Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya dan melakukan pengukuran untuk mengukur ketebalan epitel dan diameter pembuluh darah dengan menggunakan micrometer, serta menghitung densitas
kelenjar, kepadatan stroma dan konfigurasi kelenjar, doperoleh hasil sebagai berikut; Perbandingan ketebalan epitel pada fase metestrus, diestrus, proestrus dan estrus pada bagian caput, corpus dan
caudal antara kelompok perlakuan dan control.
Perbandingan Ketebalan Epitel Setiap Siklus
50 100
150 200
250 300
350
M. Ca
p D.
Ca p
P. ca
p E.
Ca p
M. Co
r D.
Co r
P. Co
r E.
Co r
M. Ca
u D.
Ca u
P. Ca
u E.
Ca u
Fas e dan bagian e s trus
T eb
al ep
it el
m m
P K
Gambar 3. Perbedaan Mean ± SD ketebalan Epitel Pada Fase Metestrus, Diestrus, Proestru S Dan Estrus Pada Bagian Caput, Corpus Dan Caudal Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
35
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Pada chart diatas menunjukkan ketebalan epitel pada fase metestrus bagian caput, kelompok control memiliki epitel yang lebih tebal dari pada kelompok perlakuan dengan perbedaan yang signifikan p=0,007. Begitu juga pada fase estrus,
tampak perbedaan ketebalan epitel yang signifikan antara kelompok control dan perlakuanp=0,04. Sedangkan ketebalan epitel pada fase diestrus dan proestrus, dari nilai mean dan tampak pada diagram diatas kelompok control memiliki epitel
yang lebih tebal dari pada kelompok perlakuan. Tetapi perbedaan ketebalan ini tidak signifikan setelah diuji dengan uji statistic t-test p0,05.
Bagian corpus, pada fase metestrus kelompok control memiliki epitel yang lebih tebal secara signifikan dibanding dengan kelompok perlakuan p=0,03. Sedangkan pada fase diestrus, proestrus dan estrus, dilihat dari nilai mean nya
tampak ada perbedaan tetapi tidak signifikan. Bagian caudal, yang menunujukkan adanya perbedaan ketebalan epitel yang signifikan hanyalah pada fase diestrus
p=0,01, sedangkan pada fase metestrus, proestrus dan estrus tampak ada perbedaan ketebalan epitel antara kelompok control dan perlakuan tetapi tidak signifikan p0,05 Lihat lampiran.
Perbandingan Diameter Pembuluh Darah antara kelompok perlakuan dan control ditunjukkan dari diagram dibawah ini.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
50 100
150 200
250 300
350
M .C
ap D.
Ca p
P .c
ap E
.C ap
M .C
or D.
Co r
P .c
or E
.C or
M .C
au D.
Ca u
P .c
au E
.C au
Fase bagian uterus D
iam et
er P
em b
u lu
h D
ar ah
m m
P K
Gambar 4. Perbedaan Mean ± SD Diameter Pembuluh Darah Pada Fase Metestrus, Diestrus, Proestrus Dan Estrus Pada Bagian Caput, Corpus Dan Caudal Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Bagian caput, pada fase metestrus diameter pembuluh darah kelompok control lebih lebar secara signifikan dibanding dengan kelompok perlakuan p=0,009. Sedangkan pada fase diestrus, proestrus dan estrus tampak pada diagram
diatas menunjukkan adanya perbedaan diameter pembuluh darah tetapi tidak signifikan setelah diuji menggunakan t-test p0,05.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Bagian Corpus, fase metestrus kelompok control memiliki diameter pembuluh darah yang lebih lebar secara signifikan dibanding dengan kelompok perlakuan p=0,01. Tetapi pada fase diestrus, proestrus dan estrus perbedaan
diameter pembuluh darah antara kelompok control dan perlakuan tidak signifikan p0,05. Bagian Caudal, diameter pembuluh darah pada fase metestrus dan diestrus tampak perbedaan yang signifikan antara
kelomok control dan kelompok perlakuan, dengan nilai p=0,02, Diestrus caudal p=0,02. Sedangkan pada fase proestrus dan estrus tampak perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok control dan perlakuan.
Perbandingan densitas kelenjar antara kelompok perlakuan dan kelompok control.
1 2
3 4
5 6
7 8
M .C
ap D.
Ca p
P .c
ap E
.C ap
M .C
or D.
Co r
P .c
or E
.C or
M .C
au D.
