eweka danOmIniabohs, 2007. Akibatnya proses pematangan folikel di ovarium menjadi terganggu sehingga menimbulkan peningkatan jumlah folikel atretik Tafelski danA.Lamperti, 1977, menghalangi pertumbuhan dan sekresi di ovarium Rodriguez-Sierra et al., 1980. Terjadinya penurunan sekresi GnRH menyebabkan penurunan sekresi FSH dan LH di hipofisis anterior dan menginduks i terjadinya penurunan sekresi estrogen sehingga terjadi pula perubahan pada histologi endometrium seperti, ditemukan terjadinya penipisan ketebalan epitel, berkurangnya diameter pembuluh darah, perubahan bentuk kelenjar dan kepadatan stroma pada mencit. Peristiwa ini mungkin juga dapat terjadi pada manusia. Dan menurut buku the reproductive system in human phisiology from cell to system, hormon estrogen akan mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi sebagai tempat implantasi bagi fetus sehingga siap untuk dilahirkan Sheerwood, 2004.. Pada penelitian ini juga ditemukan perbandingan berat badan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan nilai mean yang hampir sama, yaitu 18,8 gr perlakuan dan 19,8 gr kontrol dan setelah diuji dengan uji Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. dengan statistik t-test independent, menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Bakke et al, 1978 dan Hermanussen et al, 2006. Begitu juga dengan berat uterus utuh, ada perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN