2. Asset Shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara apabila asset bank dapat dengan cepat dirubah dalam bentuk asset lain yang lebih liquid sesuai
dengan kebutuhan bank, seperti surat berharga. 3. Doctrine of Anticipated income theory, likuiditas dapat dipelihara meskipun
bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik daan betul-betul disesuaikan
dengan pendapatan dari debiturnya.
2.3.2. Return on Assets ROA
Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Rivai, et
al., 2007:720. Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank yang pada akhirnya dapat mencerminkan keberlanjutan kinerja keuangan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya laba berdasarkan Return on Assets ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat Dendawijaya, 2009:120. Return on Assets ROA sangat penting
bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Tujuannya adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih Total Aktiva
ROA = x 100
Universitas Sumatera Utara
Return on Assets ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total assets. ROA digunakan sebagai indikator performance
atau kinerja bank. Semakin tinggi ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan aset.
2.3.3. Capital Adequecy Ratio CAR
Permodalan Capital Adequacy menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank
dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Capital Adequecy Ratio
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain
ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang, dan lain-
lain Dendawijaya 2009:121. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap
kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Modal Bank
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia No.
1015PBI2008 pasal 2 ayat 1, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank CAR =
x 100
Universitas Sumatera Utara
minimal 8 dari asset tertimbang menurut resiko ATMR. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional
berdasarkan Standar Bank for International Settlement BIS.
2.3.4. Non Performing Loan