Ca u
P .c
au E
.C au
Fase bag.uterus D
e n
s it
a s
K e
le n
ja r
b h
l p
g p
n d
a n
g
P K
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Gambar 5. Perbedaan Mean ± Sd Densitas Kelenjar Pada Fase Metestrus, Diestrus, Proestrus Dan Estrus Pada Bagian Caput, Corpus Dan Caudal, Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Bagian caput, pada diagram diatas tampak pada fase metestrus jumlah densitas kelenjar kelompok control lebih besar dibanding dengan kelompok perlakuan tetapi perbedaan yang ada tidak signifikan. Tetapi pada fase diestrus dan
proestrus, jumlah densitas pada kelompok perlakuan lebih besar dari pada kelompok control, perbedaan jumlah densitas ini juga tidak signifikan. Tetapi di fase estrus, kelompok control memiliki jumlah kelenjar yang lebih banyak dibanding
dengan kelompok perlakuan dengan perbedaan jumlah yang tidak signifikan. Bagian corpus, fase metestrus dan diestrus memiliki perbedaan jumlah densitas kelenjar yang tidak signifikan
antara kelompok control dengan kelompok perlakuan, dimana kelompok control memiliki densitas yang lebih banyak disbanding perlakuan. Lain halnya dengan fase proestrus dan estrus, tetap ada perbedaan densitas kelenjar yang tidak
signifikan antara kelompok control dan kelompok perlakuan, tetapi kelompok perlakuan memiliki densitas yang lebih banyak disbanding dengan kelompok control.
Bagian caudal, hanya fase metestrus yang menunjukkan adanya perbedaan densitas kelenjar yang signifikan antara kelompok control dengan kelompok perlakuan p = 0,04. Sedangkan pada fase diestrus tampak ada perbedaan densitas
kelenjar yang tidak signifikan antara kelompok control dengan kelompok perlakuan, dengan densitas pada kelompok
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
control lebih banyak disbanding dengan kelompok perlakuan. Seperti pada bagian corpus, fase proestrus dan estrus pada bagian caudal juga memiliki perbedaan densitas kelenjar yang tidak signifikan antara kelompok perlakuan dibanding
dengan kelompok control, dengan perbandingan kelompok perlakuan memiliki densitas kelenjar yang lebih besar dari pada kelompok control p0,05.
Diagram dibawah ini merupakan perbandingan ketebalan epitel dan diameter pembuluh darah antara kelompok perlakuan dan control tanpa memandang siklus estrus dan bagian uterus.
50 100
150 200
250
KE DPD
Parameter
T eb
al E
p it
el D
iam et
er
P D
mm
P K
Gambar 6. Perbedaan Mean ± SD Ketebalan Epitel Dan Diameter Pembuluh Darah Antara Kelompok Control Dan Perlakuan Tanpa Memandang Siklus Estrus Dan Bagian Uterus
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Kelompok control memiliki epitel yang lebih tebal dibanding dengan kelompok perlakuan dengan perbedaan yang tidak signifikan. Tetapi perbandingan diameter pembuluh darah antara kelompok control dengan kelompok perlakuan
tampak perbedaan yang signifikan pada dengan nilai p = 0,04, kelompok control memiliki diameter pembuluh darah yang lebih lebar disbanding dengan kelompok perlakuan.
Hasil penghitungan densitas kelenjar kelompok control dan perlakuan, menunjukkan ada perbedaan yang tidak signifikan.
Perbandingan Densitas Kelenjar
1 2
3 4
5
Perlakuan Kontrol
Ke lom pok
D en
sit as
K ele
nja r
jlh l.p
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Gambar 7. Perbedaan Mean ±SD Densitas Kelenjar Antara Kelompok Control Dan Perlakuan Tanpa
Memandang Siklus Estrus Dan Bagian Uterus
Diagram hasil pengukuran berat uterus utuh antara kelompok control dan kelompok perlakuan menunjukkan ada perbedaan yang tidak signifikan.
