59
pengemudi,selain itu besar huruf dan warna serta bentuk dari rambu juga harus diperhatikan.
Terkadang terdapat kasus dimana rambu lalu lintas diletakkan tidak sesuai dengan kebutuhan dan di tempat yang kurang tepat. Misalnya rambu peringatan
adanya tikungan diletakkan tepat di tikungan yang dimaksud sehingga terkesan tidak berguna karena pengemudi sudah mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu
penempatan rambu yang tepat sangat diperlukan dalam rangka program prevensi kecelakan.
Jalan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan antara lain dapat dilihat: a. Kerusakan pada permukaan jalan adanya lubang yang sulit dikenali oleh
pengemudi. b. Konstruksi jalan yang rusak atau tidak sempurna misalnya letak bahu
jalan terlalu rendah terhadap permukaan jalan. c. Geometrik jalan yang kurang sempurna misalnya derajat
kemiringansuperelevasi yang terlalu kecil atau terlalu besar pada belokan. Disamping bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh “geometric design” dan
“konstruksi jalan” faktor lingkungan jalan bisa juga mempunyai andil dalam menyebabkan kecelakaan Robertus dan Sadar,2007.
II.3.4 Lingkungan
Menurut Aditomo 2002 faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Diantaranya adalah kendaraan berhenti, penyeberang jalan, asap kendaraan, asap lingkungan, hewan, dan benda asing di jalan
misalnya paku, batu besar, dan pecahan kaca. Benda asing tersebut sangat
Universitas Sumatera Utara
60
membahayakan terutama bila benda tersebut bentuknya tajam dan mudah membocorkan ban. Apabila paku mengenai kendaraan yang berjalan dengan
kecepatan tinggi, maka ban kendaraan tersebut akan langsung pecah dan menyebabkan kendaraan akan kehilangan kendali.
Sejalan dengan hal diatas Widyasih 2003 mengatakan bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Diantaranya adalah kendaraan berhenti, penyebrang jalan, asap kendaraan, asap lingkungan, hewan, dan benda asing di jalan.
Kendaraan yang tidak berhenti pada tempat yang sudah disediakan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Benda-benda asing juga dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas, misalnya: paku, batu, dan lain-lain. Benda-benda ini sangat membahayakan terutama bila benda tersebut berbentuk tajam atau mudah
membocorkan ban. Bila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tinggi dan mengenai paku yang ada di jalan, maka ban kendaraan tersebut akan meletus dengan
tiba-tiba. Keadaan seperti biasanya tidak dapat dikendalikan oleh pengemudi. Asap tebal yang terdapat di jalan, baik asap kendaraan maupun asap
lingkungan pembakaran sampahrumput di pinggir jalan, juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Asap tebal dapat menghalangi pandangan
pengemudi, sehingga tidak dapat melihat jalan maupun kendaraan lain yang berada di depannya.
Kondisi tata guna lahan, kondisi cuaca dan angin serta pengaturan lalu – lintas adalah beberapa komponen dari lingkungan yang berpengaruh terhadap
terjadinya kecelakaan. Lingkungan jalan yang kurang memadai mengakibatkan kenyamanan dari pengemudi menurun, sehingga kemampuan dalam mengendalikan
Universitas Sumatera Utara
61
kendaraan akan menurun pula. Lingkungan di sekitar jalan, misalnya daerah permukiman, peternakan, pembakaran ladang dan jerami dapat menjadi penyebab
kecelakaan lalu lintas, khususnya untuk jalan dengan kecelakaan kendaraan tinggi. Menurut Robertus dan Sadar 2007 ada empat faktor dari kondisi lingkungan
yang mempengaruhi kelakuan manusia sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, yaitu :
a. Penggunaan tanah dan aktifitasnya, daerah ramai, lengang, dimana secara reflek pengemudi akan mengurangi kecepatan atau sebaliknya.
b. Cuaca, udara dan kemungkinan – kemungkinan yang terlihat misalnya pada saat kabut, asap tebal, hujan lebat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi jarak
pandang pengemudi. c. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan, adanya rambu – rambu lalu lintas, lampu
lalu lintas dan marka lalu lintas. d. Arus dan sifat lalu lintas, jumlah, macam dan komposisi kendaraan akan sangat
mempengaruhi kecepatan perjalanan.
II.4 Indikator Keselamatan Lalu Lintas