Pembuatan Sediaan Histologi Endometrium

Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. kelompok perlakuan diberi MSG 6mggr BB + aquades 0,1cc, masing-masing terdiri atas 12 mencit betina. Mencit ditempatkan ke dalam kelompok secara random.

3.6. Pelaksanaan Penelitian dan Pengamatan

3.6.1. Pemberian Perlakuan Mencit betina berumur 10 hari ditimbang berat badannya dengan menggunakan timbangan kasar. Dua belas ekor mencit yang termasuk ke dalam kelompok perlakuan diberikan MSG 6 mggr berat badan dilarutkan dengan aquabidest 0,1ml. MSG ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik, kemudian MSG yang telah dilarutkan dengan aquadest 0,1 ml diberikan secara oral kepada mencit perlakuan dengan menggunakan jarum gavage. Sedangkan 12 ekor mencit lainnya hanya diberikan aquades dengan volume yang sama 0,1 ml. Perlakuan ini diulang kembali pada umur mencit 12, 14, 16 dan 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30 hari. Mencit tetap disusui induknya hingga usia sapih. Pada usia 21 hari mencit perlakuan dan kontrol dipisahkan dari induknya.

3.6.2. Pembuatan Sediaan Histologi Endometrium

Setelah usia 31 hari mencit perlakuan dan kontrol ditimbang berat-badan nya, dilakukan vaginal swab untuk mengetahui siklus estrusnya. Kemudian dieksekusi dengan cara dislokasi leher. Mencit dieksekusi saat berada pada Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. masing-masing siklus estrus, yaitu 3 ekor di eksekusi pada fase proestrus, 3 ekor pada fase estrus, 3 ekor pada fase metestrus dan 3 ekor pada fase diestrus. Kemudian abdomen dibuka, diambil uterus nya dengan hati-hati dengan cara menggunting tepat pada bagian istmus tuba fallopii kiri dan kanan yaitu bagian yang paling dekat dengan uterus, dan pada bagian ekor batas antara cervix dan uterus. Kemudian uterus dibersihkan dari seluruh ligamen yang melekat padanya. Selanjutnya uterus dibersihkan dari darah yang masih melekat, menggunakan kertas saring dengan satu kali tekanan. Kemudian berat uterus utuh ditimbang dengan menggunakan timbangan grade analitik dan selanjutnya dipisahkan antara tanduk uterus kiri dan kanan, kemudian segera dimasukkan kedalam botol yang berisi larutan fixative buffer formalin 10, direndam selama 12 – 24 jam Douglas W. Cromey, 2004. Botol yang berisi larutan fiksatif sebelumnya sudah diberi label untuk kedua kelompok pada setiap fase nya dan antara uterus kiri dan kanan. Sediaan histologi endometrium dibuat sebagai berikut; 1. Jaringan uterus yang sudah dipisahkan antara tanduk kiri uterus dengan tanduk kanannya difiksasi dengan larutan buffer formalin 10 2. Kemudian dipotong menjadi 3 bagian, yaitu caput, corpus dan cauda. 3. Jaringan yang sudah dipotong menjadi tiga bagian dimasukkan ke dalam cairan aceton selama 3 x 20manit. Berujuan untuk menghilangkan air yang melekat pada organ. Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 4. Kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 1 jam. Hal ini bertujuan untuk membersihkan organ dari aceton. 5. Parafin dipanaskan didalam oven 6. Organ dari xylol dimasukkan kedalam paravin oven selama 3 jam. 7. Kemudian parafin didinginkan didalam blok parafin sampai kering. 8. Setelah kering, parafin dipotong dengan menggunakan mikrotom putar setebal 5µ m, uterus kiri dipotong secara cross sectional dan uterus kanan secara longitudinal. 9. Hasil pemotongan dimasukkan kedalam water bath berisi aquabidest yang sudah dihangatkan sampai suhu 45°C - 50°C. 10. Objek glass diolesi dengan albumin Mayer untuk merekatkan sayatan organ ke objek glass. Dan sayatan yang berada di water bath diambil dengan menggunakan objek glass yang sudah diolesi dengan albumin mayer tersebut. 11. Sayatan yang sudah berada di atas objek glass dibiarkan kering selama 12 jam. 12. Setelah kering, dilakukan pewarnaan dengan menggunakan hematoksilin eosin. Sipahutar, 2009, Arief, 2007

3.6.3. Cara Melakukan Pewarnaan