METODOLOGI PENELITIAN Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Tebing Tinggi

81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Umum Untuk mencapai suatu penelitian yang sistematis, terorganisir dan dapat berjalan secara efektif, efisien serta tepat sasaran, diperlukan suatu metode penelitian yang didalamnya memuat proses rencana dan pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian dan termasuk tata cara penyelesaian sehingga tiap-tiap bagian memiliki keterkaitan satu dengan yang lain secara berurutan dengan demikian diharapkan hasil akhir yang baik sehingga mendapatkan nilai yang maksimal. III.2 Lokasi Penelitian Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Pemerintah Kota dari 24 kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara. Berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan ibukota Propinsi Sumatera Utara serta terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu yang menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera melalui Lintas Diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi – Pematangsiantar – Parapat – Balige - Siborong-borong. Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3°16’ - 3°22’ Lintang Utara dan 99°7’- 99°11’ Bujur Timur denganbatas – batas : • Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. • Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara 82 • Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. • Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan letak geografisnya Kota Tebing Tinggi beriklim tropis. Ketinggian 26-34 meter di atas permukaan laut dengan topografi mendatar dan bergelombang. Temperatur udara dikota ini relatif sedang yaitu berkisar 250 – 270 C. Sebagaimana kota di Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi mempunyai dua musim, penghujan dan kemarau dengan jumlah curah hujan sepanjang tahun rata-rata 1.776 mmtahun dengan kelembaban udara 80 - 90. III.2.1 Wilayah dan Pemerintahan Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota tebing Tinggi yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis. Luas wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 3.843,8 hektar 38,438 km2 dengan jumlah penduduk 145.248 jiwa BPS 2010. Secara administratif Kota Tebing Tinggi dibagi menjadi 3 tiga kecamatan dengan 27 dua puluh tujuh kelurahan. Luas kecamatan dan kelurahan se-Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 3.1 Luas Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Tebing Tinggi Kecamatan Kelurahan Luas Km² Rasio terhadap Luas Kecamatan Rasio terhadap Luas Kota Tebing Tinggi

1. Padang Hulu 12,069

100 31,40 Pabatu 2,660 22,04 6,92 Lubuk Baru 2,420 20,05 6,30 Persiakan 0,902 7,47 2,35 Bandarsono 1,397 11,58 3,63 Mandailing 0,242 2,01 0,63 Pasar Baru 0,282 2,34 0,73 Tualang 1,132 9,38 2,95 Pasar Gambir 0,334 2,77 0,87 Durian 1,404 11,63 3,65 Pelita 1,296 10,73 3,37

2. Rambutan 13,726

100,00 35,71 Bulian 1,501 10,93 3,90 Pinang Mancung 1,630 11,87 4,24 Berohol 2,466 17,97 6,42 Karya Jaya 2,292 16,70 5,96 Bandar Sakti 0,781 5,69 2,03 Bandar Utama 0,980 7,14 2,55 Badak Bejuang 0,433 3,15 1,13 Sri Padang 0,613 4,47 1,59 Rantau Laban 0,998 7,27 2,60 Lalang 0,897 6,54 2,33 Tanjung Marulak 1,135 8,27 2,96

3. Padang Hilir 12,643

100,00 32,89 Bagelen 2,537 20,06 6,60 Tebing Tinggi 4,550 35,99 11,84 Rambung 0,722 5,371 1,88