Pe rbandingan Be rat Ute rus Utuh
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1
Perlakuan Kontrol
Ke lom pok
B er
at u
te ru
s u tu
h g
r
Gambar 8. Perbedaan Mean ± SD Berat Uterus Utuh Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Hasil penimbangan berat badan antara kelompok control dan perlakuan menunjukkan ada perbedaan yang tidak signifikan.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Perbandingan BB
5 10
15 20
25
Perlakuan Kontrol
Ke lom pok
B er
at B
ad an
g r
Gambar 9. Perbedaan Mean ± SD Berat Badan Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Perbandingan ketebalan epitel pada setiap bagian uterus antara kelompok control dengan kelompok perlakuan menunjukkan, ketebalan epitel kelompok control pada setiap bagian uterus memiliki epitel yang lebih tebal disbanding
dengan kelompok perlakuan. Tetapi setelah diuji dengan menggunakan uji t-test, hanya bagian caudal yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,03
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Perbandingan Tiap Bgn Uterus
50 100
150 200
250 300
Caput Corpus
Caudal
Bagian Uterus K
et eb
al an
E p
it el
m m
P K
Gambar 10. Perbedaan Mean ± SD Ketebalan Epitel Pada Setiap Bagian Uterus Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Hasil pengukuran diameter pembuluh darah pada setiap bagian uterus antara kelompok control dan perlakuan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada bagian corpus dengan nilai p=0,04. Sedangkan pada bagian caput dan
corpus, setelah diuji dengan uji t-test tampak ada perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok control dengan kelompok perlakuan.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Perbandingan Tiap Bgn Uterus
50 100
150 200
250
Caput Corpus
Caudal
Bagian Uterus
D iam
et er
P em
b . D
ar ah
m m
P K
Gambar 11. Perbedaan Mean ± SD Diameter Pembuluh Darah Pada Setiap Bagian Uterus Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Hasil penghitungan densitas kelenjar tiap bagian uterus pada kelompok control dan perlakuan, baik pada bagian caput, corpus dan caudal setelah diuji dengan menggunakan uji t-test tampak ada perbedaan yang tidak signifikan dengan
nilai p0,05.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Perbandingan Tiap Bgn Uterus
1 2
3 4
5 6
Caput Corpus
Caudal
Bagian Uterus
D en
si tas K
el en
jar b
h l
p a
p n
d an
g
P K
Gambar 12. Perbedaan Mean ± SD Densitas Kelenjar Pada Setiap Bagian Uterus Antara Kelompok Control Dan Perlakuan
Jika dibandingkan ketebalan epitel pada bagian caput, corpus dan caudal antara kelompok perlakuan dan control dengan menggunakan uji anova, tampak ada perbedaan yang tidak signifikan.
Hasil pengamatan kepadatan stroma dan konfigurasi kelenjar dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 1600x lensa objektif 40x lensa okuler 4s0x dengan pemotongan secara longitudinal. Pada fase metestrus, kelompok
kontrol mempunyai kepadatan stroma yang padat dan konfigurasi kelenjar bulat tubular.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Gambar 13. Konfigurasi Kelenjar Dan Kepadatan Stroma Pada Fase Metestrus Kelompok Control
Sedangkan pada kelompok perlakuan, memiliki stroma yang padat dan konfigurasi kelenjar yang bulat.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Gambar 14. Konfigurasi Kelenjar Dan Kepadatan Stroma Pada Fase Metestrus Kelompok Perlakuan
Pada fase diestrus, kelompok control memiliki stroma yang padat dan konfigurasi kelenjar yang mulai sedikit berkelok.
Gambar 15. Konfigurasi Kelenjar
Dan Kepadatan Stroma
Pada Fase Diestrus Kelompok
Control
Pada kelompok perlakuan memiliki
stroma yang sedikit longgar dengan
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
konfigurasi kelenjar bulat tubular.
Gambar 16 .
Konfigurasi Kelenjar Dan
Kepadatan Stroma Pada
Fase Diestrus Kelompok Perlakuan
Fase proestrus tampak perbedaan
kepadatan stroma dan konfigurasi kelenjar
antara kelompok control dibanding dengan
kelompok perlakuan. Kelompok control
memiliki stroma yang longgar dan
konfigurasi kelenjar yang sangat berkelok-
kelok.
Gambar 17. Konfigurasi Kelenjar
Dan Kepadatan Stroma
Pada Fase Proestrus
Kelompok Control
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Sedangkan proestrus kelompok perlakuan memiliki stroma yang sedikit padat dengan konfigurasi kelenjar sedikit berkelok.
Gambar 18. Konfigurasi Kelenjar
Dan Kepadatan Stroma
Pada Fase Proestrus
Kelompok Perlakuan
Pada fase estrus, kelompok control
mempunyai stroma longgar dengan
konfigurasi kelenjar yang berkelok-kelok.
Gambar 19. Konfigurasi
Kelenjar Dan Kepadatan Stroma
Pada Fase Estrus
Kelompok Control Tetapi pada
kelompok perlakuan, memiliki stroma yang
longgar dengan
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
konfigurasi kelenjar bulat tubular.
Gambar 20.
Konfigurasi Kelenjar Dan
Kepadatan Stroma Pada
Fase Estrus Kelompok Perlakuan
Hasil pengamatan untuk
lokalisasi kelenjar nuclear, tampak tidak
ada perbedaan antara kelompok control
dengan kelompok perlakuan. Pada fase
metestrus dan diestrus lokalisasi kelenjar nuclear terletak pada daerah basalis, dan pada fase proestrus dan estrus lokalisasi kelenjar nuclear pada daerah tepi atas. Tetapi pada estrus jumlah nuclear berinti lebih sedikit.
Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009.
Gambar 21. Lokalisasi Nuclear
Kelenjar
4.2. Pembahasan