Uterus Uterus mencit Mus-Musculus mempunyai bentuk yang berbeda dengan Histologi Endometrium

Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 36

2.4.7. Uterus Uterus mencit Mus-Musculus mempunyai bentuk yang berbeda dengan

uterus manusia. Uterus mencit mempunyai 2 buah tanduk dan 1 bagian ekor. Bentuk uterus menyerupai huruf ”Y” dengan tangkai yang sangat pendek. Bagian terbesar pada jaringan ini merupakan sebuah otot, dengan dinding terluar berbentuk longitudinal dan disusun oleh serat otot polos. Sedangkan dinding sebelah dalam berbentuk sirkular dan juga disusun oleh serat otot polos Rugh, 1968. Bagian yang membungkus uterus disebut dengan kolumnar epitelium, yaitu sejumlah kelenjar uterus yang berbentuk seperti spiral Rugh, 1968. Endometrium merupakan lapisan mukosa, yang terdiri dari lamina propria, serat epithelium, kelenjar uterus dan memiliki banyak pembuluh darah. Pada endometrium terdapat sel poridermal yang berukuran kecil, tetapi bila mencit dalam keadaan hamil, akan berubah menjadi sel desidua yang berukuran besar, tersusun membentuk plasenta Rugh, 1968. Myometrium, merupakan bagian peripheral, terdiri dari otot sirkular, sebuah lapisan yang berhubungan dengan jaringan, memiliki pembuluh darah dan pembuluh lymph, yang kemudian diakhiri oleh otot berbentuk longitudinal Rugh, 1968. Dinding uterus terluar ditutupi oleh sebuah membran serosa, yang berhubungan dengan tanduk uterus ke ligament Rugh, 1968. Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 37 Bagian ekor dan tanduk pada uterus mencit, hanya di pisah oleh sebuah septum yang terdiri dari otot longitudinal, dan berhubungan dengan jaringan. Elemen jaringan pada bagian ekor ini tidak mempunyai tempat bagi untuk peristiwa implantasi. Jaringan bagian ekor berbentuk kuboidRugh, 1968 Korpus uteri menyambung kedalam saluran vagina yang pendek tepatnya pada bagian pertengahan dorsal dan pertengahan sumbu dindang bagian ventral pada dinding vagina Rugh, 1968.

2.4.8. Histologi Endometrium

Endometrium merupakan lapisan mukosa yang melapisi rongga uterus. Endometrium berupa membran tipis, berwarna merah muda, menyerupai beludru, yang bila diamati dari dekat terlihat banyak sekali lubang-lubang kecil ; yaitu ostia kelenjar-kelenjar uterus. Akibat adanya perubahan siklus berulang yang terjadi selama masa reproduksi, ketebalan endometrium sangat berfariasi, yaitu 0,5mm – 5mm. Endometrium terdiri dari epitel permukaan kelenjar dan jaringan mesenkim antar kelenjar yang mengandung banyak pembuluh darah. Epitel permukaan endometrium terdiri dari selapis sel torak yang tinggi, bersilia dan tersusun rapat. Selama sebagian besar siklus endometrium, nukleus yang yang oval terletak dibagian bawah sel, namun tidak terlalu dekat ke membran basal seperti pada endoserviks. Sel-sel bersilia terletak pada potongan-potongan tersendiri. Arah gerak Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 38 silia pada tuba fallopii maupun uterus ternyata sama, yaitu mengarah kebawah ujung tuba yang mempunyai fimbria menuju osteo eksterna. Pada monograf klasik karangan Hitscmann dan Adler 1908, endometrium digambarkan terus menerus mengalami perubahan yang dikontrol oleh hormon pada tiap siklus ovarium, yaitu hormon estrogen, progesteron dan LH. Jaringan ikat endometrium diantara epitel permukaan dan miometrium adalah stroma mesenkim. Segera setelah menstruasi, stroma terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat dengan nukleus berbentuk oval dan kumparan, dengan sitoplasma yang sangat sedikit. Beberapa hari sebelum terjadi menstruasi, sel stroma biasanya membesar dan menjadi lebih vesikular, seperti sel-sel desidua dan bersamaan dengan itu terjadi infiltrasi leukosit difus.Cunningham et al., 2006 Perubahan histologis endometrium diinduksi oleh hormon-hormon steroid seks, terjadi mengikuti siklus ovarium setiap bulannya Cunningham et al., 2006. Pada fase proliferatif dini endometrium, dua pertiga endometrium stratum fungsionale luruh dan dikeluarkan sewaktu menstruasi. Reepitelisasi endometrium dan revaskularisasi berlangsung pada hari kelima menstruasi. Pada saat ini ketebalan mukosa endometrium kira-kira 0,5 mmJunqueira danCarneiro, 2007. Kelenjar endometrium masih berupa struktur tubular sempit dengan bentuk hampir lurus sejajar satu dengan lainnya, dengan pembuluh darah yang banyak dan tampak jelas, tetapi tidak terjadi ekstravasasi darah Cunningham et al., 2006. Pada fase Rosanti Muchsin : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit Mus Musculus L, 2009. 39 proliferatif lanjut, mukosa endometrium sudah lebih tebal, kira-kira mencapai 2-3 mmJunqueira danCarneiro, 2007. Hal ini terjadi karena hiperplasia kelenjar dengan bentuk yang berkelok-kelok dan semakin tinggi. Pada fase sekresi fase luteal dimulai setelah ovulasi dan dipengaruhi oleh hormon estrogen yang disekresi oleh korpus luteum. Perubahan histologi endometrium yang terjadi pada fase ini adalah kelenjar-kelenjar endometrium menjadi sangat berkelok-kelok, mukosa endometrium mencapai ketebalan maksimal, yaitu 5mm, yang diakibatkan oleh akumulasi sekret dan edema stroma Junqueira danCarneiro, 2007. Selain terjadi pertumbuhan mukosa dan kelenjar di endometrium, arteri spiralis di endometrium juga mengalami peningkatan ukuran panjang, bahkan lebih cepat dari pertumbuhan kelenjar, sehingga menyebabkan arteri spiralis ini menjadi semakin berkelok-kelok dan terkadang terjadi vasodilatasi Cunningham et al., 2006. Pada fase menstruasi kadar estrogen dan progesteron menurun dengan cepat, menyebabkan kontraksi pada arteri spiralis dan menyumbat aliran darah. Sehingga menyebabkan iskemi dan nekrosis dinding arteri dan lapisan fungsionalis endometrium. Hal ini menyebabkan terjadinya perdarahan yang diikuti dengan terlepasnya sebagian lapisan fungsional endometrium, dan sisa endometrium mengkerut akibat hilangnya cairan interstitial Junqueira danCarneiro, 2007.

2.5. Pengaruh MSG Terhadap Reproduksi