T. Tinggi Lama 0,480

3,80 1,25 Satria 0,589 4,66 1,53 Tambangan 3,765 29,78 9,79 Kota Tebing Tinggi 38,438 100,00 Universitas Sumatera Utara 84 III.3 Langkah Kerja Penelitian Garis besar langkah kerja penelitian ini meliputi : 1. Penentuan tujuan penelitian, yaitu : a. Menganalisa karateristik kecelakaan lalu lintas pada periode 2007-2011 b. Menganalisa daerah rawan kecelakaan lalu lintas di Kota Tebing Tinggi c. Menganalisa biaya kecelakaan lalu lintas pada periode 2007-2011 2. Metode yang digunakan, yaitu : a. Metode Karateristik, digunakan untuk menganalisa karateristik kecelakaan b. Metode Frekuensi, digunakan untuk menganalisa daerah rawan kecelakaan c. Metode Tingkat Kecelakaan, digunakan untuk mengetahui tingkat kecelakaan dan menganalisa daerah rawan kecelakaan. d. Metode Gross Output , digunakan untuk menganalisa biaya kecelakaan lalu lintas pada periode 2007-2011 3. Penentuan lokasi penelitian, yaitu hanya pada ruas jalan di Kota Tebing Tinggi 4. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni sebagai berikut : a. Proses karateristik kecelakaan mengunakan data laporan kecelakaan lalu lintas, meliputi data jumlah kecelakaan perbulan selama 5 tahun, mulai tahun 2007 – 2011. b. Proses daerah rawan kecelakaan mengunakan data geometrik, meliputi data kondisi jalan antara lain panjang jalan, jumlah jalur, jumlah lajur, dan median. Data volume lalu lintas, meliputi data lalu lintas harian rata-rata LHRT. Universitas Sumatera Utara 85 c. Proses biaya kecelakaan mengunakan data laporan kecelakaan lalu lintas, meliputi data jumlah kecelakaan perbulan selama 5 tahun, mulai tahun 2007 – 2011. 5. Pengolahan data a. Ekstraksi data menurut kebutuhan yang diperlukan sesuai metode yang digunakan. b. Pengelompokan data menurut kebutuhan yang diperlukan sesuai metode yang digunakan. 6. Analisa dan pembahasan. 7. Kesimpulan dan saran. Tahapan penelitian ini secara ringkas diperlihatkan pada gambar 3.1 Universitas Sumatera Utara 86 Metode yang digunakan: 1. Metode Karateristik 2. Metode Frekuensi 3. Metode Tingkat Kecelakaan 4. Metode Gross Output Proses Biaya Kecelakaan Proses Daerah Rawan Kecelakaan Penentuan Tujuan : 1. Menganalisa karakteristik kecelakaan 2. Menganalisa daerah rawan kecelakaan 3. Menganalisa biaya kecelakaan 3. Pengumpulan Data Proses Karateristik Kecelakaan Data Sekunder : 1. Data kecelakaan lalu lintas perbulan Data Sekunder : 1. Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas Data Primer : 1. Volume lalu lintas harian rata-rata LHR Data Sekunder : 1. Data kecelakaan lalu lintas 2. Data ruas jalan Data Sekunder : 1. Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas pertahun 2. Data jumlah kecelakaan lalu lintas pertahun Penentuan Lokasi A B C D Dengan menggunakan Metode Frekuensi Dengan menggunakan Metode Tingkat Kecelakaan Dengan menggunakan Metode Karateristik Dengan menggunakan Metode Gross Output Universitas Sumatera Utara 87 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Hasil : 1. Karateristik kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun 2. Lokasi daerah rawan kecelakaan 3. Biaya kecelakaan selama 5 tahun Pengolahan Data A B C D Pengolahan Data Pengolahan Data Pengolahan Data Kesimpulan Dan Saran Analisis Universitas Sumatera Utara 88 III.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Satlantas Polresta Tebing Tinggi. Data sekunder yang akan dianalisa adalah data dengan time series 5 tahun yaitu pada tahun 2007 s.d 2011. Data ini antara lain : 1. Data kecelakaan lalu lintas Data kecelakaan lalu lintas merupakan data yang berisi catatan kejadian-kejadian kecelakaan dan laporan bulanan kecelakaan yang dikumpulkan setiap tahunnya. Jenis data kecelakaan lalu lintas yang diperoleh dari kantor Satlantas ini berisi catatan mengenai : a. Jumlah kecelakaan berdasarkan waktu kejadian b. Jumlah kecelakaan berdasarkan lokasi kejadian c. Jumlah kecelakaan berdasarkan tipe kecelakaantipe tabrakan d. Jumlah kecelakaan berdasarkan umur dan jenis kelamin e. Jumlah kecelakaan berdasarkan jenis korban, dan sebagainya yang dapat dilihat pada analisa data pada bab berikutnya. 2. Data geometrik jalan Data geometrik jalan merupakan data kondisi jalan. Data ini meliputi jumlah lajur, lebar jalur, lebar median, lebar bahu, dan panjang jalan. 3. Data volume lalu lintas harian rata-rata tiap tahun. Universitas Sumatera Utara 89

BAB IV ANALISIS DATA